Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jurnalis di Simpang Jalan

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dian R. Basuki, peminat masalah sains

Pemilihan presiden tahun ini telah menjadi batu ujian bagi para jurnalis: mampukah para jurnalis membebaskan diri dari tarikan-tarikan kepentingan politik pihak mana pun dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang diajarkan sejak menjadi jurnalis belia.

Siapa pun yang memilih jadi jurnalis telah diajarkan sejumlah prinsip. Dua di antaranya, sebagaimana disarikan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku The Elements of Journalism. Pertama, kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.

Tentu saja, ini bukan kebenaran yang mutlak. Meski demikian, para jurnalis telah dilengkapi dengan seperangkat cara untuk menyaring sekian banyak informasi yang ia peroleh dari fakta yang ia lihat, ucapan yang ia dengar, interaksinya dengan banyak orang. Cara-cara itu antara lain mencakup verifikasi agar informasi yang ia himpun akurat. Jurnalis juga harus memeriksa sumber-sumbernya secara kritis dan memberi kesempatan kepada sumber-sumber yang berbeda pandangan untuk berpendapat secara berimbang.

Namun hal itu tidaklah cukup. Tak kalah penting, dalam mengejar kebenaran itu, jurnalis tidak dititipi oleh kepentingan tertentu (disinterested pursuit of truth). Begitu pula tatkala jurnalis mengkomunikasikannya melalui media apa pun. Jurnalis harus mengedepankan penyampaian kebenaran yang sejauh mungkin ia upayakan untuk akurat.

Prinsip kedua yang sangat penting berkaitan dengan loyalitas. Loyalitas pertama jurnalisme ialah kepada warga (citizens). Pencarian kebenaran dalam prinsip pertama ditujukan untuk melayani warga-bukan untuk memuaskan keinginan penguasa atau pemerintah, partai politik, pemilik modal, politikus, lembaga survei, perusahaan, juga bukan untuk menuruti kemauan pemilik media tempat jurnalis bekerja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jurnalis harus bekerja semata-mata untuk kepentingan publik. Di tengah lalu-lalang informasi yang sangat cepat dan padat, pers yang bebas dan independen berperan sangat krusial dalam menyajikan informasi yang benar (dalam koridor dan ukuran kaidah-kaidah jurnalistik), berimbang, dan tidak insinuatif. Menyaring informasi dengan menggunakan prinsip dan kaidah jurnalistik adalah bagian dari tanggung jawab jurnalis kepada warga.

Pers yang bebas dan independen, yang dipandang sebagai salah satu pilar demokrasi, hanya bisa ditegakkan oleh jurnalis yang bebas dan independen. Para jurnalis yang setia kepada kedua prinsip tadi seharusnya menolak rekayasa pemberitaan yang kini dikemas dengan semakin piawai. Media televisi, yang memiliki pengaruh sangat besar dalam membentuk persepsi publik, menyajikan beragam acara yang menunjukkan kecondongan-kecondongan politik kepada salah satu kontestan.

Peristiwa politik ini memang menempatkan para jurnalis di persimpangan jalan, tetapi para jurnalis tetap punya pilihan: memenuhi kemauan pemilik media dengan berpihak kepada salah satu calon presiden atau setia kepada prinsip jurnalistik dengan segala konsekuensinya.

Bila para jurnalis tetap setia pada prinsip-prinsip jurnalisme yang diajarkan sejak menjadi jurnalis belia, para jurnalis telah menorehkan catatan penting dalam sejarah negeri ini. Para jurnalis telah sanggup mempertahankan kebebasan dan independensinya demi menyajikan kebenaran kepada warga di tengah hiruk-pikuk perburuan kuasa. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

1 Juni 2021

Hamid Mir saat membawakan program di studi pada 2010.[Geo TV/Wikimedia]
Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.


AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

22 Februari 2019

Peserta Munajat 212 mulai memadati area Monumen Nasional, Jakarta Pusat, 21 Februari 2019. Tempo/Imam Hamdi
AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

AJI Jakarta mengutuk aksi kekerasan dan intimidasi oleh massa FPI terhadap jurnalis yang sedang liputan di acara Munajat 212.


AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

5 November 2018

Peserta aksi 211 berunjuk rasa memprotes pembakaran bendera bertulisan kalimat tauhid di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Jumat, 2 November 2018. Aksi kali ini awalnya akan digelar di depan Istana Negara, tapi mendapat penghadangan dari polisi sehingga dipindahkan ke Patung Kuda. ANTARA/Muhammad Adimaja
AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

Menurut Ketua AJI Jakarta, intimidasi terhadap jurnalis seperti itu telah mengancam kebebasan pers.


Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

20 Juni 2018

Panama Papers. bbc.com
Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) membuka program untuk para pendonor yang disebut ICIJ Insiders.


Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

4 Mei 2018

Polisi anti huru-hara mendekati sepeda motor yang dibakar oleh pengunjuk rasa saat terjadinya bentrokan antara demonstran dengan polisi dalam perayaan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018 di Tegucigalpa, Honduras, 1 Mei 2018. (AP Photo/Fernando Antonio)
Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

Honduras adalah negeri paling bahaya di Amerika Selatan bagi jurnalis. Pelecehan dan panggilan telepon gelap kerap diamali jurnalis.


Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

3 Mei 2018

Mesir Adili 20 Wartawan
Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

Memperingati hari pers dunia, jurnalis foto mesir, Shawkan, mendapat penghargaan World Press Freedom dari UNESCO ketika ia menjalani penahanan.


Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

3 Maret 2018

Anggota Dewan Pers, Imam wahyudi (kiri) dan CEO Cyrus Network, Hasan Nasbi dalam acara #DiskusiRuangTengah di Kantor Tempo, Jakarta, 2 Juni 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendeklarasikan janji pemilihan kepala daerah atau pilkada yang damai, bebas konten SARA.


Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

5 Februari 2018

Jurnalis BBC dan staf, menggelar unjuk rasa dengan berdiam selama satu menit di  gedung New Broadcasting House, London, 24 Juni 2014. Aksi ini untuk mendukung tiga wartawan yang dipenjara di Mesir (AP).
Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

Tiga jurnalis BBC Indonesia diusir saat meliput wabah campak dan busung lapar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, karena cuitan di Twitter.


Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

4 Februari 2018

Ketua Kontingen (Cdm) Indonesia untuk Asian Games 2018, Komjen Syafruddin, meninjau pelatnas bulu tangkis di Jakarta, Rabu, 16 Januari 2018. ANTARA /Akbar Nugroho Gumay
Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan belum menerima hasil investigasi terhadap pemulangan kontributor dan wartawan BBC dari Papua.


Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

21 November 2017

The New York Times
Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

Jurnalis politik terkemuka New York Times diskors karena tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa reporter wanita muda.