Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teladan Kesederhanaan

Oleh

image-gnews
Iklan
JIKA banyak yang menangis karena Pak Said meninggal, baiklah kita kenang ia tak pernah menangis untuk dirinya sendiri. Ia bisa mencucurkan air mata karena sebuah adegan film, ia gampang terharu. Tapi ia bukan penyedih. Jika anda agak banyak bergaul bersamanya, anda akan sering mendengar suara baritonnya, berlagu, cukup keras. Nada percakapannya riang. Kepalanya senantiasa tegak. Sikap yoga itu telah menyatu dalam dirinya. Ia seorang orang tua yang agak ganjil bila dibandingkan dengan umumnya orang yang dibapakkan di masyarakat tradisional Jawa. Kita tak bisa membayangkan Pak Said memakai tongkat -- lambang lanjut usia dan kehormatan. Kita tak bisa membayangkan Pak Said dengan tenang dan senang membiarkan orang lain membongkok-bongkok kepadanya. Rambut itu kian memutih, tiap hari, tapi sebelum hari terakhirnya di dunia pekan lalu, ia seperti tak akan pernah ditaklukkan oleh umur. Ia tak pernah dimanjakan oleh usia. Karena itulah wafatnya masih tetap terasa mencengangkan: benarkah ia meninggalkan kita? Jika banyak yang menangis lantaran Pak Said telah pergi, baiklah kita kenang: ia gemar menyanyikan La vie en rose. Hidup adalah sesuatu yang tenang tapi pada dasarnya riang dalam diri Pak Said. Kembang mawar yang tidak mentereng, tapi segar. Rumput hijau yang tidak mahal, tapi bersih. Di masa ketika kita (karena iklan atau pun keserakahan) dipanasi hasrat untuk punya lebih banyak barang, atau punya yang lebih baru, Pak Said tetap adem. Dalam dirinya telah terbentuk sikap yang sejati untuk tidak menganggap bahwa makna kata "berada" adalah berpunya. Ber-ada adalah hadir, hidup. Ber-punya hanyalah memperluas kemungkinan, suatu jalan, bukan tujuan. "Aku diajar berpuasa bukan karena agama, bukan karena keinginan naik surga. Kakek mengajarku buat menahan keinginan, untuk mengetahui sampai di mana aku, dapat mengatur kekuatan." Kalimat-kalimat itu, sudah tentu, bukan dari Pak Said. Mereka terselip dalam buku Nh. Dini Sebuah Lorong Di Kotaku. Tapi ajaran Kiyai Wirobesari, kakek si pengarang, dalam hal itu agaknya sejalan dengan garis seorang Ki Said -- yang percaya benar akan semboyan moralis besar Sosrokartono. Seperti kini sering dikutip oleh para pejabat kita, tapi dengan interpretasi yang salah, obiter dictum Sosrokartono ingin memperlihatkan bahwa orang bisa merasa kaya tanpa memiliki harta benda, suatu keadaan sugih tanpa bandha. Dengan demikian orang juga bisa memberi, tanpa merasa kehilangan. Orang bisa bebas dari ikatan "punya". Orang bisa bebas dari demam keinginan, telanjang tanpa kekuatan dan kekuasaan. Dan sekaligus, berada di atas rasa congkak dan sikap sewenang-wenang. Ada yang mengatakan sikap hidup seperti Pak Said adalah sikap hidup yang ekstrim: seorang tokoh yang cuma bersandal, seorang anggota Dewan Pertimbangan Agung yang tidak bermobil, seorang menteri (di waktu lampau) yang dari gedung departemennya keluar membeli rokok sendiri di tepi jalan. Betapa aneh zaman, untuk menyebut itu ekstrim. Sebab Pak Said sendiri hanya melakukan hal yang biasa saja untuk dirinya, tidak untuk"nyentrik", tidak untuk menarik perhatian atau untuk ngotot dengan satu prinsip. Tapi zaman rupanya ingin mendesakkan suatu pola umum -- di mana semua orang harus mengikuti "kelayakan". Akibatnya ialah "kesederhanaan" jadi suatu pengertian yang menggugat, yang membingungkan, penuh hipokrisi dan dipersoalkan. Padahal Pak Said, tauladan kesedcrhanaan itu, tidak menggugat ia bahkan mungkin telah mengecewakan mereka yang lebih "radikal", karena ia kurang cukup bersuara menghardik kemewahan yang kini nampak di sekitar. Tapi kenapa mesti menghardik? Pak Said orang yang berbahagia. Kesederhanaan baginya bukan tanda prestasi dari suatu maraton etik dan pengorbanan. Kesederhanaan baginya adalah suatu ketenteraman yang mengasyikkan. Sebuah kebun mawar. Sebidang rumput hijau. Suatu berkah. Maka jika ada yang menangis karena Pak Said meninggal, baiklah kita ingat ia tak pernah menangis untuk dirinya sendiri.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

5 hari lalu

Perwakilan dari tiga ratus guru besar, akademisi dan masyarakat sipil, Sulistyowari Iriani (kanan) dan Ubedilah Badrun memberikan keterangan pers saat menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Subekti
MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

46 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

51 hari lalu

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.


53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

51 hari lalu

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.


Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.


Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.


ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

Pengunjung melihat karya-karya Goenawan Mohamad dalam pameran tunggalnya di Lawangwangi Creative Space bertajuk Sejauh Ini... di Bandung, Jawa Barat, 2 Februari 2024. Sastrawan, budayawan, sekaligus pendiri Majalah Tempo ini memamerkan lebih dari 100 karya seni rupa yang dibuat sejak tahun 2016 sampai 2024. TEMPo/Prima mulia
ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.


Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.


Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Sejumlah orang dari berbagai latar belakang mendeklarasikan gerakan masyarakat untuk mengawasi Pemilu 2024. Gerakan yang dinamai JagaPemilu itu diumumkan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.


Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

14 November 2023

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

Aliansi yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang itu menyampaikan keprihatinan mereka ihwal merosotnya Mahkamah Konstitusi atau MK.