Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Salam Tiga Jari

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - AGUS DERMAWAN T. PENGAMAT budaya dan  SENI

Atas lukisannya yang amat terkenal, Guernica (1937), Picasso (1881–1973) berkata, "Saya adalah manusia yang selalu mencari sisi positif seseorang. Saya selalu ingin menggambarkan bagian-bagian yang baik saja dari setiap pribadi manusia. Dengan begitu, lukisan Guernica adalah petunjuk kegagalan saya dalam menemukan sisi-sisi baik yang saya maksudkan itu. Guernica adalah tanda bahwa saya baru mampu melihat kecelakaan besar kemanusiaan."

Dunia tahu bahwa Guernica adalah mahakarya yang menggambarkan perang habis-habisan warga sipil di Spanyol pada pertengahan 1930-an. Pertikaian tanpa tentara itu menghasilkan teriakan pedih membahana. Ratusan orang mati dan darah mengalir bagai air kali. Syahdan, neraka ini bermula dari perbedaan politik dua kubu masyarakat, yang menyebabkan setiap kelompok tak henti berusaha mengepruk dan mengalahkan. Dan setiap persona diganggu oleh nafsu untuk tak henti mengolok-olok di segala sisi jalan. (Sebelum media sosial dan setiap gadget mengakomodasi olok-olok semacam ini pada zaman sekarang). Guernica adalah lawan kata dari keinginan Picasso untuk selalu menggambarkan sisi-sisi baik manusia.

Picasso memang hadir sebagai "penasihat moral sosial-politik" pada abad ke-20. Iktikad untuk senantiasa melukiskan "sisi-sisi baik" adalah rumus utamanya. "Kita punya lawan yang menyimpan sekarung kebaikan. Kita punya kawan baik yang punya beberapa bungkus keburukan," kata ribuan karyanya. Puncak dari perhelatan pikiran positif itu adalah lambang perdamaian yang ia cipta, dan lantas dipakai lembaga sosial-politik seluruh dunia sepanjang masa. Lambang itu berupa burung merpati putih.

Sang lambang diciptakan ketika Picasso diminta untuk membuat poster Congres Mondial Des Partisans de la Paix (Kongres Dunia Pejuang Perdamaian) yang disponsori oleh Partai Komunis Prancis, pada April 1949. Di situ ia mempresentasikan secara realistis seekor merpati putih dalam teknik litografi. Lalu, atas berbagai karya yang selalu menjunjung "sisi-sisi baik manusia", Picasso dinobatkan sebagai salah satu dari "100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah" oleh Michael H. Hart. Namanya bersanding dengan Nabi Muhammad SAW, Isaac Newton, Copernicus, dan Yesus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seniman adalah pencari dan pemanifestasi hal-hal baik! Bertolak dari Picasso, kita boleh teringat kepada para seniman Indonesia yang riuh berpartisipasi dalam pemilihan presiden tempo hari. Dalam acara ini rumah besar seniman terbelah dua.

Kini, setelah 22 Juli, dua pasang manusia baik itu selesai berkompetisi. Ada belahan seniman yang kalah, ada belahan seniman yang menang. Namun nurani seniman sejati akan mengatakan bahwa kemenangan pasangan manusia baik bisa terjadi lantaran dihantar oleh manusia baik yang kalah. Sementara itu, filsafat kesenian bertutur: kebaikan tidak pernah kalah, meski ia bukan pemenang.

Dari sini kita sah berangan, alangkah indah jika kedua kelompok seniman pengusung para manusia baik itu segera kembali menyatukan rumah besarnya. Mereka kemudian bersama-sama membuat perhelatan seni yang menjunjung dua pasang manusia baik itu dalam satu panggung: "Perhelatan Seni Salam Tiga Jari", misalnya. Apabila perhelatan ini terjadi, Picasso di surga mungkin akan tersenyum berseri-seri.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.  Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.


Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Serikat pekerja industri media dan kreatif Sindikasi saat menyampaikan pendapat di hari Buruh Sedunia di Silang Monas, Jakarta. TEMPO | Alfan Noor
Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.


Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Etza Meisyara melakukan performance musik di acara pembukaan pameran tunggalnya di Ville De La Rochelle Prancis. (Dok.Etza)
Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.


Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.


Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Mike musikus punk Marjinal seusai jumpa media tentang acara The People's Summit on Alternative Development di Denpasar, Sabtu, 6 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.


Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman mural The Popo kritik Gubernur DKI Jakarta soal penanganan Kali Item melalui mural (Instagram)
Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural


Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Naufal Abshar, pelukis mural yang terkenal dengan serial 'Hahaha' untuk melakukan kritik sosial. Leonardi
Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.


Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Dokus Piramida Dugong. Foto: Yayasan Terumbu Rupa
Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka


Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo menggelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti di Gedung Tempo, 21 September 2017. TEMPO/Juli Hantoro
Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.


Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Tisna Sanjaya melakukan performance art mendukung KPK. BISNIS.COM
Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.