Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemilu: Bukan Adu Program Yang Baik

Oleh

image-gnews
Iklan
SAMBIL mengunyah rujak cingur di restoran kecil itu seorang teman bercerita tentang pemilu. Ceritanya pasti khayal dia selalu begitu tapi yang hadir toh mendengarkan. "Di lapangan Semprul", katanya memulai, "minggu lalu ada dua kampanye sekaligus. Yang sebelah sini kampanye PPP. Yang sebelah sana kampanye Golkar . . . ". "Bentrokan . . . eh, percikan?", tanya salah satu pendengar. "Nggak. Cuma kedua belah fihak balas membalas meneriakkan slogan. Juru kampanye PPP berteriak: Fisabilillah!, dan massanya pun menyahut: Fisabilillah!. Dan juru kampanye Golkar pun segera membalas teriak . . . " "Fisabilillah juga?" "Bukan. Feasibility! Feasibility!, teriak mereka". Semua pendengar ketawa. "Leluconmu ada mencerminkan fenomen politik kita kini", tiba-tiba seorang pendengar bersuara. Ia berkacamata. Mengingat ia tadi naik mobil yang di kaca belakangnya ditulis "University of Rawabelong", pasti dia sarjana. Karena itu barangkali hadirin yang lain kini menyimak apa yang mau dikatakannya. "Begini", katanya sambil melemparkan tusuk gigi. "Dewasa ini, sedang diuji betulkah ideologi sudah mati di Indonesia. Sebenarnya kata 'ideologi' itu bisa meleset. Yang mungkin ada kini ialah serangkaian simbul-simbul, yang diterima bersama oleh sekelompok orang, yang karena sejarah hidup mereka, jadi bagian dari diri mereka. Ikatan dengan rangkaian simbul itu mungkin tetap kuat. Ketika para intelektuil Orde Baru sepuluh tahun yang lalu merumuskan gagasan politik mereka, mungkin mereka keliru. Apa yang lazim disebut 'ideologi' itu belum mati karena susunan sosial belum berubah, karena sejarah tak bisa diingkari -- juga karena ternyata rakyat banyak, biarpun di desa-desa, bukan sesuatu yang polos. Bukan sesuatu yang warnanya ditentukan oleh para politisi, yang datang dari kota, dari atas, melainkan sesuatu yang warnanya asli, ditentukan oleh lingkungan hidup mereka . . . " "Jadi anda berpendapat kaum intelektuil Orde Baru dulu itu salah?" "Saya tidak tahu, saya tidak tahu", kata si kacamata sambil mengibas-ngibaskan serbet (dan butir-butir nasi berterbangan). "Saya hanya bicara dengan kata 'mungkin'. Saya 'kan sarjana. Kita masih harus melihat bagaimana hasilnya nanti". "Lalu bagaimana penilaian anda tentang kampanye kini?". "Yang pasti, pemilu sekarang bukan pemilu adu program yang terbaik. Tapi tak mengapa. Program yang baik perlu juga mengandung adanya kepercayaan bahwa ia bukan omong kosong. Maka pada mulanya adalah kepercayaan, bukan program itu sendiri. Dan kepercayaan- bisa timbul jika ada hubungan batin antara si pembawa program dengan si pemilih. Hasil pembangunan Yang sudah ada saja belum tentu menjamin kepercayaan itu. Hasil pembangunan, biarpun baik, bahkan sering menimbulkan problim baru, tuntutan baru . . . " "Ah, saudara tidak suka Golkar, ya?". "Lho, tidak begitu", si sarjana menangkis. "Saya bahkan menggaris-bawahi bahwa banyak hasil pembangunan dari pemerintah yang praktis sama dan sebangun dengan Golkar kini. Hasil itu memang belum merata, tapi toh nyata. Namun Golkar tidak dapat hanya membanggakan itu. Perlu didapatkan, simbul simbul apa yang sama-sama mengikat pimpinan dengan hati massa rakyat. Tanpa simbul itu, tanpa ikatan hati, pertalian mungkin tak tahan lama .... "
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

35 hari lalu

Hakim Ketua Buyung Dwikora (tengah) bersama Hakim Anggota Budi Prayitno (kiri), dan Arlen Veronica (kanan) berdiskusi saat memimpin sidang pembacaan dakwaan kasus dugaaan tindak pidana pemilihan umum (pemilu) terkait penambahan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kuala Lumpur, Malaysia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Agung mendakwa tujuh terdakwa yaitu Umar Faruk, Tita Oktavia Cahya Rahayu, Dicky Saputra, Aprijon, Puji Sumarsono, A Khalil dan Masduki Khamdan Muchamad. ANTARA/ Rivan Awal Lingga
Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.


Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

55 hari lalu

Kabid Humas Polda Papua, Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo. Dok Polda Papua
Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.


Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

55 hari lalu

Ratusan massa Aksi Rakyat Semesta melakukan aksi dukung hak angket kecurangan pemilu di depan kompleks Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat 1 Maret 2024. Dalam aksinya massa membawa tiga tuntutan utama yang mereka sebut sebagai 'Tritura'. Yakni, turunkan harga sembako, dukung hak angket, dan makzulkan Presiden Jokowi. TEMPO/Subekti.
Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.


Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

57 hari lalu

Perawat merapikan tempat tidur untuk pasien gangguan jiwa di Rumah Sakkit Khusus Daerah (RSKD) Dadi, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 12 Februari 2024. Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi menyiapkan fasilitas berupa tempat tidur dan tenaga profesional spesial psikiatri bagi calon legislatif (caleg) yang depresi akibat gagal terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 nanti. ANTARA/Hasrul Said
Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.


Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Penampilan Melly Goeslaw semakin unik dengan face shield yang bentuknya tak kalah unik hasil rancangan Rinaldy A Yunardi. Sebelumnya, Melly juga kerap mengenakan face shield dengan bentuk yang tak biasa dalam berbagai acara. Foto: Instagram
Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.


Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Foto pencalonan Alfiansyah Bustami Komeng sebagai Daftar Calon Tetap Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat yang ditampilkan pada surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Foto bergaya nyeleneh ini dianggap menarik perhatian pemilih saat pencoblosan. ANTARA/KPU
Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?


Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Menpora Dito Ariotedjo saat ditemui usai acara Diskusi Turun Minum PSSI Pers di Media Center Kemenpora, Kamis, 21 Desember 2023. TEMPO/Randy
Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?


Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Warga Suku Badui merapikan kotak suara yang akan didistribusikan ke TPS di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Minggu, 11 Februari 2024. Desa Kanekes merupakan pemukiman Suku Badui. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak


Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi Presiden Jokowi, TKN Prabowo-Gibran menantang pembuktian pelanggaran Pemilu.


Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

9 Februari 2024

Warga mencoblos di bilik suara saat simulasi pencoblosan surat suara Pemilu 2024 yang digagas KPU Kota Bandung, Jawa Barat, 30 Januari 2024. 204807.222 pemilih yang terdaftar dalam DPT menyalurkan suara mereka pada Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti. TEMPO/Prima Mulia
Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

Pemungutan suara dalam Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Ini tata cara pencoblosan di TPS.