Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemenangan Revolusioner

Oleh

image-gnews
Iklan
ERNESTO anak sulung yang kemudian hilang. Ayahnya seorang arsitek yang lumayan kaya di Rosario, Argentina. Si sulung, yang menderita asma sejak kecil, sebermula bukanlah seorang pemberontak: ayah dan ibu itu sangat menyenangi kelima anak mereka. Tapi rupanya begitulah jadinya riwayat: nama Guevara kemudian dikenal bukan sebagai nama arsitek, atau ahli hukum, atau dokter. Guevara hanya jadi bagian dari Ernesto "Che" Guevara Ernesto bersekolah dokter. Pendidikan kedokterannya memang kemudian memberinya kesempatan ikut dalam sebuah revolusi. Tapi pada awalnya memang ada sesuatu dalam diri pemuda tampan ini -- sesuatu yang ingin selalu membuktikan, bahwa tubuh dan jiwanya tak keropos atau lembek dan manja. Maka biar pun bengek, ia aktif main rugby. Ia membaca puisi Baudelaire, penyair besar terkutuk dari Prancis itu dan ia mengembara hampir ke seluruh negeri Amerika Latin. Ia telah memasuki koloni penderita lepra dengan rakit di Sungai Amazon, ia telah bekerja sebagai supir truk atau tukang foto jalanan, ia pernah jadi pencuci piring dan pelatih football. Ia tahu kemiskinan dan ketidakadilan di Amerika Latin. Dan suatu hari, ia bergabung dengan rombongan Fidel Castro, pemberontak Kuba. Di tahuT 1956, Fidel bersama 80 orangnya mendarat dengan perahu motor "Granma" di pantai tenggara Kuba. Tujuan membebaskan negeri itu dari kuku Batista, seorang bekas sersan yang memerintah sebagai diktator dengan cara sedemikian korupnya sehingga kaum klas menengah pun ikut muak. Namun jangan disangka Fidel ketika itu sudah menunjukkan tanda-tanda harapan. Bahkan pendaratan tahun 1956 itu boleh dibilang gagal anak buahnya tak cukup terlatih untuk menghadapi pasukan Batista dan sebagian besar mabuk laut. Selama kurang-lebih tiga tahun pasukm pemberontak itu bergerilya. Mula-mula mereka tak cukup dianggap serius oleh siapa pun kecuali oleh diri mereka sendiri. Tapi kekalahan, kematian, penyakit, pengkhianatan, dan kelaparan (makanan mereka-antara lain: kucing-panggang) akhirnya pelan-pelan berhasil mereka kalahkan. Juga musuh. Tanggal 1 Januari 1959 Batista lari dan Havana jatuh. Dan Ernesto "Che" Guevara, orang Argentina yang mula-mula bertindak hanya sebagai dokter gerilyawan itu, muncul dari hutan sebagai tokoh yang lebih berat. Ia telah jadi ahli pendidikan gerilya, propagandisnya dan taktikusnya. Ia juga saah satu komandan pasukan yang berani dan sukses dalam pertempuran. Dan lebih penting lagi, ia kini seorang yang yakin bahwa pengalaman kerasnya, dalam rimba dan perjuangan, merupakan proses untuk "lulus sebagai manusia". Itulah sebabnya, sekitar 6 tahun kemudian, setelah kaum revolusioner Kuba menang dan ia sendiri jadi direktur Bank Nasional, Che tiba-tiba menghilang. Ia pamit pada Castro bahwa ia akan menjalankan gerilya lagi -- kali ini untuk melawan rezim militer di Bolivia. Ia meninggalkan istri dan anak-anaknya. Ia jua menulis kepada orangtuanya menyatakan cinta dan ucapan selamat tinggal "Sekali lagi kurasakan diantara tumitku rusuk kuda Rosinante . . . " Ia seakan-akan mengejek dirinya sendiri: petualang romantik bagaikan Don Kisot. Tapi ia tahu di hutan ada kematian. Dan "anak yang hilang" itu memang pada akhirnya gugur di tangan pasukan Bolivia. Ia berangkat dengan semangat, tapi ia kemudian tahu bahwa di negeri asing itu tak banyak yang datang membantu. Tidak para petani, tidak juga Partai Komunis. "Tembak saja, jangan takut!" katanya ketika ia tertangkap dan luka dengan hanya diiringi 17 anak buah. Musuhnya, sang jenderal Bolivia, kemudian mengatakan "la salah memilih negeri, ia salah memilih kawan, ia salah memilih medan. Ia seorang pemberani, tapi Tuhan tidak bersanny....." Seandainya ia tetap memilih Kuba. Tapi mungkin kaum revolusioner yang sejati tidak akan sesuai untuk menang berlama-lama. Di tahun 1973 sebuah majalah sayap kiri Jerman, Kursbuch, menurunkan satu laporan tentang Kuba -- negeri revolusioner yang para pejabatnya menyukai mobil Alfa-Romeo deluxe 1750: "Inilah klas baru yang mengkhotbahkan pengorbanan kepada massa.... dengan arloji Rolex di pergelangan tangan serta cerutu Upmann di antara jari" Dan beberapa ribu tahanan politik dalam penjara.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

