Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman, Apresiasi, Salam Dua Jari

image-profil

image-gnews
Iklan

Agus Dermawan T.,
Pengamat Budaya

"Seniman adalah pengetuk hati politikus. Negara banyak berutang kepada seniman. Negara harus memberikan penghargaan kepada seniman," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Apa yang dikatakan SBY berbuntut. Sejak beberapa tahun lalu negara berupaya memberikan penghargaan kepada para seniman yang memiliki kontribusi spesial. Lewat Panitia Penghargaan, nama-nama besar pun diusulkan. Sejumlah piagam dan medali pun diserahkan.

Meskipun demikian, tak berarti pengusulan nama-nama kandidat selalu memperoleh jalan lempang. Musababnya, seleksi ternyata tidak sepenuhnya menjadi otoritas para penilai yang memahami jagat kesenian. Tapi hal ini juga menjadi otoritas politikus, yang berlindung di bawah atap birokrasi. Persoalan semakin bengkok ketika semuanya diimbuhi pasal-pasal formal, yang berkaitan dengan nomenklatur lembaga negara. Akibatnya, banyak seniman hebat yang gugur dalam proses pengajuan. Kasus pelukis tamu agung I.B. Said (80 tahun) adalah salah satu amsalnya.

Atas permintaan negara, pelukis ini menggubah potret suami-istri presiden atau perdana menteri sekitar 220 negara. Dan karyanya menghiasi Jakarta dan Istana Presiden sejak 1960 sampai 2005. Karena itu, muncul usul agar Istana Negara memberi anugerah kepada Said. Namun pihak Istana mengatakan bahwa penghargaan itu seharusnya datang dari DKI Jakarta. Sementara itu, pihak DKI Jakarta menimbang: betapa itu lebih cocok diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun pihak Kemendikbud menyebut: adalah lebih pas apabila Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menganugerahkan. Nama I.B. Said lalu saya bawa ke Kemenparekraf lima bulan lalu. Ditolak, karena itu dianggap kewajiban Istana Negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari perkara lempar-melempar tersebut akhirnya tersimpul bahwa sesungguhnya negara masih setengah hati untuk memberikan bintang jasa kepada seniman. Atas ihwal ini seniman bisa saja kecewa, meski sesungguhnya mereka tidak terlalu memikirkannya.

"Seniman tak usah mengharap penghargaan dari negara, yang notabene ditentukan oleh politikus," kata budayawan dan mantan menteri Daoed Joesoef. Sebab, pada hakikatnya, seniman bekerja dengan kemurnian gerak hati-pikirnya sendiri, yang oleh Marshall McLuhan diyakini sebagai antena sosial, penangkap sinyal keluhuran. Seniman bekerja tanpa pamrih, meski yang dihasilkan akhirnya bisa berdampak besar terhadap medan sosial serta hutan politik.

Gerakan seniman yang menggagas konser "Salam Dua Jari" guna mendukung calon presiden Joko Widodo pada 5 Juli adalah contohnya. Dengan antena sosialnya, para seniman bekerja spontan, disertai spirit untuk mengobarkan kecerahan harapan. Hasilnya, konser itu menggerakkan jiwa jutaan orang Indonesia. Gema konser menghaturkan magma politik yang luar biasa. Para seniman "Salam Dua Jari" sungguh tak mengharapkan imbalan apa pun. Namun, meski tidak meminta penghargaan apa-apa, negara yang bakal dipimpin oleh Presiden JokoWidodo tak boleh melupakan gerakan "Salam Dua Jari". Sepanjang masa!

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.