Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjelang pergantian abad

Oleh

image-gnews
Iklan
JUMLAH mereka puluhan. Di hari hujan mereka tetap saja menunggu di tepi jalan. Gelap sudah mendarat di Jakarta -- juga di tikungan dekat lapangan terbang internasional itu. Cahaya (dari mobil dan tiang lampu merkuri) dibiaskan kembali oleh air di aspal trotoar -- untuk kemudian ditimpa lagi oleh bayang-bayang tubuh mereka. Yang puluhan. Mereka menunggu. Sampai malam mereka menunggu. Mereka berdiri atau terpisah-pisah, dalam kelompok dua atau tiga orang. Ada yang berjongkok di lidah semen dan rumput yang memisahkan kedua jurusan jalan besar itu. Ada yang berbaring. Ada yang bersandar di pokok-pokok akasia yang lembek, yang ditanam kotapraja berjajarjajar itu -- selama berjam-jam. Anak kecil dalam mobil yang keluar dlri gerbang airport itu melihat mereka .lan takjub. "Papa," katanya dalam bahasa Jerman, karena ia dilahirkan dan dibesarkan di sana, dan baru kali itu melihat tanahair bapaknya, "papa, apakah mereka sedang mogok?" Papanya bertanya, "Siapa, Abie?" "Itu, papa -- orang-orang itu. Di tepi jalan itu. Apakah Indonesia sedang dilanda pemogokan?" Papanya melihat ke arah kanan. Orang-orang bermuka hangus, berbaju kuyup dan memegang skop, memang nampak seperti buruh-buruh kasar yang sedang menolak bekerja. Pemogokan? Begitu menyolok di jalanan, di negeri ini? Pasti bukan, pikir si bapak. Tapi ia sendiri pun sudah lama tak pulang dari Eropa ia tak tahu mengapa orang-orang itu -- miskin, keras, membisu dalam remang-remang --ada di sana. Si papa bertanya kepada sopir yang menjemputnya. "Siapa, mereka, pir?" "Kuli bangunan, tuan. Menunggu diangkut truk ke proyek-proyek." Tiba-tiba si papa tertawa. Ha-ha-haha-ha. Hi-hi. "Saya teringat sebuah anekdot," katanya -- tidak kepada sopir, tentu saja, tidak kepada anaknya. "Saya teringat sebuah anekdot. Anak kawan saya, seorang tokoh bisnis di Jakarta, suatu hari melihat dari jendela mobil sekelompok kerbau di tepi jalan. Mulut kerbau itu semuanya bergerali terus, mengunyah, memamah biak. Si anak dalam mobil itu baru dua kali itu melihat kerbau, dan tentu saja tak tahu bahwa kerbau adalah binatang pemamah biak. Tapi dia anak yang gemar bertanya, dan ia pun tanya kepada papanya: Papa, apakah kerbau-kerbau itu semuanya diberi chewing gums? Ha-ha-ha-haha. Hi-hi." "Ha-ha-ha-ha. Hi-hi," sopirnya ikut tertawa, meskipun belum pernah melihat cbewing gums. "Saya tak tahu apa lucunya, papa," anaknya bingung. "Kau tak akan ngerti, Abie, belum, belum akan mengerti," papanya masih ketawa. Tapi ketawanya cepat-cepat berhenti. "Aku bukannya menyamakan kuli-kuli itu dengan kerbau," begitu ia mendadak merasa perlu membela diri terhadap gugatan hatinya sendiri. "Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu yang ganjil: anak-anak ini tidak lagi bisa mengenal dunia di luar mereka -- kecuali dengan referensi dari Barat. Orang-orang yang tak bekerja dilihat sebagai para pemogok, kerbau dilihat sebagai pengunyah permen karet." "Mereka bukan mogok, papa? Tak ada pemogokan?" "Tidak, Abie. Di sini tak ada pemogokan. Di sini banyak pengangguran. Di sini buruh dengan gampang bisa disingkirkan, bila bandel, karena di sini berjuta-juta orang menantikan lowongan . . . " Di Dunia Ketiga, nak, menjelang pergantian abad, 700 juta orang akan membutuhkan pekerjaan. Lebih dari 30 juta pekerjaan harus diciptakan, setiap tahunnya, selama 20 tahun mendatang, agar bisa mencukupi perkembangan tenaga kerja di negeri-negeri miskin. Kau tak akan memahami betapa sulitnya itu, nak, betapa sulitnya . . . Di luar mobil, hujan makin deras. Penghapus kaca berbunyi tak-tak-tak. Beberapa puluh orang lain nampak lagi di tepi jalan. Mereka menunggu. Sampai malam mereka menunggu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

3 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Syarat dan Cara Daftar Akun SIAPkerja Kemnaker Berkonsep SSO

6 hari lalu

Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta, Senin 18 September 2023. Sebanyak 40 perusahaan terkemuka dari berbagai bidang yang menyediakan lowongan bagi pelamar kerja ini berlangsung hingga 19 September 2023. Tempo/Tony Hartawan
Syarat dan Cara Daftar Akun SIAPkerja Kemnaker Berkonsep SSO

SIAPkerja merupakan sistem dan aplikasi pelayanan dan ketenagakerjaan digital yang dirilis Kemnaker dengan konsep SSO. Begini maksudnya.


Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

25 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.


Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

27 hari lalu

Pengemudi ojek daring tengah menunggu penumpang di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa 19 Maret 2024 Kementerian Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa pengemudi ojek daring dan kurir logistik berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR keagamaan. TEMPO/Tony Hartawan
Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

Payaman menilai aplikator wajib memberikan THR kepada ojol karena masuk kategori pekerja dengan jam kerja tidak tentu.


3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

32 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menaker Ida Fauziyah (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25, Maret 2024. ANTARA/Benardy Ferdiansyah
3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

Presiden Jokowi ingin mempertajam desain besar ekonomi dan ketenagakerjaan untuk 10 tahun ke depan. Apa maksudnya?


Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

35 hari lalu

Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) menang dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.


Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

38 hari lalu

Sekelompok pria pengangguran membakar kardus ketika mereka berusaha menghangatkan diri ketika fajar di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Orang-orang itu mengatakan mereka akan dengan senang hati bekerja hanya dengan 5 syikal sehari (sekitar 1,35 Dolar AS) tetapi tidak ada pekerjaan. Pada Oktober 2018, Bank Dunia mengatakan, 54 persen tenaga kerja Gaza menganggur, termasuk 70 persen pemuda. REUTERS/Dylan Martinez
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

39 hari lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

58 hari lalu

Ilustrasi bekerja di era digital. Foto: Freepik
2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.


Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di sebelah uang rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.