Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kekayaan Yang Aneh

Oleh

image-gnews
Iklan
MINYAK, kata mendiang Raja Iran sebelum dimakzulkan, adalah kutukan. Minyak bumi memang kekayaan yang aneh. Ia bisa ditambang, tapi usaha ini sendiri sebetulnya tak punya efek langsung bagi pembangunan. Tenaga kerja yang dipergunakan di sana sedikit. Modal dan teknologinya datang dari luar. Bahkan, bagi para ahli minyak yang bekerja di negeri asing yang umumnya miskin dan kotor itu, makanan pun didatangkan dari seherang benua . . . Satu-satunya pengaruh penambangan minyak bumi di sebuah . negeri Dunia Ketiga ialah pemerintah Degeri itu menerima bagian uang penjualan minyak yang dibor pelbagai perusahaan minyak asing--semacam sewa. Di sekitar uang inilah terjadi pelbagai peristiwa bersejarah, seperti yang disaksikan orang di Iran. Suatu hari, seorang perdana menteri bermimpi akan dapat menasionalisasi perusahaan minyak asing--dan ia dikudeta. Namanya Mosadeq. Kemudian, seorang raja bermimpi akan dapat menjadikan negerinya "Jepang Timur Tengah" dalam waktu singkat--dan ia terjungkel. Namanya Syah Reza Pahlevi. "Cerita minyak dunia," kata raja yang terjungkel itu dalam otobiografinya yang diterjemahkan dari bahasa Prancis, The Shah's Story (1980), "adalah satu cerita yang paling tidak human yang pernah dikenal manusia." Sejarah minyak, tulisnya pula, "terdiri dari rangkaian intrik dan persekongkolan, tentang guncangan ekonomi dan politik, tentang aksi teror, kudeta dan revolusirevolusi berdarah." Di tahun 1966 penghasilan Iran dari minyak hanya AS$593 juta. Sepuluh tahun kemudian jumlah itu naik menjadi AS$21.000 juta. Di tahun 1977 uang minyak praktis merupakan 77% dari pendapatan pemerintah, dan 87% dari penghasilan devisanya. Digerujug uang sedemikian, Iran tiba tiba merasa punya kesempatan buat segala hal. Dan ia tak buang waktu. Ia tahu hasil tambang ini suatu saat akan mengering. Diperkirakan di tahun 1990 Iran akan tak lagi jadi pengekspor minyak yang besar. Tak mengherankan, bila Repelitanya membubung dari waktu ke waktu. Repelita I (1948 - 56) memproyeksikan pembelanjaan sebesar AS$350 juta. Pada Repelita IV (1968-1972) anggaran belanjanya mencapai AS$8.284 juta. Yang menakjubkan ialah Repelita V-nya (1972-1978): mengikuti kenaikan harga minyak bumi di pasaran dunia, anggaran belanja Iran menjulang sampai AS$ 69 milyar. Lalu Syah Iran pun bicara tentang "Peradaban Besar". Ia mengutip sejarawan Prancis Gobineau untuk memuji dirinya: "Akal sehat mengilhami politik Raja Cyrus dan para penggantinya. hlaka penyelewengan theologis dan kekcjaman khalayak ramai pun berhenti." Tapi benarkah? Uang yang datang dengan mudah ternyata tak tahan jadi azimat. Industrialisasi Iran sebagian besar hanya merupakan perpanjangan ambisi pemerintah--tanpa cukup ditopang kelas menengah yang siap. Burjuasi Iran umumnya terdiri dari para pedagang di hazaar, bukan lapisan yang liat dan dinamis seperti yang terdapat di India ataupun Brazilia. Memang ada sebagian dari kalangan bazaari ini yang kemudian jadi industrialis. Dan di masa pctrodollar memhanjir, banyak pejabat yang terjun dengan kaki sebelah di dalam industri -terutama dari hasil korupsi mereka. kelompok industrialis lain adalah bekas tuan tanah, yang memperoleh kompensasi dari pemerintah setelah landreform. Namun para industrialis seperti itu umumnya sangat terbantung kepada pemerintah, menetek di balik proteksi dan previlese vang diberikan negara. Sektor yang mereka garap juga yang tak begitu menuntut ketingat, tapi punya glamor. Selebihnya negara, negara dan negara-lah yang sibuk dalam segala hal, dengan uang yang begitu banyak... Uang yang banyak itulah yang juga menyebabkan pemerintah tak terdorong mengatur pajak penghasilan--di tengah jurang sosial yang kian menganga. Uang yang datang dari minyak itulah yang juga menyebabkan pemerintah tak tahu kepada siapakah ia mempertanggungjawabkan pendapatan dan belanjanya. Dan "Peradaban Besar" itu? Hanya sebuah bangunan kardus.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

1 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.


Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.


Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

2 hari lalu

Aktivitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Selasa 2 April 2024. Menjelang libur panjang Idul Fitri 1445 H, Pertamina telah menyiapkan sarana dan fasilitas tambahan yang meliputi 1.792 SPBU Siaga 24 Jam, 5.027 Agen LPG Siaga 24 Jam, 200 Mobil Tangki Stand By, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, dan 281 Pertamina Delivery Service. TEMPO/Tony Hartawan
Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.


Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

3 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.


Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

3 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

3 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

3 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

4 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

4 hari lalu

Dua orang perempuan RN dan LR ditangkap polisi karena terlibat dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus kawin kontrak setelah korban yang dijebak melapor, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/Ahmad Fikri
Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.