Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kekuasaan Untuk Keadilan ?

Oleh

image-gnews
Iklan
SEBUAH salib kecil dipasang di Gdansk, Polandia di hari Minggu itu. Para buruh galangan kapal "Lenin" tetap mogok, dan mereka menyiapkan kebaktian. Sementara itu, di Roma bagian selatan, sebuah misa khusus dipimpin iendiri oleh Sri Paus. Orang berdoa untuk kaum proletar yang sedang menuntut kemerdekaan di Polandia . . . Karl Marx, seandainya ia masih hidup, pasti terkejut. Lenin, seandainya ia masih hidupnya, apa yang akan dilakukan Lenin seandainya ia masih hidup? Komunisme, seabad yang lalu, berbicara untuk kaum buruh dan memberi ilham bagi pejuang proletariat. Kini faham itu berbicara untuk mereka yang berkuasa dan tak memberi inspirasi lagi. Justru agama Kristen,--dikutuk Marx seratus tahun yang lalu--yang kini masih bisa menghimbau. Sebuah salib kecil dipasang di Gdansk. Patung Kristus itu seolah-olah lebih bisa mencerminkan tubuh yang tertindas lambang palu-arit sebaliknya lebih merupakan isyarat si penguasa yang nongkrong di belakang kursi. "Marxisme telah mandek," tulis eorang ahli filsafat yang tidak anti komunis, Jean-Paul Sartre, dalam Critique de la Raison Dialectique "Justru karena filsafat ini ingin mengubah dunia ... karena sifatnya yang praktis dan memang dimaksudkan demikian, suatu perpecahan yang nyata pun terjadi di dalamnya, dengan akibat teori di satu pihak ditolak, dan juga tindakan di lain pihak . . . " Agama, sebaliknya, tidak mengklaim untuk jadi petunjuk praktis pengubah dunia. Semangat agama yang paling dasar menimbang hidup sebagai yang masih terdiri dari misteri. Memang ada orang agama yang, seperti kaum Marxis, menyombong bahwa "segala hal sudah ada jawabnya pada kami" tapi pernyataan itu menantang makna doa--dan mematikan ruh religius itu sendiri. Sebab dalam doa kita tahu, kita hanya debu. Marxisme menyatakan diri akan mengubah dunia dengan keyakinan penuh bahwa dialah pembawa Kebenaran, keyakinan ini disertai pertimbangan yang realistis: kekuasaan harus direbut, dan harus dipegang teguh, untuk menciptakan masyarakat yang adil. Yang ternyata tak disadari oleh Marxisme benar-benar ialah bahwa kekuasaan ternyata punya dinamiknya sendiri--dan suatu ketika bisa tak acuh lagi kepada ide yang melahirkannya. Kalau tidak percaya, tanyailah Julius Tomin. Laki-laki bertubuh kecil yang tinggal di Praha ini telah menemukan, bahwa pemerintahan komunis di Cekoslowakia hanya rcpot dcngan kekuasaan dan produksi. "Rezim ini tak lagi kepingin menjangkau pikiran rakyat malah sebaliknya". Ia yang pernah bekerja sebagai buruh biasa di pabrik pembangkit listrik selama lima tahun pada dasarnya adalah seorang yang jatuh cinta pada ide-ide. Ia mempelajari karya-karya klasik--termasuk Plato dan Aristoteles--tapi ketika ia menulis makalah ke Institut Filsafat, ia ditolak. Dalam institut itu kemudian ia ketahui, bahwa para anggota senior pun di sini harus memiliki sebuah buku catatan. Dalam buku ini mereka harus mencantumkan apa saja yang mereka baca tiap hari. Sang direktur institut kemulian mengeceknya. "Anda lihat," kata Tomin seperti dikutip dalam sebuah tulisan di The New York Times, "setiap hal harus dikontrol, tapi bukan ideologi lagi yang mengontrol -- melainkan buku catatan itu." Birokrasi telah menggantikan keyakinan. Julius Tomin, sang filosof, tak dihadapi dengan argumentasi dan keunggulan ide. Ia seperti seorang yang jongkok sendirian di tengah gurun, berbicara kepada sebuah piramid -- bangunan yang terdiri dari batu, kebisuan dan kekokohan. Tapi mengapa kebisuan itu? Orang bisa mengatakan bahwa itulah tanda efisiensi para pendukung tertib dan stabilitas kekuasaan. Perdebatan dengan para pemikir dan cendekiawan bagi mereka hanya membuang waktu: menggembok mulut mereka sementara itu sudah cukup. Tetapi tidakkah juga kebisuan bisa berarti kekosongan, dan di dalam piramid itu yang ada hanya mummi? Itulah sebabna rezim yang ingin dianggap hidup pada akhirnya harus bicara. Ia ingin menjangkau pikiran rakyat. Ia butuh dasar-dsar pembenaran. Masalahnya kemudianl: adakah ia berani untuk berdialog, adakah ia tak gentar untuk mendengar.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan memberikan sambutan saat deklarasi relawan Garda Matahari di Jakarta, Jumat 17 November 2023. Relawan Garda Matahari mendeklarasikan dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden dari koalisi perubahan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.


Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.


Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Monumen Karl Marx di London, Inggris Dirusak. [SKY NEWS]
Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.


Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Tan Malaka. ANTARA/Arief Priyono
Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.


Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim melambai kepada fotografer saat ia tiba di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 November 2022. Anwar resmi dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia. Fazry Ismail/Pool via REUTERS
Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.


Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Polisi membubarkan aktivis yang membentangkan spanduk saat aksi jalan pagi bersama tolak RKUHP dalam Car Free Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 27 Noveber 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.


Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi Nasdem Taufik Basari ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. TEMPO/Putri.
Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.


5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi oleh anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, 29 September 2015. ANTARA FOTO
5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.


Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Sharif Hiariej (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir (kanan) dan Pangeran Khairul Saleh (kedua kanan) usai menyerahkan draf RKUHP dan RUU tentang Permasyarakatan yang telah disempurnakan dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 Juli 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.


Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Puluhan warga membawa poster bergambar Pancasila dan Bendera Merah Putih bersiap mengikuti kirab memperingati hari lahirnya Pancasila di Desa Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, 1 Juni 2017. Kirab Pancasila dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa nasionalsme dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila. TEMPO/Pius Erlangga
Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?