21 Desember 2023

Presiden Venezuela Nicolas Maduro memeluk Alex Saab, setelah dia dibebaskan oleh pemerintah AS, di Istana Miraflores, di Caracas, Venezuela, 20 Desember 2023. REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria
AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

Venezuela dan Amerika Serikat melakukan pertukaran tahanan seiring menurunnya ketegangan kedua negara.


Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres Sebut-sebut Nama Sutan Sjahrir, Begini Profilnya

17 Oktober 2023

Sutan Sjahrir. Kemendikbud
Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres Sebut-sebut Nama Sutan Sjahrir, Begini Profilnya

Hakim MK Guntur Hamzah berpendapat secara historis Indonesia pernah dipimpin warga negara berusia di bawah 40 tahun. Dia adalah Sutan Sjahrir.


Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

24 September 2023

ilustrasi penjara
Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

Arab Saudi menjatuhkan hukuman penjara 18 tahun pada Manal al-Gafiri, perempuan pelajar SMA karena memberikan dukungan pada tahanan politik.


Para Perempuan Terpidana Mati Iran Bakar Penjara

17 September 2023

Pintu masuk penjara Evin di Teheran, Iran.  MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS
Para Perempuan Terpidana Mati Iran Bakar Penjara

Perempuan terpidana mati Iran ini memprotes manajemen penjara dengan membakar pakaian mereka.


Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan

15 Agustus 2023

Seorang anggota staf memindahkan bendera Iran dari panggung setelah foto grup dengan menteri luar negeri dan perwakilan dari AS, Iran, Cina, Rusia, Inggris, Jerman, Prancis dan Uni Eropa selama pembicaraan nuklir Iran di Pusat Internasional Wina di Wina,Austria, 14 Juli 2015. [REUTERS / Carlos Barriaoto]
Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan

Kesepakatan antara Iran dan AS membebaskan lima tahanan, tetapi tidak termasuk seorang penduduk tetap AS yang ditahan di Iran sejak 2016


Sambut Tahun Baru, Junta Myanmar Bebaskan Lebih dari 3.000 Tahanan

17 April 2023

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Sambut Tahun Baru, Junta Myanmar Bebaskan Lebih dari 3.000 Tahanan

Menurut kelompok aktivitas, sedikitnya 17.460 orang masih ditahan dan 3.240 telah dibunuh oleh junta Myanmar.


Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua

12 Februari 2023

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus dari jendelanya dalam Misa Epifani di Vatikan, 6 Januari 2023. Vatican Media/Handout via REUTERS
Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua

Paus Fransiskus menyuarakan keprihatinannya atas penahanan Uskup Nikaragua, Rolando Alvarez, yang dijatuhi hukuman lebih dari 26 tahun.


Khamenei Turun Gunung, Iran Berikan Grasi Puluhan Ribu Tahanan

5 Februari 2023

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan pidato yang disiarkan televisi pada Tahun Baru Iran, di Teheran, Iran 20 Maret 2020. [Situs web resmi Khamenei / Handout via REUTERS]
Khamenei Turun Gunung, Iran Berikan Grasi Puluhan Ribu Tahanan

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan grasi kepada puluhan ribu tahanan.


Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik

3 November 2022

Alaa Abdel Fattah. REUTERS/Al Youm Al Saabi Newspaper
Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik

15 pemenang Nobel mengirimkan surat ke PBB, Dewan Eropa, dan beberapa kepala negara seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, supaya bersuara di COP27 membebaskan ribuan tahanan politik.


Jejak Kamp Tahanan Politik di Indonesia

7 Oktober 2022

Kamp-kamp tahanan politik kini nyaris tak dikenali lagi. Semuanya telah beralih fungsi. Ada yang menjadi permukiman dengan bangunan baru, markas tentara, tempat wisata, jug.a kompleks pusat belanja
Jejak Kamp Tahanan Politik di Indonesia

Para tahanan politik peristiwa 1965 ini menjalani kerja paksa di Pulau Buru, Maluku, Plantungan di Jawa Tengah, hingga penjara Tangerang.