Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Catatan Hari Anak Nasional

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Natasya Evalyne Sitorus, Manajer Advokasi dan Psikososial Lentera Anak Pelangi

Tangis tak berkesudahan kembali pecah di Palestina pada awal Juli lalu. Serangan udara Israel memporak-porandakan permukiman sipil di Jalur Gaza. Setidaknya 32 anak tewas dalam sepekan pertama. Hingga kini 76 anak menjadi korban. Dunia turut menangisi kepergian anak-anak tak berdosa itu. Kabar duka disiarkan di hampir semua stasiun televisi, dimuat di nyaris semua media cetak, dan disebarkan melalui media-media sosial.

Di Indonesia, bendera Palestina dikibarkan dan pita hitam tanda duka diikat di lengan para pemuda yang berteriak di bawah Patung Selamat Datang, Jakarta. Kematian anak-anak Palestina itu telah membuat muram peringatan Hari Anak Nasional, kemarin.

Namun tangis juga pecah di rumah Alika pada Kamis pekan lalu. Kontrakan kecil di ujung gang sempit di sebuah jalan di Pisangan, Jakarta Timur, itu menjadi saksi perjuangan Alika melawan virus HIV, yang akhirnya merenggut nyawanya. Alika baru saja melewati ulang tahunnya yang ketiga pada Maret lalu. Untuk Alika, tak satu pun stasiun televisi atau media cetak mengabarkan kepergiannya. Satu-satunya yang mendokumentasikan kematian Alika hanya selembar surat kematian dari rumah sakit dan empat bendera kuning sepanjang jalan menuju rumahnya. Seusai zuhur, satu unit Metro Mini dan Mikrolet yang mengangkut para kerabat mengantarkan Alika ke peristirahatannya yang terakhir, TPU Budi Dharma Cilincing, tepat di sebelah makam ayahnya. Tapi siapakah Alika; siapakah anak-anak Palestina itu-apakah kita mengenalnya?

Faktanya, banyak orang menjadi sangat responsif atas apa yang terjadi pada anak-anak nun jauh di negeri Timur Tengah, tapi tak satu pun yang mengikatkan pita hitam di lengannya atas kematian Alika. Abdul, seorang pemuda yang ikut melambai-lambaikan bendera Palestina di Bundaran Hotel Indonesia, tinggal tak jauh dari rumah Alika. Tapi ia tak mengenal Alika. Berita tentang anak yang meninggal karena HIV di dekat rumahnya hanya didengarnya secara tak sengaja, saat mampir di puskesmas mengambil obat batuk. Abdul cuma terdiam ketika menyadari bahwa Alika tinggal dekat dari rumahnya. Adapun untuk 32 anak yang tewas di Palestina, ia bersikap. "Anak-anak itu tidak berdosa! Serangan Israel itu harus dikutuk!" kata Abdul kepada penulis.

Alika bukan satu-satunya anak yang meninggal karena HIV tahun ini di Jakarta. Lentera Anak Pelangi yang bergiat dalam pendampingan anak-anak dengan HIV dan AIDS di Jakarta mencatat dua anak dampingannya meninggal pada tahun ini atau menjadi 15 anak sejak 2009. Jumlahnya memang hanya separuh dari anak-anak yang tewas dalam satu minggu di Palestina. Tapi, 15, 12, 7, bahkan 1 anak pun adalah anak-anak Indonesia. Bukankah setiap nyawa seharusnya berharga dan layak diperjuangkan? Lagi pula, masih ada ribuan anak dengan HIV di Indonesia. Yang sudah tercatat sejumlah 3.408. Mengikuti fenomena gunung es, diperkirakan jumlah anak pengidap virus perampas kekebalan ini lebih banyak lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peringatan Hari Anak Nasional hendaknya mengingatkan kita akan hak setiap anak Indonesia tanpa kecuali, termasuk anak pengidap HIV. Bukankah tujuan penetapan hari anak nasional salah satunya adalah untuk selalu mengingatkan kita akan hak-hak mereka? Dimulai dengan memberikan apa yang seharusnya mereka peroleh pada peringatan Hari Anak, mereka lalu mendapatkan semua hak dan kebutuhannya itu sepanjang tahun. Peringatan Hari Anak akhirnya hanya menjadi pengingat.

Tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak-anak pengidap HIV dibanding anak-anak lainnya. Hak-hak mereka dan kebutuhannya harus dipenuhi. Anak-anak dengan HIV saat ini sudah memiliki akses terhadap obat antiretroviral (ARV) yang diperlukan untuk menekan laju perkembangan virus HIV. Dengan obat ini, angka harapan hidup mereka bisa meningkat. Tapi anak-anak ini tak sekadar membutuhkan ARV, tapi juga pelayanan kesehatan yang lebih baik di rumah sakit. Bukan itu saja, mereka masih harus berjuang untuk mendapatkan kasih sayang, penerimaan, dan dukungan dari keluarga dan masyarakat.

Mereka harus diterima di lingkungan sekolah tanpa ada diskriminasi. Mereka layak bermain bersama anak-anak lain di depan rumah. Bahkan mereka seharusnya layak dicegah untuk terinfeksi HIV dari orang tuanya. Program pencegahan penularan HIV dari orang tua kepada anak sudah masuk dalam Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-2014. Tapi masih banyak anak yang terlahir dengan HIV, baik karena kurangnya sosialisasi dan pelayanan yang sulit dijangkau, ataupun karena kurangnya kesadaran masyarakat, terutama ibu hamil, dalam mengakses layanan ini.

