Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arah (Lembaga) Kebudayaan Kita

image-profil

image-gnews
Iklan

Sugih Biantoro
Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Setelah melewati pembelajaran demokrasi pada pemilu 2014, pasangan Jokowi-JK akhirnya terpilih menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan Presiden SBY. Salah satu yang menjadi sorotan penulis adalah opsi tim transisi menyangkut usul tentang kementerian tambahan. Kementerian Pendidikan akan dipisah menjadi dua: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi.

Opsi tersebut menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan mengurusi pembangunan karakter, budi pekerti, nilai, norma, dan budaya bangsa. Kita bisa melihat sebetulnya ada distorsi kebudayaan di sana. Karakter dan nilai memang penting, tapi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan membuat kita tahu akan ke mana arah kebudayaan ditempatkan. Kebudayaan akan selalu diarahkan sebagai bahan perumusan berbagai instrumen pendidikan.

Sayangnya, pemerintah belum banyak melirik pendidikan yang bersifat informal, yang penuh dengan muatan budaya. Presiden terpilih pun, sampai tulisan ini dibuat, belum menanggapi opsi yang ditawarkan deputi rumah transisi. Bisa saja usul itu ditolak atau diterima. Namun di sinilah kiranya "pengawalan" terhadap penempatan kebudayaan dalam struktur kelembagaan perlu dilakukan.

Apakah kebudayaan baik-baik saja di negeri ini? Kongres Kebudayaan yang terus berjalan hingga saat ini tampaknya dapat menjawab pertanyaan tersebut. Kebudayaan di Indonesia memerlukan arah yang jelas. Namun hal itu sulit tercapai apabila produk hukumnya saja sampai sekarang belum ada. Saat ini, Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebudayaan sedang dalam proses-mungkin revisi substansi atau teknis-untuk segara ditindaklanjuti menjadi undang-undang. Sekian lama proses itu berlangsung, hasilnya tak kunjung ada. Saat ini, kita memang sudah memiliki Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, tapi aturan tersebut hanya mengurusi kebudayaan benda (tangible heritage) dan belum menyentuh aspek-aspek non-benda (intangible heritage).

Perhatian terhadap kebudayaan benda memang lebih melekat dalam kebijakan hukum pemerintah selama ini. Dapat saja itu terjadi karena kita tidak cukup kreatif untuk mengubah secara total aturan kolonial Belanda bernama Monumenten Ordonantie 1934, yang mengatur soal peninggalan-peninggalan budaya (monumen), sehingga kita hanya bisa "mengindonesiakan" aturan kolonial tersebut tanpa banyak mengubahnya, sehingga kemudian dihasilkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kita bisa bayangkan, kurang-lebih 58 tahun kita masih berpatokan pada aturan kolonial. UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya merupakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang terdapat pada UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Memang, ada sejumlah perbaikan substansial, tapi tetap saja masih berfokus pada kebudayaan benda.

Bukan berarti tangible heritage tidak dianggap penting. Presiden SBY, dalam beberapa kesempatan, mampu menempatkan situs-situs sejarah dan purbakala sebagai warisan yang penting bagi bangsa Indonesia. Itu dapat terlihat dalam kunjungannya ke kawasan cagar budaya Trowulan atau situs Gunung Padang. Bukan hanya kebanggaan atas kemegahan situs-situs tersebut, nilai sejarah peradaban juga penting guna membentuk identitas bangsa ini sehingga mampu melepaskan diri dari ikatan yang berbau kolonial. Konstruksi peninggalan sejarah dan purbakala seperti itu juga pernah dilakukan pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Artinya, urgensi kebudayaan perlu memperhatikan wujudnya, baik dalam bentuk tangible maupun intangible.

Definisi kebudayaan yang luas tentu tidak dapat digeneralisasi. Namun memaknai kebudayaan dengan tidak mengkotak-kotakkan antara yang satu dengan yang lainnya tentu diperlukan untuk menentukan arah pengembangan ke depan, misalnya dalam lingkup kelembagaan.  

Sudah saatnya Jokowi dan jajaran pemerintahnya mampu memayungi dua wujud kebudayaan tersebut secara beriringan. Ini juga menyangkut konsep revolusi mental yang sering didengungkan Jokowi selama masa kampanye. Penulis yakin bahwa revolusi mental tersebut akan terwujud jika kita mampu memanfaatkan unsur-unsur kebudayaan secara baik.

