Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

RRI dan Pilar Kebudayaan

image-profil

image-gnews
Iklan

Heri Priyatmoko,
Alumnus Pascasarjana Sejarah, FIB, UGM

Tagar #SaveRRI bergentayangan di media sosial. Publik ramai-ramai membela Radio Republik Indonesia (RRI) yang diduga ditekan politikus DPR gara-gara menyelenggarakan hitung cepat. Hasil hitung cepat (quick qount) RRI menunjukkan pasangan Prabowo-Hatta mengantongi 47,51 persen suara dan Jokowi-JK 52,49 suara. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq berencana memanggil RRI dalam kaitan dengan kegiatan itu.

Elite politik kembali mempertontonkan sikap kekanak-kanakan. Mereka tidak tahu balas budi. DPR seharusnya berterima kasih kepada institusi penyiaran negara ini. RRI telah bekerja keras, blusukan sampai desa terpencil. Buahnya adalah mengobati kebingungan warga yang dicekoki data yang penuh rekayasa oleh beberapa lembaga survei abal-abal. Selain ikut menyukseskan pemilu presiden 2014, siasat RRI berhasil: publik kembali melirik lembaga ini layaknya puluhan tahun silam. Di kala umurnya kian menua-lebih dari 67 tahun-RRI dikalahkan oleh media televisi dan radio swasta yang menjadi pesaing kuatnya.

Pada masa silam, RRI merupakan pilar kebudayaan. Masyarakat memahami orok merah Indonesia yang tengah tertatih-tatih mencari bentuk kebudayaannya lewat RRI. Pemerintah memakai RRI sebagai media politik dan budaya. Warga terbantu saat mendalami pengetahuan budaya meski dengan cara nguping (mendengarkan). Di RRI Surakarta, misalnya, warga dapat belajar karawitan gaya Surakarta via siaran gending Jawa. RRI periode 1970-an membangun identitas sendiri dan menjelma menjadi sumber dalam garap karawitan Jawa Surakarta.

Menurut Darsono (2002), masyarakat pencinta seni senang bukan kepalang lantaran leluasa menimba pengetahuan, tata krama (aturan nabuh), serta informasi tentang garap gending dan garap instrumen, yang di dalamnya terdapat cengkok dan wiledan yang lazim digunakan di keraton. Sebaliknya, pengrawit keraton yang merangkap pegawai RRI merasa puas menularkan kemampuannya yang bernilai tinggi itu kepada warga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah sengaja melibatkan para empu seni. Sebab, mereka adalah patron masyarakat dalam bidang kesenian, dengan umur yang menuju senja sehingga diharapkan bisa menyebarkan keahliannya kepada publik secara maksimal. Pada 1970-1978, RRI berhasil membuat kehidupan karawitan sangat semarak dan menyihir suasana kota semakin ayem tentrem.

Selain karawitan, RRI mengumandangkan secara langsung pergelaran wayang kulit saban Sabtu malam. Suguhan kesenian tradisional yang dibuka untuk umum dan berhasil memikat banyak penonton ini bahkan menjadi salah satu mata acara yang paling populer. Penduduk di  pelosok turut menikmati hiburan gratis tersebut. Siaran lainnya, pertunjukan wayang wong dan sandiwara berbahasa Jawa sebagai program acara pendukung pelestarian, pengembangan, dan penyebarluasan kebudayaan Jawa. DPR harus tahu bahwa RRI menyemaikan nilai-nilai luhur budaya Jawa kepada generasi muda lewat ragam acara itu.

Jika melihat peran historis RRI sekaligus mencermati siasatnya untuk menarik kembali perhatian publik, mestinya elite politik mengacungi jempol, bukan malah menekan. Penyelenggaraan hitung cepat (quick qount) merupakan terobosan bagus yang dikerjakan RRI. Membela RRI memang sudah seharusnya dilakukan. Selain sebagai ucapan terima kasih, kita membuat masyarakat Indonesia melek akan sejarah RRI. Kita kadung banyak berutang budi kepadanya, termasuk dalam pilpres 2014.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.