Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buku!

image-profil

image-gnews
Iklan

Bandung Mawardi,
Saudagar Buku

Buku adalah senjata melawan ketakutan dan merawat kewarasan. Film The Book Thief dengan sutradara Brian Precival, berdasarkan novel garapan Markus Zusak, mengisahkan kebermaknaan buku bagi bocah saat berlangsung Perang Dunia II. Di Jerman, kaum Nazi sering mengadakan upacara pembakaran buku di ruang publik. Si bocah bernama Liesel melihat dengan sedih dan marah. Seusai upacara, si bocah nekat mengambil sebuah buku dalam kondisi masih berasap dan terbakar di bagian pinggir. Bocah pulang ke rumah bersama buku, mendapati keajaiban meski rawan dihukum oleh kaum Nazi. Ketakutan dilawan dengan buku.

Di Indonesia, bocah-bocah juga mendapati buku sebagai keajaiban, sejak abad XVIII. Buku memicu keberanian menghadapi perubahan zaman, menaruh ketakutan di tepian sejarah. Buku-buku tercetak diperkenalkan oleh bangsa-bangsa asing. Buku mengendarai kapal, bergerak di atas lautan, melintasi negeri demi negeri. Nusantara turut berubah dengan kehadiran buku.

Buku pun menentukan nasib bocah-bocah di Nusantara. Christantiowati (1996) mencatat bahwa buku-buku bacaan bocah memuat maksud hiburan, pengajaran agama, moral, dan intelektualitas. Ketakjuban atas buku memberi rangsangan modernisasi. Dunia ada di dalam buku. Pada 1881, bocah-bocah di Nusantara mendapati cerita agung berjudul Lelampahanipoen Robinson Crusoe berdasarkan saduran A.F. Van de Wall, diterjemahkan ke bahasa Jawa oleh Mas Ngabehi Reksa Tenaja.

Sejarah Nusantara tak melulu berisi tentang perebutan kekuasaan, perang, persaingan dagang, dan eksploitasi rempah. Buku termasuk membentuk dan mempengaruhi sejarah. Bermula dari buku, bocah-bocah bergerak ke ambisi kemodernan. Buku mengubah Nusantara. Adegan membaca mengartikan kesadaran berubah ke arah "kemadjoean". Buku menjadi modal pemodernan, mengajak bocah-bocah mengimajinasikan dunia dengan huruf-huruf. Gairah aksara dan agenda literasi memicu kemunculan ide-ide transformatif. Bagi bocah, buku adalah berkah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, buku-buku perlahan asing bagi bocah. Sistem pendidikan merenggangkan bocah dengan buku. Pengertian buku adalah buku pelajaran dan buku-buku latihan soal ujian. Buku bacaan dipinggirkan oleh buku-buku bermuatan misi "kecerdasan". Nasib ditentukan oleh ketekunan membaca buku pelajaran, sejak SD sampai SMA. Dominasi buku pelajaran dilengkapi dengan buku-buku materi perkuliahan saat angan bernasib baik bergantung pada ijazah dari perguruan tinggi. Buku tak lagi menimbulkan ketakjuban. Buku adalah "teror" dan "imperatif".

Kita tak usah terkejut jika mendapati laporan bahwa murid dan mahasiswa di Indonesia tak memiliki kebiasaan membaca buku-buku untuk penghiburan, pencerahan, pemartabatan. Selama sekolah dan kuliah, daftar buku bacaan selalu rendah. Kenikmatan membaca buku biografi, novel, puisi, dan cerpen digantikan oleh dominasi materi pelajaran dan perkuliahan.

Kita pantas mengingat puisi berjudul Buku gubahan Ramadhan K.H., berisi ketakjuban membaca buku: "Menikmati huruf-huruf, merasuk dalam hatiku." Joko Pinurbo dalam puisi berjudul Ibuku mengingatkan: "Buka hidupmu dengan buku." Hidup bersama buku berarti hidup dengan suluh huruf, bahasa, ide, imajinasi. Buku tak melulu berurusan dengan ujian. Buku membuktikan derajat keadaban dan kesanggupan menjadi manusia berliterasi. Oh, buku....*

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

54 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

8 Desember 2023

Ilustrasi membacakan buku untu bayi. Bisnis.com
Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

Dokter anak mengatakan orang tua perlu meluangkan waktu membaca bersama anak untuk perkembangan literasi awal dan menumbuhkan minat baca anak.


Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

6 Desember 2023

Ilustrasi anak mengerjakan soal/matematika. Shutterstock
Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

Keterampilan matematika dan membaca remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara pasca-Covid-19.


Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

6 Desember 2023

ilustrasi belajar matematika (pixabay.com)
Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

Matematika dan keterampilan membaca pada remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.


BBW Books Gelar Pesta Buku Akhir Tahun, Uli Silalahi: Jadikan Membaca Sebagai Gaya Hidup Keluarga

1 Desember 2023

Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi/BBW Books
BBW Books Gelar Pesta Buku Akhir Tahun, Uli Silalahi: Jadikan Membaca Sebagai Gaya Hidup Keluarga

Pengalaman memburu buku harapannya jadi lebih berkesan dan menarik bagi keluarga dan sahabat, di pesta buku akhir tahun Big Bad Wolf.


Efisien dan Cerdas, Ini 8 Gaya Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Lebih Simpel

10 Oktober 2023

Orang-orang bersulang bersama saat mereka berpiknik di bawah pohon sakura di taman Ueno di Tokyo, Jepang, 21 Maret 2023. Piknik bersama di bawah pohon sakura yang sedang mekar merupakan tradisi di Jepang. REUTERS/Androniki Christodoulou
Efisien dan Cerdas, Ini 8 Gaya Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Lebih Simpel

Gaya hidup orang Jepang dikenal efektif dan efisien.


Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

11 September 2023

Pada 1911 bersama Dewi Sartika, Lasminingrat mendirikan sekolah perempuan bernama Sekolah Kautamaan Puteri. Karena kontribusinya yang besar terhadap pendidikan di Tanah Air dan menjadi tokoh intelektual perempuan pribumi, Lasminingrat dijuluki sebagai tokoh perempuan 'Sang Pemula' . Wikipedia dan Jogjaprov.go.id
Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

Dewi Sartika memberikan kesempatan kepada para anak pembantu bagaimana rasanya sekolah dan belajar baca tulis. Sesuatu yang mustahil saat itu.


Pembelajaran yang Diperlukan Anak Usia Dini, Bukan Calistung

23 Juni 2023

Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pembelajaran yang Diperlukan Anak Usia Dini, Bukan Calistung

Pendidikan anak usia dini rentangtidak diwajibkan bisa calistung karena di usia itu fase bermain untuk pembentukan karakter dan kemampuan kognitif.


Segelas Kopi Gratis di Kedai Buku Semut Alas

13 Juni 2023

T.S. Hendra Prasetya K alias Hendro, pemilik Kedai Buku Semut Alas di Kota Malang pada Senin, 5 Juni 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Segelas Kopi Gratis di Kedai Buku Semut Alas

Pendirian Kedai Buku Semut Alas dilatarbelakangi oleh kesusahan Hendro mendapatkan buku humaniora dan sosial politik alternatif bertema kritis.