Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Real Count PKS

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Arfanda, Pengamat Gerakan dan Politik Islam

Berdasarkan penghitungan manual Pusat Tabulasi Penghitungan Suara kubu Prabowo–Hatta oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyatakan Prabowo–Hatta sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres), Prabowo mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi. Realistiskah mengajukan gugatan Komisi Pemilihan Umum atas dasar rekapitulasi manual PKS?

Bisa dikatakan track record PKS melaksanakan real count tak begitu meyakinkan. Hasil penghitungan manual PKS kerap berbeda dengan hasil penghitungan yang dilakukan oleh KPU ataupun lembaga-lembaga survei. Beberapa kali hasil penghitungan manual PKS, khususnya yang berkaitan dengan perolehan suara partainya, berbeda dengan lembaga lain.

Dalam Pemilu 2014 lalu, hasil ancangan manual yang dilaksanakan internal PKS menyatakan perolehan suara PKS pada posisi ketiga dengan perolehan suara total mencapai 9 persen. Tapi, faktanya, hasil penghitungan cepat beberapa lembaga survei dan real count KPU menyatakan perolehan suara PKS berkisar 6,67 persen. Begitu juga dalam Pemilu 2009, hasil tabulasi internal PKS menyatakan perolehan suara PKS mencapai 12 persen, tapi faktanya hanya 7,88 persen. Dari pilpres 2014, hasil penghitungan PKS menyatakan bahwa Prabowo menang tipis atas Jokowi, dan inilah yang mendasari Prabowo mengajukan gugatan ke MK.

Jika penghitungan manual dilakukan dengan jujur, perbedaan hasil antara tim internal PKS dan KPU tak mungkin terjadi. Penghitungan manual dilakukan dengan memasukkan data C1 ke Pusat Tabulasi Suara. Selain dipegang oleh saksi masing-masing pasangan capres, salinan C1 digenggam oleh Panwaslu dan KPU. Untuk melihat salinan C1 siapa yang paling akurat, tinggal mencocokkan saja ketiga salinan C1 yang dipegang oleh saksi, KPU, dan Panwaslu. Hal itu mudah dilakukan karena KPU telah mengunggah formulir perolehan suara di tingkat TPS yang jumlahnya hampir mencapai setengah juta ke Internet.

Berdasarkan transparansi C1 tersebut, sebenarnya sangat sulit memanipulasi suara melalui pemalsuan hasil penghitungan suara yang direkap di C1. Kecurangan suara baru dapat terjadi jika saksi pasangan capres "bekerja sama" dengan KPU dan Panwaslu. Tentu bukan hal yang mudah mengkondisikan KPU dan Panwaslu memenangkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Apalagi, hasil kalkulasi manual KPU menyatakan selisih suara kedua pasangan capres melebihi 8 juta suara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

PKS, sebagai partai kader, pimpinan PKS harus ditampilkan dengan kualifikasi luar biasa. Kepercayaan (tsiqoh) kader harus dipelihara agar kebijakan pimpinan pusat partai ditaati seluruh kader.

Untuk menjaga kepercayaan tersebut, pimpinan partai biasanya memberikan arahan yang dapat membangkitkan kepercayaan dan motivasi kader dalam mengeksekusi seluruh perintah pimpinannya. Bukan tak mungkin, hasil perbedaan penghitungan internal juga merupakan bagian dari strategi internal--apalagi jika dibumbui cerita kekuatan anti-PKS yang diam-diam terus berusaha menghancurkan partai ini.

Memang, keputusan KPU memenangkan Jokowi belum final karena pelabuhan terakhir kemenangan berada di pundak MK. Tapi, mengajukan gugatan tanpa dilandasi data valid yang berasal dari partai politik hanya akan menguras energi dan air mata.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.