Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Catatan tentang Jokowi

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Novriantoni Kahar, dosen Universitas Paramadina

Saya selalu mengibaratkan Jokowi bagaikan pembalap MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez, yang terus dibayang-bayangi pembalap kawakan Italia, Valentino Rossi. Tiga bulan sebelum Pemilu Presiden 2014, pengamat sering menyebut Jokowi superstar yang sulit ditandingi di sirkuit perpolitikan Indonesia. Namun siapa sangka Marquez a.k.a Jokowi terus dipepet Rossi a.k.a Prabowo sampai di lap-lap terakhir. Kenapa ini terjadi?

Tak mudah merenggut cinta-kasmaran masyarakat Indonesia kepada Jokowi. Namun kombinasi beberapa hal sempat jua membuat cinta itu goyah. Pertama, ada Obor Rakyat, tabloid yang sangat jorok memainkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam mendiskreditkan Jokowi. Banyak saya jumpai masyarakat, awam maupun terdidik, yang sempat termakan info beracun tabloid ini.

Kedua, kacaunya pola kampanye Jokowi dibanding rivalnya. Sebuah media Australia pernah mengulas soal ini. Yang paling parah adalah soal keukeh-nya Jokowi menempuh jalur darat agar dapat menyapa sebanyak mungkin rakyat. Padahal, dengan durasi terbatas dan wilayah Indonesia yang begitu luas, semestinya Jokowi lebih sering naik jet dan helikopter guna menunjang mobilitasnya di masa kampanye.

Ketiga, banyak memang yang jatuh cinta kepada Jokowi, tapi cinta itu gampang pula goyah oleh faktor-faktor di luar Jokowi. Saya banyak dengar orang bilang begini: "Jokowi-nya orang baik, tapi sayang dia diusung PDIP!" Agak aneh, orang mencari-cari aspek tercela di luar diri Jokowi, sementara Prabowo Subianto yang punya rekam jejak kurang elok justru terbantu oleh unsur-unsur di luar dirinya.

Kombinasi tiga aspek inilah yang saya lihat terus menggerus elektabilitas Jokowi. Bahkan menurut survei lembaga yang kredibel, elektabilitas Jokowi nyaris disalip Prabowo sejak akhir Juni. Ketika jarak keunggulan itu tinggal 0,5 persen, salah seorang pakar politik Indonesia kepada saya pernah berkata: "Jika percaya wahyu, sekaranglah waktunya bermohon!"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rupanya, keajaiban masih menyambangi perpolitikan Indonesia. Di lap-lap terakhir, banyak hal positif menghinggapi kubu Jokowi-JK. Sebaliknya, muncul beberapa blunder di kubu Prabowo-Hatta. Misalnya protes keluarga Gus Dur terhadap eksploitasi ungkapan kutipan almarhum. Juga ungkapan "sinting" seorang anggota tim sukses Prabowo-Hatta ketika menanggapi janji Hari Santri dari Jokowi.

Namun yang paling menakjubkan adalah dukungan berbondong-bondong dan bergelombang dari para relawan dan figur-figur publik saat awal Juli. Munculnya cuitan #AkhirnyaMilihJokowi dari selebritas ber-follower jutaan macam Sherina dan kawan-kawan amat besar pengaruhnya terhadap pemilih galau dan kaum pemula yang condong ke Prabowo-Hatta.

Konser 2 Jari, yang tiada berbayar dan masif, ikut pula menambah energi positif kepada Jokowi-JK sehingga tampil prima di debat putaran terakhir. Semua itu, tak syak lagi, membuat elektabilitas Jokowi kembali naik dan berjarak 3 persen pada survei LSI 3-5 Juli. Baliknya tren positif ini membuat bos LSI, Denny J.A., yakin bahwa cinta kepada Jokowi telah kembali dan Jokowi-JK akan menang tipis. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.