Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Blusukan Virtual

image-profil

image-gnews
Iklan

Ali Rif'an
Peneliti Poltracking.

Ide Joko Widodo (Jokowi) yang akan membuat blusukan virtual, seperti lewat Facebook ataupun Twitter, untuk mendengar aspirasi rakyat, menarik untuk diulas. Gagasan yang diberi nama e-blusukan ini memang masih dalam taraf penggodokan oleh tim transisi Jokowi-JK.

Gagasan e-blusukan ini, seperti dikatakan Jokowi, tidak akan meninggalkan blusukan darat atau tatap muka langsung. E-blusukan dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan seorang presiden yang tidak bisa mengunjungi seluruh sudut Nusantara selama masa jabatannya. E-blusukan berfungsi untuk mengetahui titik-titik permasalah kronis di Indonesia yang kemudian akan didatangi oleh Jokowi. Konsepnya, sebelum melakukan blusukan darat-atau dalam istilah tim transisi disebut blusukan tematik-blusukan virtual dilakukan terlebih dulu. Hal itu dilakukan supaya blusukan darat nantinya tepat sararan.

Menurut saya, ide blusukan virtual ini menarik karena tiga hal. Pertama, e-blusukan dapat mendatangkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemerintahan. Dengan begitu, Jokowi dapat memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan rakyat. Hal ini penting karena, seperti kata pakar kepemimpinan Robert K. Greenleaf (1970), salah satu ciri kepemimpinan yang baik adalah mampu berkomunikasi secara interaktif-dialogis dengan rakyatnya, yakni mengirim dan menyampaikan pesan; berbicara dan mendengarkan.

Kedua, e-blusukan akan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Di sinilah keterbukaan informasi akan terjadi. Paling tidak, berbagai keluhan dari masyarakat dari Sabang hingga Merauke langsung bisa didengar oleh sang presiden. Pada titik inilah laporan ajudan yang terkenal dengan istilah "ABS" (asal bapak senang) dapat dihalau. Sebab, seorang presiden akan dapat mengetahui secara langsung jantung persoalan masyarakat tanpa melalui tahapan perantara yang kadang sangat birokratis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, e-blusukan dapat mempercepat sekaligus memperbaiki kinerja pemerintah. Ada beberapa bukti kenapa partisipasi publik dalam pemerintahan akan berdampak besar dalam membantu kinerja pemerintah. Sebagai contoh, sebut saja kinerja penegak hukum yang dilakukan oleh kepolisian dan KPK. Kedua penegak hukum ini rata-rata menjalankan kinerjanya dengan dimulai dari aduan warga atau laporan publik.

Selain itu, bukti lain menunjukkan bahwa blusukan virtual dapat membantu kinerja pemerintah juga telah diuji coba oleh tim transisi Jokowi-JK. Mereka melakukan blusukan virtual di sektor pendidikan dan berfokus untuk mencari tahu daerah dengan angka putus sekolah paling tinggi pada 2013. Hasilnya, melalui blusukan virtual tersebut ditemukan bahwa angka putus sekolah tertinggi ternyata ada di Depok, dengan jumlah 7.000 anak. Tentu jika hal tersebut terus dilakukan, dalam waktu singkat, problem-problem mendasar bagi bangsa ini akan dengan cepat terdeteksi sehingga pemerintah dapat bergerak cepat mengatasinya.

Karena itu, gagasan blusukan virtual ala Jokowi ini harus diakui sebagai terobosan segar yang patut disambut positif. Sebab, di tengah pekatnya gaya kepemimpinan yang elitis-berjarak, Indonesia hari esok membutuhkan pemimpin yang benar-benar bisa menjadi abdi masyarakat, supaya cita-cita Indonesia sebagai negara hebat dapat segera terwujud.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.