Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lukisan derita

Oleh

image-gnews
Iklan
TUBUH wanita itu meregang, putih, kaku. Mati. Suaminya memeluknya dengan kedua tangan - dengan kepala yang ia lekatkan ke dada Almarhumah. Seolah ia ingin menahannya jangan pergi. Kita tak tahu apakah lelaki itu menangis. Tapi kita tahu - dari genggaman jari-jarinya, dan lekuk matanya yang dalam, dari mulutnya yang sedikit mencong - penderitaan apa yang menghantamnya. Buruh miskin yang kehilangan teman hidup Wanita proletar yang putus asa di depan baymya yang sakit. Pekerja yang kepalanya terjatuh, capek, di meja di dekat lampu. Jika Tuan belum pernah menyaksikan kemiskinan, jika Tuan tak pernah menengok buruh-buruh bangunan yang jongkok di tepi jalan Jakarta hingga jauh malam, lihatlah gambar-gambar Kathe Kollwitz. Pelukis wanita itu membuat sketsa hitam-putih yang paling muram dalam sejarah seni rupa, tentang kemelaratan di Eropa di akhir abad ke-18. "Sepanjang hidupku," demikian tulisnya, "aku meneruskan suatu percakapan dengan maut." Maut memang satu-satunya alternatif bagi mereka yang hidup dengan nafkah yang terhimpit. "Hidup Bebas, atau Mati!" Vivre Libre, ou Mourir! Itulah slogan yang tertulis pada poster Komune Paris 1871. Ketika itu? orang-orang miskin yang marah menguasai ibu kota Prancis selama 62 hari, dan Sungai Seine jadi merah. Ada 25.000 orang yang tewas di jalan-jalan dalam bentrokan antara revolusi dan kontrarevolusi. Pilihan memang seakan dibikin terbatas. Orang-orang miskin Kota Paris telah mengalami bagaimana rasanya ketika kota itu dikepung tentara Jerman selama empat bulan sampai akhir Januari 1871. Ada 150.000 biri-biri, 24.000 sapi, dan 6.000 babi yang disiapkan untuk penduduk selama pengepungan itu, tapl ternyata tak cukup. Kuda pun mulai dimakan, gajah di kebun binatang telah ditembak, dan tiap penduduk dijatah 120 gram daging buat tiga hari yang dingin. Tapi itu cuma teori. Orang kaya tetap bisa mengunjungi restoran dan memesan daging kambing bakar yang enak. Si miskin makan tikus. Para borjuis Paris rupanya, memang lupa bahwa Eropa sedang penuh oleh tanda-tanda zaman. Beberapa tahun sebelumnya, 1848, Karl Marx toh telah mengumumkan Manifesto Komunis-nya. Di London, Mikhail Bakunin tiba, setelah melarikan diri dari Siberia, pada 1861. Anarkis besar ini ingin menghancurkan segala-galanya seraya mengutip Proudhon: "Milik adalah hasil curian." Tapi bukankah hari kemakmuran sedang mendekati? Bukankah, menurut statistik yang disusun kemudian hari, antara tahun 1870 dan 1900 upah nyata para buruh naik sampai 50%? Kenapa justru pekerja Paris demikian marah - dan meletupkan pember ontakan yang bahkan bikin kaget Karl Marx sendiri ? "Manusia harus hidup untuk sesuatu yang lebih baik," kata Maxim Gorky. Bahwa ternyata kemudian "sesuatu yang lebih baik" itu terlepas lagi, agaknya, bukan alasan untuk mencemooh impian orang yang tiap hari diludahi kemiskinan. Banyak hal misalnya yang menggelikan selama Paris dikuasai Komune 62 hari. Tapi para pemberontak itu toh bersedia mati dan sanggup bertahan tujuh hari dari serangan balik pasukan pemerintah: suatu heroisme yang, betapa pun konyolnya, tetap suatu heroisme. Untuk suatu impian. Mungkin itulah satu-satunya makna yang tinggal jika kini orang berbicara untuk sosialisme. Makna yang lain kian kabur, ketika di masa ini sosialisme ternyata hanya melahirkan birokrasi besar yang menindih manusia. Makna yang bahkan hilang, ketika "kediktatoran kaum buruh" ternyata hanya jadi "kediktatoran terhadap kaum buruh". Sosialisme mungkin tokoh yang telah mati, seperti kata Peter Berger. Tapi ia bisa punya roh, ia punya hantu. Ia akan menampakkan diri dan menggamit kita di antara warna hitam-putih lukisan derita Kathe Kollwitz. Maka, jika Tuan belum pernah menyaksikan kemiskinan, lihatlah gambargambar itu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

