Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesulitan bagi uni soviet & cina

Oleh

image-gnews
Iklan
ADEGAN terakhir dari film Tujuh Samurai karya sutradara Kurosawa: 12 Pertempuran telah selesai. Pagi mekar. Tadi malam seluruh pasukan bandit yang berbulan-bulan lamanya memeras petani dipukul hancur oleh ketujuh samurai sewaan. Para petani kini bisa menanam padi kembali dengan menyanyi. Tapi di bukit-bukit sana, ada empat kuburan yang ditandai dengan empat pedang yang dihunjamkan ke tanah: milik dari empat kesatria yang gugur dalam pertempuran. "Yang menang adalah para petani," begitu gurnam, samurai tertua yang masih hidup, seraya berjalan meninggalkan dusun itu. Ketika film ini dicoba diadaptasikan menjadi Magnificent Seven dengan menampilkan jago-jago tembak gaya Western Amerika di tengah dusun petani Meksiko, yang tersisa hanyalah kehebatan perkelahian. Suatu segi yang sedih tapi tak terelakkan dari film Kurosawa rasanya hanya bisa dituangkan lewat latar sejarah sosial Jepang: pudarnya kasta samurai dari permukaan yang antik, dan munculnya kelas baru yang pada mulanya adalah para petani. Para samurai dalam film Kurosawa itu pun sisa-sisa yang tengah merasakan hilangnya status mereka. Mereka tak lagi punya tempat mengabdikan diri. Mereka hidup mengembara sebagai ronin, lapar, terserak-serak, hingga akhirnya datang serombongan petani yang meminta tolong pada mereka -- dengan menawarkan bayar -- untuk melawan teror para bandit. Para petani itu, yang selama ini tak ada harganya di mata klas samurai itu, ternyata memiliki kelebihan yang kemudian berguna bagi zaman baru. Mereka tak bisa bertempur. Mereka tak punya gaya. Tapi mereka tahu artinya menabung bagi hari esok, dan tahu soal bayar membayar. Mereka itulah kaum burjuis. Dalam penggunaan kita di Indonesia lazimnya kata "burjuis" tidak biasa dikaitkan dengan bapak dan ibu tani. Kita lebih sering mengkaitkan pengertian "burjuis" dengan kekayaan yang menyolok di kota, dengan perut buncit dan kepala penuh mesin hitung. Kita suka membayangkan petani kita -- yang bekerja begitu keras, dengan perhitungan ekonomi yang sudah berakar di kepala dan di otot -- seakan-akan para pnyayi kota yang melihat sawah hanya sebagai tempat istirahat. Atau, kalau tidak, kita menyamaratakan petani kita dengan proletariat desa yang tak punya alat produksi. Kita lupa bahwa kaum Marxis pun menyebut petani itu sebagai burjuasi. Melihat kenyataan mereka di Indonesia seorang penulis Marxis bahkan pernah mengatakan bahwa Indonesia merupakan "lautan burjuis kecil". Itulah sebabnya dalam teori revolusi mereka, kaum Marxis dalam tahap pertama tidak memandang burjuasi itu sebagai lawan. Justru sebagai kawan. Dan itu pulalah salah satu kesulitan yang harus dihadapi pemerintahan komunis seperti di Uni Soviet dan Cina: bagaimana menyelesaikan masalah pertanian -- antara meningkatkan produksi dengan mengurangi hak individuil petani, alias burjuasi, dalam suatu kediktaturan proletariat. Tak mengherankan bila di negeri kita pun ada dugaan, bahwa produksi pangan tak cukup berarti naiknya lantaran kaum tani tak cukup didengarkan kepentingannya. Bumi tak cukup luas diolah atau digunakan secara ekonomi. Buat apa berhektar tanah untuk peternakan kuda -- yang hanya dinikmati keindahannya bagaikan akuarium? Bukankah itu bukti bahwa kita masih kepingin jadi aristokrat, yang punya style, kemegahan, kenikmatan, keindahan tapi sebenarnya tak acuh pada soal produktifitas? Bukankah itu pertanda kita belum bersemangat petani yang burjuis? Entahlah. Burjuasi, seperti setiap kelompok atau lapisan sosial, punya batas. Tapi barangkali benar apa yang ditunjukkan oleh sejarawan Charles Moraze dalam Les Bourgeois Conquerants, sebuah buku yang ingin melukiskan epos kelas menengah, epos ilmu, peruntungan baik dan juga keserakahan. Kata Moraze "Burjuasi abad ke-sembilan belas Eropa menaklukkan dunia bukan karena mereka kelas menengah atau karena mereka orang Eropa, melainkan karena mereka lebih mampu ketimbang para pemimpin dari bagian dunia yang lain .... " Dalam film Kurosawa, para samurai dikubur atau tetap rombeng. Tapi para petani menyanyi. Dan Jepang bangun dari sana.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.


Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

7 menit lalu

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang saat memimpin Kunjungan Kerja Reses, di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/4/2024). Foto: Wilga/vel
Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.


Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

12 menit lalu

Karya Dzikra Afifah berjudul Fragilization by Landscape(Kathe Kollwitz Appropriation) berukuran 33 x 35 x 27 cm. (Dok.Orbital).
Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.


Respons Internal Partai Golkar Soal Peluang Jokowi dan Gibran Bergabung

19 menit lalu

Menkoperek Airlangga Hartarto Airlangga Hartarto menunjukan kepada Presiden Joko Widodo anggaran belanja kementerian yang telah masuk secara digital saat Penyerahan secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2024.  Presiden Joko Widodo menyiapkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024. Dana tersebut akan ditujukan untuk beberapa hal yang menjadi fokus. Dana tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.467,5 triliun dan transfer ke daerah Rp857,6 triliun. Pemerintah juga akan menuntaskan proyek infrastruktur prioritas, percepatan transformasi ekonomi hijau dan dukung reformasi birokrasi serta aparatur sipil negara (ASN). TEMPO/Subekti.
Respons Internal Partai Golkar Soal Peluang Jokowi dan Gibran Bergabung

Airlangga menuturkan Partai Golkar terbuka bagi kader terbaik bangsa.


10 Hotel Terbaik di Dunia Versi TripAdvisor, Ada yang di Bali

22 menit lalu

Berikut ini daftar hotel terbaik di dunia yang bisa Anda kunjungi versi TripAdvisor. Dua di antaranya ada di Indonesia. Di daerah mana?Foto: TripAdvisor
10 Hotel Terbaik di Dunia Versi TripAdvisor, Ada yang di Bali

Berikut ini daftar hotel terbaik di dunia yang bisa Anda kunjungi versi TripAdvisor. Dua di antaranya ada di Indonesia. Di daerah mana?


Alasan Shin Tae-yong Yakin Pasang Target Timnas U-23 Indonesia Lolos Empat Besar di Piala Asia U-23 2024

26 menit lalu

Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Rizky RIdho Ramadhani mengangkat tangannya usai berhasil mencetak gol melalui penalti ke gawang Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024. Indonesia memastikan lolos semifinal usai menang adu penalti dengan skor akhir 11-10, dimana sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Alasan Shin Tae-yong Yakin Pasang Target Timnas U-23 Indonesia Lolos Empat Besar di Piala Asia U-23 2024

Shin Tae-yong mengaku mengetahui betul kemampuan para pemain timnas U-23 Indonesia sehingga dia yakin bisa lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024.


Jokowi Siapkan 'Karpet Merah' untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

33 menit lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Siapkan 'Karpet Merah' untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Program unggulan yang masuk dalam RKP-RAPBN 2025, termasuk makan siang gratis, itu dapat dieksekusi setelah Prabowo-Gibran dilantik Oktober.


Kawah Ijen Jadi Perhatian Media Internasional setelah Insiden Kecelakaan Turis Cina

39 menit lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kawah Ijen Jadi Perhatian Media Internasional setelah Insiden Kecelakaan Turis Cina

Seorang turis Cina jatuh ke dalam kawah Kawah Ijen saat berpose untuk foto menjadi perhatian media internasional.


Soal PDIP Belum Merapat, Gibran: Enggak Ada yang Ditinggalkan

39 menit lalu

Soal PDIP Belum Merapat, Gibran: Enggak Ada yang Ditinggalkan

Wakil presiden (wapres) terpilih GIbran Rakabuming Raka ikut buka suara terkait pertemuan antara Presiden Terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Sebelumnya Prabowo juga telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.


Bahas Pengembangan AI, Microsoft Diagendakan Bertemu Empat Perusahaan Raksasa Teknologi

41 menit lalu

Ilustrasi Logo Microsoft. REUTERS/Dado Ruvic
Bahas Pengembangan AI, Microsoft Diagendakan Bertemu Empat Perusahaan Raksasa Teknologi

Microsoft menyusun agenda pertemuan untuk membicarakan artificial intelligence atau AI bersama para eksekutif raksasa teknologi di Korea Selatan.