Membiarkan anak-anak pengidap HIV kehilangan haknya sebagai anak adalah hal yang tidak bisa dikompromikan. Tanggung jawab untuk menjamin anak-anak itu memperoleh haknya bukan hanya ada pada negara, tapi juga pada semua lapisan masyarakat. Belajarlah dari hidup Alika. "Semasa hidupnya Alika tidak pernah merasakan enak. Selalu susah, selalu sakit, bahkan ibunya tak mau mengurusinya. Semoga Alika sudah tenang sekarang," ujar neneknya kepada penulis.  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Anak Sedunia, 7 Cara Melatih Mental Anak untuk Hadapi Tantangan

20 November 2023

Ilustrasi anak bermain/UNIQLO
Hari Anak Sedunia, 7 Cara Melatih Mental Anak untuk Hadapi Tantangan

Menyambut Hari Anak Sedunia pada 20 November, bagaimana melatih mental anak yang kokoh di tengah tantangan dunia sekarang?


kumparanMOM Festival Hari Anak 2023 Ajak Anak-anak Bermain dan Belajar

2 Agustus 2023

Antusiasme pengunjung acara kumparanMOM Festival Hari Anak 2023 hari kedua. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan.
kumparanMOM Festival Hari Anak 2023 Ajak Anak-anak Bermain dan Belajar

kumparanMOM Festival Hari Anak dengan tema #BanyakMainBanyakBelajar sukses diselenggarakan pada 29-30 Juli di Taman Anggrek, Gelora Bung Karno, Jakart


Deretan Artis Korea Selatan yang Berdonasi untuk Rayakan Hari Anak

6 Mei 2023

Lee Jong Suk dan IU. Foto : Instagram
Deretan Artis Korea Selatan yang Berdonasi untuk Rayakan Hari Anak

Para artis Korea Selatan kompak melakukan donasi ke rumah sakit dan anak-anak yang membutuhkan.


Pesan Kak Seto di Hari Anak Sedunia

20 November 2022

Ilustrasi anak di sekolah. Shutterstock
Pesan Kak Seto di Hari Anak Sedunia

Kak Seto mengatakan peringatan Hari Anak Sedunia mengingatkan pentingnya pemenuhan hak-hak anak.


Apa Perbedaan Hari Anak Universal dan Hari Anak Internasional?

20 November 2022

Ilustrasi anak-anak berlari. shutterstock.com
Apa Perbedaan Hari Anak Universal dan Hari Anak Internasional?

Walaupun berbeda waktu peringatan Hari Anak Universal dan Hari Anak Internasional, nilai tujuan utamanya tetap sama


Asal-usul Hari Anak Universal Setiap 20 November

20 November 2022

Ilustrasi anak-anak. Freepik.com/freepic.diller
Asal-usul Hari Anak Universal Setiap 20 November

Asal-usul peringatan Hari Anak Universal telah mengalami perjalanan panjang hingga akhirnya diresmikan pada 1959


Hari Anak Nasional, Kemendikbud Gelar Lomba Cipta Lagu Anak

23 Juli 2022

Sejumlah pelajar bermain Yeye saat Festival Dolanan Anak dalam rangkaian Hari Jadi ke-197 Kabupaten Wonosobo di Alun-Alun kota Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis 21 Juli 2022. Berbagai permainan tradisional seperti Bul Bulan, Gobak Sodor, Egrang, Yeye dan Bentengan yang dimainkan oleh ratusan pelajar tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat sekaligus melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan generasi muda. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Hari Anak Nasional, Kemendikbud Gelar Lomba Cipta Lagu Anak

Memperingati hari anak nasional, Kementerian Pendidikan menggelar lomba cipta lagu anak. Ini dilakukan untuk menyosialisasikan lagu anak Indonesia.


1.028 Anak Terima Remisi di Peringatan Hari Anak Nasional 2022

23 Juli 2022

Sejumlah anak didik lapas mementaskan teater di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas IA Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 23 Juli  2020. ANTARA/Fauzan
1.028 Anak Terima Remisi di Peringatan Hari Anak Nasional 2022

Dari jumlah tersebut, 998 anak mendapatkan Remisi Hari Anak Nasional (RAN) I atau pengurangan sebagian hukuman.


Jokowi Atraksi Tiga Sulap di Hari Anak Nasional: Bimsalabim

23 Juli 2022

Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menghadiri Hari Anak Nasional (HAN) 2022 di Istana Presiden Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 23 Juli 2022. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Jokowi Atraksi Tiga Sulap di Hari Anak Nasional: Bimsalabim

Jokowi melakukan sulap mengambil bola dan roti dari kantong kosong. Saat akan memulai sulapnya, Jokowi terlihat kebingungan dengan alatnya itu.


Ragam Aktivitas yang Bisa Dilakukan Bersama di Hari Anak Nasional

22 Juli 2022

Ilustrasi keluarga. Freepik.com
Ragam Aktivitas yang Bisa Dilakukan Bersama di Hari Anak Nasional

Berikut lima inspirasi aktivitas orang tua dan anak yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Anak Nasional.