2 menit lalu

Burj Khalifa dilihat dari Sky Views Edge Walk Dubai, Emaar Square Area Downtown Dubai, pada Sabtu, 23 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.


Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

5 menit lalu

Seorang wanita menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilu tahap kedua, di Jodhpur, di negara bagian gurun Rajasthan, India, 26 April 2024. REUTERS/Stringer
Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

Narendra Modi berusaha memenangi Pemilu India untuk masa jabatan ketiga berturut-turut didukung oleh nasionalisme Hindu dan popularitas pribadinya.


Cara Beli Tiket Proliga 2024 di PLN Mobile dan Harganya

7 menit lalu

Pevoli putri Jakarta Pertamina Enduro Giovanna Milana(kanan) melakukan smes ke arah pevoli putri Bandung bjb Tandamata Ratna Sanger (tengah) dan Agustin Wulandhari (kiri) saat pertandingan Proliga 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Kamis 24 April 2024. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Cara Beli Tiket Proliga 2024 di PLN Mobile dan Harganya

Simak cara beli tiket Proliga 2024 melalui aplikasi PLN Mobile.


Respons PKS soal PKB dan NasDem Merapat ke Prabowo-Gibran

8 menit lalu

Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi ditemui usai mengikuti Rapat Pleno Terbuka Penetapan Hasil Pemilu Tahun 2024 secara Nasional di Kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Respons PKS soal PKB dan NasDem Merapat ke Prabowo-Gibran

Begini respons PKS soal PKB dan NasDem yang merapat ke Prabowo-Gibran. Padahal sebelumnya, mereka sama-sama berada di Koalisi Perubahan.


Beroperasi Sejak 2021, 4 Tersangka Judi Online di Depok Raup Omzet Rp 30 Miliar

8 menit lalu

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menangkap empat orang tersangka judi online di sebuah rumah di kawasan Tapos, Cimanggis, Depok, 23 April 2024.
Beroperasi Sejak 2021, 4 Tersangka Judi Online di Depok Raup Omzet Rp 30 Miliar

Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap 4 tersangka judi online di sebuah rumah di kawasan Tapos, Cimanggis, Depok, 23 April 2024.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 menit lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

12 menit lalu

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggalang dukungan internasional untuk mewujudkan perluasan kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta hektare (ha) atau setera 30 persen luas laut perairan Indonesia pada tahun 2045.


Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

17 menit lalu

Nirina Zubir mendapatkan kembali sertifikat tanah milik keluarganya yang sempat dikuasai oleh mafia tanah, Selasa, 13 Februari 2024. Foto: Instagram/@nirinazubir_
Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

21 menit lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Pelaku Perampas HP Pelajar di Depok Diduga untuk Pesta Narkoba dan Bayar Kontrakan

23 menit lalu

Pelaku perampas HP pelajar di Depok, Nickola Ahmad (19 tahun) dan Wahyu Asbullah (tengah, 21 tahun) di Polres Metro Depok.
Pelaku Perampas HP Pelajar di Depok Diduga untuk Pesta Narkoba dan Bayar Kontrakan

Nickola Ahmad (19 tahun) dan Wahyu Asbullah (21 tahun) mengaku merampas HP pelajar di Depok diduga untuk pesta narkoba dan bayar kontrakan.