Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 'Jangan' untuk Kabinet Jokowi  

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asvi Warman Adam, Peneliti senior LIPI

Bila tidak ada aral, 22 Oktober 2014, Jokowi akan dilantik sebagai presiden. Karena itu, upaya pencarian para menteri sebaiknya dimulai sejak sekarang. Ada beberapa resep "jangan" yang sebaiknya diterapkan Jokowi.

Pertama, jangan tersandera oleh mitra koalisi. Pengalaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam penyusunan kabinet sebelumnya adalah mimpi buruk.

Kedua, jangan sampai jumlah pengurus partai melebihi kelompok profesional. Pada dua kali periode pemerintahan SBY, jumlah wakil partai itu separuh dari anggota kabinet. Untuk kali ini, diharapkan jumlah orang partai itu tidak lebih dari 20 persen.

Ketiga, seandainya ada mitra koalisi yang mengisi kabinet, tidak harus ketua umum. Seandainya ketua umum partai yang diangkat menjadi menteri, sebaiknya ia meninggalkan jabatannya yang sangat strategis di partai. Tentu ketua umum itu mendapat mandat dari kongres partai tersebut. Sementara itu, sebagai menteri, ia harus tunduk dan bertindak sebagai pembantu presiden. Tidak dapat dihindari terjadi konflik kepentingan di sini, terutama menjelang pemilihan umum, saat sang menteri harus berkampanye untuk partainya.

Selain itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa kedudukan menteri itu menjadi sumber pemasukan untuk partai yang bersangkutan. Karena itu, ketergantungan partai akan sumber dana ini perlu dipecahkan, misalnya, dengan pendanaan dari APBN. Sebagai contoh, Rp 1.000 atau lebih untuk setiap satu suara yang diperoleh partai tersebut dalam pemilihan umum.

Keempat, jumlah menteri itu maksimal 34 orang kebetulan sama dengan jumlah provinsi di Indonesia. Namun kabinet itu bukan sampel statistik, jadi tidak harus memperhatikan secara mutlak proporsi kelamin lelaki-perempuan, tua-muda, suku bangsa, dan agama sesuai dengan sensus penduduk yang diadakan Badan Pusat Statistik. Jika mereka berasal dari Sabang sampai Merauke, tidaklah wajib semua etnis dari Aceh sampai Papua dimasukkan. Seandainya tidak ada orang Minang menjadi menteri, seharusnya hal itu tidak menyebabkan warga Sumatera Barat kecewa.

Kelima, calon menteri itu jangan pernah tersangkut perkara korupsi. Dalam hal ini, tentu presiden terpilih dapat meminta informasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keenam, calon menteri itu jangan tersangkut kasus pelanggaran HAM berat. Sebaiknya Jokowi menanyakan hal ini kepada Komnas HAM yang tentu memilik data lengkap.

Ketujuh, the right man in the right place. Jangan mengangkat anggota Dewan Perwakilan Rakyat sebagai menteri apabila lebih cocok sebagai anggota parlemen. Jangan sungkan mengangkat kembali tokoh yang pernah menjadi menteri pada masa pemerintahan SBY yang dinilai berhasil selama menjalankan tugasnya. Pembenahan BUMN masih sangat perlu diteruskan. Selain itu, ada wakil menteri yang bisa dipromosikan sebagai anggota kabinet, dengan catatan jumlah wakil menteri, seandainya masih dipertahankan, akan berkurang. Dirjen di kementerian, gubernur, bupati, wali kota, intelektual kampus/lembaga penelitian, dan direktur BUMN menjadi sumber daya untuk calon anggota kabinet mendatang.

Kedelapan, Kementerian Agama seyogianya jangan disandera sehingga menjadi jatah NU atau Muhammadiyah. Bahkan, untuk kondisi sekarang saat Kementerian Agama memperoleh sorotan dalam kasus korupsi, seyogianya jabatan menteri dipegang oleh tokoh yang betul-betul jujur dan antikorupsi. Menteri Agama yang sekarang saya kira memiliki kriteria tersebut dan secara kebetulan berasal dari keluarga Nahdliyin (ayahnya pernah menjadi menteri agama dan tokoh NU).

Kesembilan, jangan mengangkat Menteri Komunikasi dan Informatika dari mitra koalisi. Seyogianya kementerian ini bertugas sebagai juru bicara pemerintah, menjembatani komunikasi dan informasi mengenai program pemerintah kepada rakyat. Tugasnya antara lain sama seperti Departemen Penerangan zaman Orde Baru, namun dengan cara yang lebih modern dan demokratis. Tugas kementerian ini bukan sekadar memblokir situs porno, tapi sebaiknya juga membentuk direktorat jenderal baru, melakukan sosialisasi Pancasila. Sosialisasi Pancasila yang sebelumnya dilakukan anggota MPR sebaiknya dialihkan kepada pihak eksekutif.

Kesepuluh, semua kementerian itu penting. Jangan sampai ada kementerian yang dianggap berada di pinggir. Jangan mengangkat Menteri Pemuda dan Olahraga sekadar demi membagi-bagi kursi. Seharusnya posisi ini diisi oleh seorang tokoh energetik. Jakarta akan menjadi tuan rumah Asia Games pada 2018. Setengah abad setelah dibangunnya Gelora Bung Karno dan diselenggarakannya Asian Games IV di Jakarta pada 1962, kita harus bisa kembali meraih posisi juara umum kedua.

Tentu saja, sebelum diisi oleh tokoh yang memiliki integritas dan kapasitas, perbaikan nomenklatur kementerian perlu dilakukan. Prof Dr Syafii Maarif, misalnya, mengusulkan agar Kementerian Pendidikan dipecah menjadi dua, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Ristek. Dalam bayangan saya, kementerian yang terakhir ini merupakan gabungan dari Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Ristek, LIPI, BPPT, Batan, dan Lapan. Kementerian Kesehatan sebaiknya digabung dengan BKKBN.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya sesama menteri Jokowi, Susi Pudjiastuti, di akun Instagram, Sabtu, 26 Oktober 2019. instagram.com/ignasius.jonan
Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.


5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla bersiap untuk foto bersama dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019 saat acara perpisahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.


Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (ANTARA News/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.


Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menunjukkan tiket perjalanan kereta bandara disela peresmian layanannya di Stasiun KA Bandara Manggarai, Jakarta, Sabtu, 5 Oktober 2019. Kereta pertama dari Manggarai yaitu pada pukul 05.10 WIB, sedangkan dari Soekarno Hatta kereta pertama berangkat pukul 06.20 WIB. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.


Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Presiden Joko Widodo. TEMPO/Ijar Karim
Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.


Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Menteri Ketenagakerjaan M.Hanif Dhakiri saat memberikan arahan sekaligus membuka acara Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Ketenagakerjaan Tahun 2020 dengan tema
Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.


Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla bersiap untuk foto bersama dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019 saat acara perpisahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.


Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

18 Oktober 2019

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla bersiap untuk foto bersama dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019 saat acara perpisahan di Istana Negara, Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell


Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

15 Oktober 2019

Menteri Kabinet Kerja mengikuti Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Negara, Jakarta, Kamis 3 Oktober 2019. Menurut Jokowi, dalam lima tahun ini banyak yang telah dilakukan para menteri dalam memajukan serta membangun Indonesia. TEMPO/Subekti.
Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.


Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

3 Oktober 2019

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) memasuki ruang pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa, 1 Oktober 2019. ANTARA
Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terakhirnya bersama Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada para menteri dan pimpinan lembaga.