Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Khmer merah dan kekejaman

Oleh

image-gnews
Iklan
FRANOIS Ponchaud adalah seo rang padri Katolik. Dia salah satu darl sedikit orang Prancis yang tinggal di Kampuchea di masa peralihan yang ganas negeri itu. Antara 1965-1970, pastor keturunan petani ini hidup bersama para petani miskin di negeri Asia Tenggara itu--dan tahu keluhan mereka. Antara 1970-1975 ia juga berada di tengah kaum jembel kota Phnom Penh--dan menyaksikan kepedihan mereka. Karena itu ia berkata, "Pada mulanya, saya tak menentang revolusi Khmer." Tapi revolusi Khmer, di bawah Pol Pot, ternyata mengejutkannya sampai ke syaraf. Ia saksikan sendiri pasukan Khmer Merah memasuki ibukota. Ia lihat bagaimana hampir seluruh penduduk digiring jalan kaki ke pedalaman. Ia temui mereka yang kemudian lari. Ia merekam kisah-kisah kekejaman yang tak banyak bandingannya di abad ke-20 ini. Lalu semua itu ia tuliskan dalam bukunya yang terkenal, Cambodge anne'e zero di tahun 1977. Setahun kemudian, buku itu diterjemahkan ke bahasa Inggris. Kini, empat tahun setelah buku itu terbit--dan hampir seluruh cerita kengerian Kampuchea terbukti benar ada sesuatu yang agaknya patut ditengok kembali dari sana. Dalam pengantarnya untuk edisi bahasa Inggris, Ponchaud menyebut nama Noam Chomsky. Chomsky, kita tahu, adalah ahli linguistik yang amat terpandang di zaman ini. Tapi kemudian namanya tak cuma terselip di deretan buku ilmu yang kering itu. Sejak akhir tahun 1960-an, ketika AS terlibat sengit dalam perang Vietnam, Chomsky -- seperti banyak cendekiawan Amerika lain--muncul juga sebagai suara yang menggetarkan menentang perang, bersama pekik ribuan anak muda. Demikianlah pemikir yang pandai menganalisa bahasa dan jalan pikiran manusia itu pun jadi pencetus suara hati yang penuh marah karena didorong oleh rasa penuh belas. Yang tidak terduga ialah bahwa di tahun 1977-78 itu ia menyerang buku Francois Ponchaud. Perlawanannya kepada tindakan AS di Indochina nampaknya telah menyebabkan ia memihak kepada kaum revolusioner Asia Tenggara dalam kasus ini: ia menyatakan, kuranglebih, bahwa Ponchaud menyesatkan. Pembunuhan besar oleh Khmer Merah tak pernah ada. Tragedi Kampuchea hanya akibat bom Amerika . . . Kita bisa bayangkan bagaimana Padri Ponchaud senyum mencemooh. Ia menyebut Chomsky sebagai "ahli" Asia ahli dengan tanda kutip. Sebab pastor itu toh tahu: Chomsky tak bisa omong Khmer seperti dia, tak pernah hidup bersama rakyat itu seperti dia--bahkan agaknya tak mengerti betul apa derita apa aspirasi orang-orang yang diteror sejarah itu. Suara Chomsky, dengan kata lain, hanyalah gelora seorang yang ingin menunukkan glamour progresif: pembela yang lemah dan difitnah, penentang si kuat yang Barat. Karena Khmer Merah dibom Amerika, maka Khmer Merah bebas dari dosa. Mereka cuma korban. Eksperimen mereka bukan penyembelihan. Salahkah Chomsky? Mungkin tidak. Suara hati yang penuh marah, karena didorong oleh rasa penuh belas, barangkali tak memerlukan informasi. Lagipula Chomsky tak sendiri. Paul Hollander, seorang guru besar sosiologi di University of Massachusetts, tahun ini menerbitkan sebuah buku dengan judul Political Pilgrims: tentang kesan-kesan "ziarah politik" sejumlah cendekiawan Barat ke negeri-negeri komunis. Setebal 524 halaman, buku itu menjangkau catatan dari tahun 1928-1978, tentang Uni Soviet, Cina dan Kuba. Semuanya adalah suara kekaguman: jika kemiskinan dan ketidakbebasan di Amerika adalah hasil penghisapan, maka kemiskinan dan ketidakbebasan di Cina adalah -- menurut mereka -- tanda prihatin. Bagaimana benar rasanya, entahlah. Para tamu itu tak pernah tinggal sampai tua. Dan anda tahu apa kata Lu Hsun? "Mereka yang memuji kita dapatlah dimaafkan selama mereka tak tahu apa yang mereka omongkan --seperti halnya orang-orang asing itu, yang karena hldup mereka yang enak dan status mereka yang tinggi, telah jadi buta serta tumpul."
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

1 menit lalu

Konferensi Pers Pameran K-Pop D'Festa 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pameran K-Pop D'Festa Siap Hadir Selama 45 Hari di Jakarta, Catat Tanggalnya

Para penggemar K-Pop akan segera dimanjakan dengan pameran K-Pop D'Festa, di Jakarta.


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

1 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

1 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.


FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

1 jam lalu

Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto. Foto: Instagram.
FFI Pertimbangkan Penambahan Kategori Baru di Festival Tahun Depan

FFI masih harus mendiskusikan hal tersebut sebagai kategori baru sehingga belum bisa ditambahkan pada FFI 2024.


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

1 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

1 jam lalu

Timnas Uzbekistan saat melawan Timnas Arab Saudi, di perempat final Piala Asia U-23 2024. Foto/Video/rcti
Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.


Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

1 jam lalu

Youtuber, Jang Hansol. Foto: Instagram.
Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.


'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

2 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

Hamas menekankan empat syaratnya bahkan ketika 18 negara mencoba meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut untuk mencapai kesepakatan.


Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

2 jam lalu

Proses evakuasi korban tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 26 April 2024. (ANTARA/HO-Basarnas Garut)
Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.


Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

2 jam lalu

Ilustrasi suami istri konsultasi ke dokter. redrockfertility.com
Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.