Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perpecahan Pemimpin PKI

Oleh

image-gnews
Iklan
PADA waktu D.N. Aidit berumur 27 tahun, yakni di tahun 1951 ia mengambil-alih kepemimpinan PKI. Bersama dia adalah Lukman, 30 tahun. Sudisman, 30 tahun. Dan yang termuda adalah Nyoto, 25 tahun. Sampai dengan saat kehancuran PKI di tahun 1965-1966, keempat pemimpin komunis itu nampak dari luar sebagai suatu empat serangkai yang kompak. Tapi kenyataan di balik tembok itu agaknya tak selalu demikian. Hancurnya Partai membongkar apa yang selama itu tersembunyi. Di dalam dan di luar sel tahanan, orang-orang komunis atau simpatisan PKI mulai melihat kekurangan para pemimpin besar dan kecil mereka. Salah taktik yang selama ini dianggap tak mungkin dilakukan sang pemimpin, egoisme yang sebelumnya tersembunyi di sementara tokoh, bahkan pengkhianatan serta saling fitnah, adalah hal-hal buruk yang tibatiba menjadi lebih buruk di dalam krisis -- meskipun pukulan nasib dan kekalahan tak jarang menimbulkan kembali sifat yang kuat dan mulia pada manusia. Perpecahan itu kemudian menjadi lebar. Seperti yang ditulis oleh Guy J. Pauker dalam artikelnya The Rise and Fall of The Communist Party of Indonesia, dalam mencoba melakukan reorganisasi, sisa-sisa PKI terbagi oleh perbedaan doktrin. Di bawah Jusuf Adjitorop yang kini berada di Peking, seruannya mengandung pujaan kepada Mao Tse-tung. Tapi sebuah grup lain, yang menamakan diri "Grup Marxis-Leninis PKI", mengutuk para pemimpin PKI yang menurut mereka dikendalikan Peking hingga "bermain judi" dengan "Gerakan 30 September". Di antara Politbiro PKI yang lama sendiri, pukulan setelah 1 Oktober 1965 menyebabkan Sudisman dengan bahasa samar, tapi mudah ditebak, menyesali Aidit. Sebagaimana dikutip Pauker, tulisan Sudisman yang berisi "otokritik" mengecam "gaya kerja", yang telah memberi kekuasaan kepada pimpinan Partai untuk "membangun saluran organisasi mereka sendiri di luar kontrol Politbiro dan Sentral Komite". Dalam kata-kata yang lebih terang, yang dimaksudkannya nampaknya ialah tindakan Aidit membentuk Biro Khusus, dengan ketua Sjam -- seorang yang hanya bisa dekat kepadanya. Di dalam PKI pun rasanya berlaku juga kodrat, bahwa wewenang yang berada di luar kontrol amat mudah mencelakakan orang. Sebab sebuah partai, biar pun itu sebuah organisasi yang doktriner dan menuntut disiplin semacam Partai Komunis, pada akhirnya terdiri juga dari manusia -- dengan moment-momentnya yang lemah. Hanya siapa bisa mengatakan kelemahan Aidit waktu dia di puncak sana, meskipun mungkin dia tak disukai? Bahkan konon seorang penyair Lekra yang merupakan orang setianya, S.W. Kuntjahjo, pernah memujanya dalam syair: "Matanya seperti bulan". Yang menarik ialah bahwa bila yang menang dianggap tak bisa bersalah, orang lain yang surut dalam persaingan dengan mudah dikecam. Konon, yang semacam ini terjadi pada diri Njoto. Kita tak tahu persis bagaimana latarbelakang orang ini. Ia dikatakan lahir di Jawa Timur -- Besuki, Jember atau Blitar entahlah -- di tahun 1925. Ayahnya konon seorang pekerja PKI, di Solo, yang kemudian pada tahun 1925 lari ke Besuki dan menjadi pedagang. Tapi latar belakang ini tak cukup menjelaskan bagaimana tokoh kurus berkacamata dengan wajah guru yang ramah ini, bisa menguasai bahasa Belanda, Inggeris, Rusia, pandai jadi dirigen, main musik, menulis puisi, sarat dengan bacaan, suka makan enak, charmant, dan sangat cocok dengan gaya hidup seorang Bung Karno. Mungkin justru karena itu, karena ia hangat, suka lelucon dan suka wanita, ia harus bentrok dengan orang keras-kaku seperti Oloan Hutapea, anggota CC PKI yang kemudian pelan-pelan menggeser Njoto dari Harian Rakyat. Rex Mortimer, dalam Indonesian Communism under Sukarno, menyebut Njoto dan Hutapea sebagai "musuh pribadi dan politik yang pahit" menjelang tahun 1964. Kabarnya suatu ketika Njoto dituduh jatuh cinta kepada seorang wanita Rusia, seorang penterjemah yang pandai dan cantik -- dan nekad mau meninggalkan isterinya. Partai konon marah besar kepadanya -- sebagaimana konon orangorang PKI lain marah, ketika intelektuil ini berkirim surat dari perjalanan ke Mesir: ia cuma bercerita tentang mengintip perempuan Mesir lagi mandi!
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan memberikan sambutan saat deklarasi relawan Garda Matahari di Jakarta, Jumat 17 November 2023. Relawan Garda Matahari mendeklarasikan dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden dari koalisi perubahan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.


Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.


Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Monumen Karl Marx di London, Inggris Dirusak. [SKY NEWS]
Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.


Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Tan Malaka. ANTARA/Arief Priyono
Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.


Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim melambai kepada fotografer saat ia tiba di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 November 2022. Anwar resmi dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia. Fazry Ismail/Pool via REUTERS
Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.


Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Polisi membubarkan aktivis yang membentangkan spanduk saat aksi jalan pagi bersama tolak RKUHP dalam Car Free Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 27 Noveber 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.


Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi Nasdem Taufik Basari ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. TEMPO/Putri.
Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.


5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi oleh anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, 29 September 2015. ANTARA FOTO
5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.


Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Sharif Hiariej (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir (kanan) dan Pangeran Khairul Saleh (kedua kanan) usai menyerahkan draf RKUHP dan RUU tentang Permasyarakatan yang telah disempurnakan dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 Juli 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.


Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Puluhan warga membawa poster bergambar Pancasila dan Bendera Merah Putih bersiap mengikuti kirab memperingati hari lahirnya Pancasila di Desa Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, 1 Juni 2017. Kirab Pancasila dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa nasionalsme dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila. TEMPO/Pius Erlangga
Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?