Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumor dalam Pilpres 2014  

image-profil

image-gnews
Iklan

M. Jamiluddin Ritonga,
Dosen Komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta

Rumor atau desas-desus seputar calon presiden-calon wakil presiden marak bermunculan di berbagai media. Kehadirannya tanpa diundang, nyelonong begitu saja melalui berbagai arah. Kehadirannya sulit dicegah oleh siapa pun juga. Tanpa permisi, rumor seputar capres-cawapres nyelonong ke rumah, kantor, kantin, bus, halte, bahkan ke ruang intel yang paling disegani di negeri ini.

Berbagai rumor itu paling marak mengemuka di media sosial. Pihak-pihak yang terlibat dalam dukungan terhadap capres-cawapres intens memunculkan rumor, baik yang positif maupun yang negatif. Rumor positif umumnya ditujukan bagi capres-cawapres yang didukungnya. Sebaliknya, rumor negatif terus-menerus diarahkan kepada capres-cawapres yang tidak didukungnya.

Kekhawatiran terhadap rumor negatif tentu beralasan. penyebabnya, rumor pada umumnya berisi informasi selentingan yang dikomunikasikan tanpa jaminan adanya bukti nyata. Bagi masyarakat Indonesia yang masih kental budaya lisan, menjalarnya rumor tentang capres-cawapres dimungkinkan lebih cepat lagi. Budaya gethok tular kiranya dapat mempercepat bertebarannya rumor tersebut dalam masyarakat.

Bertebarannya rumor juga dapat dimulai dari minat. Bila inti persoalan rumor tentang capres-cawapres tidak selaras dengan minat seseorang, ia tidak memiliki alasan untuk mengembuskan rumor tersebut. Namun, bila informasi itu sesuai dengan minat, ia akan tergoda untuk meneruskan rumor sesuai dengan versinya.

Jadi, informasi yang dikandung rumor cenderung berubah saat beredar dari orang ke orang. Walaupun tema umumnya tetap dipertahankan, rinciannya biasanya sudah bertambah atau berkurang. Muatan informasinya bahkan kerap disaring dengan menyusutkannya menjadi beberapa rincian pokok yang dapat diingat dan diteruskan kepada orang lain. Hal itu terjadi karena orang per orang memilih rincian rumor yang sesuai dengan minat dan pandangan mereka sendiri tentang obyek yang dirumorkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Minat untuk menebarkan rumor muncul karena adanya ketidakpastian dalam situasi tertentu. Bila rumor negatif tidak mendapat kepastian dari setiap capres-cawapres, lawan pendukungnya akan terdorong untuk menyebarluaskan rumor tersebut. Sebaliknya, para pendukungnya akan merasa bingung atau kurang memahami konteks situasinya karena tidak memadainya informasi. Akibatnya, para pendukung melakukan reaksi bertahan agar situasi mereka lebih berarti dan aman.

Cara terbaik mengendalikan rumor biasanya adalah menanggulangi sumbernya atau mengungkapkan fakta. Dengan diungkapkannya fakta yang sebenarnya, ketidakpastian diharapkan dapat berkurang, sehingga tidak cukup peluang bagi penyebaran rumor. Cara ini dapat membantu menjelaskan ketidakpastian dalam pikiran setiap orang. Dan ini biasanya lebih disukai oleh orang-orang yang merasa tidak pasti dan mengalami ketegangan jiwa.

Upaya tersebut bukan berarti penangkal ampuh untuk meniadakan rumor sama sekali. Rumor akan kembali muncul kala terjadi ketidakpastian. Karena itu, untuk meminimalkan rumor, capres-cawapres idealnya dapat mempertahankan iklim yang kondusif tentang diri mereka masing-masing. Iklim demikian biasanya dapat terwujud jika capres-cawapres mau bersikap terbuka dan berempati terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Jadi, kata kuncinya adalah keterbukaan dan kemampuan berempati. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.