Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Untuk apa sensor

Oleh

image-gnews
Iklan
MUNGKIN namanya Pepsi Paloma. Mungkin Coca Chiquita. Mungkin filmnya bernama Virgil People, mungkin Lady Chatterly in Tokyo. Masing-masing tidak begitu penting. Tapi ini terjadi di Filipina, sebuah negeri yang seakan diciptakan dari novel, di mana ada seorang kardinal dan seorang wanita megah bagaikan maharani. Dan sebuah kontroversi. Kita tahu cerita itu. Di Manila ribuan lelaki antre dan berdesak menonton di lebih 100 bioskop. Mereka terbelalak, atau terhenyak, menyaksikan wanita-wanita yang diberi nama seperti es krim dan dipromosikan seperti es krim memikat dan sekaligus cepat meleleh. Di layar putih, Pepsi Paloma bermain cinta dalam berahi tanpa tekstil. Pada suatu pekan yang hangat, film-film ini memang diputar dalam keadaan sonder sensur. Manila sedang perlu ongkos. Sebuah festival film sedang diselenggarakan. Tahun lalu festival seperti itu begitu mewahnya (dan diongkosi pemerintah) hingga Bank Dunia ikut mengecam. Kini, dengan utang bertumpuk, dan resesi mendesak, Manila harus cari akal lain . . . untuk foya-foya yang tidak terlalu lain. Karena itulah Imelda, wanita paling berkuasa di seluruh Republik, gubernur metropolitan dan anggota-kabinet, nyonya presiden dan pelindung kebudayaan negeri, mengambil langkah yang praktis. Festival harus tidak dibiayai dana pemerintah, tapi dari hasil penjualan karcis bioskop. Toh kita juga bertujuan cari dana untuk orang cacat .... Dan itu berarti gambar hidup harus laris. Dan itu berarti Pepsi Paloma atau Coca Chiquita harus dibiarkan bebas, tampil, bugil. Dan sensur libur. Syahdan pemimpin Gereja Katolik Filipina yang terkenal itu pun bertanya: haruskah suatu generasi dibiarkan lumpuh moral, hanya buat meringankan ongkos mereka yang pernah hidup nyaman? Seks memang selalu mencemaskan . . . bukan cuma bagi Kardinal Sin. Karena itulah lahir tabu. Karena itulah para orang tua selalu ingin hidup di zaman Ratu Victoria Inggris, ketika Koo Stark belum-dibiarkan main adegan ranjang dan memikat Pangeran Andrew. Karena itulah rezim kiri atau kanan, di Tiongkok atau di Saudi, di Seoul atau di Teheran, sama-sama berteriak 'awas' bagi yang erotis, seperti mereka pun 'awas' kepada yang komunis atau kapitalistis. Lalu lahirlah sensur. Dan tiap sensur memang berasumsi, bahwa orang lain yang di luar itu (yang tak beruntung jadi anggota sensur) adalah bodnh serta lemah. Mereka harus dijaga. Tiap sensurpun pada dasarnya punya niat yang baik dan menjengkelkan: melindungi. Apa hasil perlindungan itu, sebenarnya tak terbukti benar. Seks dan syahwat toh konon tak berhenti membikin dosa di Beijing ataupun Ryadh. Tapi itu tak berarti bila Emanuelle atau Deep Throat bebas ditonton di sana, hal yang lebih buruk tak akan terjadi. Betapa pun juga menyedihkan benar bahwa 'mendidik' sering dianggap sama dengan 'melindungi'. E.T. sebuah film anak-anak, dilarang buat yang di bawah 13 tahun di Swedia. Max Havelaar, sebuah film antikolonialisme, dilarang buat bekas koloni di Indonesia. Maka mungkin Imelda Marcos benar, ketika ia di Manila berkata, bahwa 'pemuda yang sudah disuntik dengan sikap dan nilai yang patut', tak akan hancur oleh satu dua 'film yang berani'. Masalahnya kemudian, adakah Pepsi Paloma memang berani, tak rikuh serta risi. Ia membuka pakaian dengan perlindungan seorang gubernur yang membutuhkan uang. Ia tak menggugat apa-apa. Seksualitas memang bisa merupakan ekspresi pembebasan, dari kekuasaan yang sok suci dan suka mengawasi. Tapi di Manila? Apakah yang hendak dibebaskan dengan jual es krim?
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

14 hari lalu

Ilustrasi menonton pornografi. Shutterstock
Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

Kecanduan pornografi meningkat di masa pandemi Covid-19 bahkan anak yang masih kecil pun sudah terpapar.


Anak Hobi Bermain Game, Orang Tua Diminta Perhatikan Ratingnya

15 hari lalu

Ilustrasi anak bermain game online (pixabay.com)
Anak Hobi Bermain Game, Orang Tua Diminta Perhatikan Ratingnya

Orang tua diminta mengawasi anak ketika bermain game dengan memperhatikan rating atau klasifikasi yang tertera sesuai usia anak.


Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

38 hari lalu

M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.


Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

39 hari lalu

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024.TEMPO/AYU CIPTA
Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.


Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

39 hari lalu

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024. TEMPO/AYU CIPTA
Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.


Wawancara Eksklusif Shobur Pelaku Utama Jaringan Video Porno Anak: Tutup Lembaran Hitam

39 hari lalu

M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
Wawancara Eksklusif Shobur Pelaku Utama Jaringan Video Porno Anak: Tutup Lembaran Hitam

Berawal dari main game online dan membelikan makanan, Shobur merekrut anak-anak untuk menjadi pemain video porno. Peminatnya dari luar negeri


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

40 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


5 Terdakwa Pembuat Ribuan Video Porno Anak Jalani Persidangan di PN Tangerang

59 hari lalu

Tiga dari lima terdakwa  kasus video pornografi jaringan internasional  menjalani sidang yang digelar Pengadilan Negeri Tangerang  dari dalam Lapas  Pemuda Tangerang. Sidang digelar tertutup dan dalam jaringan (daring), Senin 26 Februari  2024. FOTO:  Dokumen Kalapas Pemuda Tangerang
5 Terdakwa Pembuat Ribuan Video Porno Anak Jalani Persidangan di PN Tangerang

Para terdakwa pembuat video porno anak itu menjual ribuan video hingga ke jaringan internasional.


Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

24 Februari 2024

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024. TEMPO/AYU CIPTA
Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan sebanyak 3.870 video dan 1.245 foto bermuatan pornografi anak laki-laki.


X Blok Pencarian Taylor Swift dan Taylor Swift AI

29 Januari 2024

Penyanyi dan penulis lagu Taylor Swift tampil di sampul majalah Time edisi
X Blok Pencarian Taylor Swift dan Taylor Swift AI

Taylor Swift AI menjadikan artis penyanyi terkenal di dunia itu korban terkini dari perkembangan produk pornografi bangkitan AI.