Setidaknya, awal perhatian Jokowi pada masa-masa transisi ini adalah mempertimbangkan pembentukan struktur kelembagaan yang fokus dan jelas bertanggung jawab untuk mengurus persoalan kebudayaan bangsa ini. Tidak harus berdiri sendiri, menjadi "anak tiri" dari kementerian lain pun bisa saja. Setidaknya itu 'kebudayaan' tetap ada sebagai nomenklatur salah satu lembaga atau kementerian di negeri ini. Wadah itu bukan akhir, melainkan tahap awal untuk memberi kesempatan bagi semua stakeholder dalam menciptakan terobosan-terobosan baru, baik dalam pemenuhan kebutuhan di ranah aturan, substansi, maupun pemanfaatan kebudayaan bagi masyarakat luas. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Merayakan Keindahan Budaya di Festival Indonesia Bertutur 2024

13 jam lalu

Kolaborasi seniman dari berbagai daerah menampilkan pertunjukan seni Beksan Akapela Pradaksina saat pembukaan Indonesia Bertutur 2022 di Taman Lumbini Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 7 September 2022. Acara yang menjadi bagian dari kegiatan G20 tersebut mengusung tema
Merayakan Keindahan Budaya di Festival Indonesia Bertutur 2024

Masyarakat diajak menjelajahi dan merasakan keindahan pengalaman seni dan budaya di acara Mega Festival Seni Budaya Indonesia Bertutur (Intur) 2024.


Perlunya Revitalisasi Seni Tradisional Menurut Pelaku Seni, Ini Harapannya

9 hari lalu

Maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok menari di Keraton Ratu Boko, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis, 28 Desember 2023. Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan dan Ratu Boko berkolaborasi dengan maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok menggelar menari bersama untuk mendukung keberadaan atraksi seni pertunjukan tradisional serta menarik minat kunjungan wisata heritage. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Perlunya Revitalisasi Seni Tradisional Menurut Pelaku Seni, Ini Harapannya

Seni tradisional Indonesia sebagai benteng kebudayaan Nusantara semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman. Apa harapan seniman?


Jokowi Temui Presiden MBZ di Abu Dhabi, Bahas Kerja Sama Perdagangan hingga Sosial Budaya

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan saat pertemuan bilateral yang digelar di sela-sela COP28 di Dubai, Jumat (1 Desember 2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI
Jokowi Temui Presiden MBZ di Abu Dhabi, Bahas Kerja Sama Perdagangan hingga Sosial Budaya

Presiden Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Mohamed bin Zayed Al Nahyan alias MBZ di Qasr Al Watan, Abu Dhabi.


Cerita Anak Muda Papua Jadi Laskar Rempah dan Berlayar Keliling Indonesia

11 hari lalu

Laskar Rempah Muhammad Luthfi Dzulfikar asal Sorong, Papua Barat saat memberikan pidato dalam kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024, Senin, 15 Juli 2024. Tempo/CiciliaOcha
Cerita Anak Muda Papua Jadi Laskar Rempah dan Berlayar Keliling Indonesia

Pada 2023, pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar. Lutfi menjadi peserta Laskar Rempah.


Retno Marsudi Membuka Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Membuka Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya

Retno Marsudi menilai dialog konstruktif itu penting untuk mengatasi berbagai konflik di seluruh dunia.


Isi Liburan dengan Menyaksikan Festival Pasca Penciptaan 2024 di ISI Solo, Catat Jadwalnya!

16 hari lalu

Panitia menggelar konferensi pers penyelenggaraan Festival Pasca Penciptaan 2024 yang akan diselenggarakan ISI Solo di kampus itu dan Pura Mangkunegaran Solo, Rabu, 10 Juli 2024. Festival itu akan digelar Jumat-Ahad, 12-14 Juli 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Isi Liburan dengan Menyaksikan Festival Pasca Penciptaan 2024 di ISI Solo, Catat Jadwalnya!

Festival Pasca Penciptaan 2024 ISI Solo dikemas dalam konsep pergelaran, pameran seni, seni media, dan orasi secara performatif.


Tim Muhibah Angklung Awali Tur Mediterania-Timur Tengah dari Festival di Portugal

16 hari lalu

Tim Muhibah Angklung asal Bandung memulai lawatan keliling Mediterania-Timur Tengah di Portugal, 6-13 Juli 2024. (Dok.Tim).
Tim Muhibah Angklung Awali Tur Mediterania-Timur Tengah dari Festival di Portugal

Tim Muhibah Angklung asal Bandung, Jawa Barat, memulai misi kebudayaan ke negara Arab dan Eropa dari Portugal. Tapi, mereka masih terkendala dana.


KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

30 hari lalu

Acara Festival Indonesia 2024 yang diselenggarakan KBRI Seoul pada 23 Juni 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

Melalui Festival Indonesia KBRI Seoul berharap masyarakat Korea Selatan akan semakin mengenal Indonesia, dan terjalin persahabatan.


5 Negara dengan Budaya Unik di Dunia, Ada Perayaan Bunga Mekar

49 hari lalu

Pengunjung berfoto di bawah bunga sakura pada puncak mekarnya di Tidal Basin, di Washington, DC, AS, 18 Maret 2024. Puncak mekarnya, yang didefinisikan ketika tujuh puluh persen bunga sakura mekar, terjadi pada minggu ini. Puncak mekarnya bunga tahun ini, yang dimulai pada tanggal 17 Maret, merupakan yang kedua paling awal dalam sejarah dan dipandang sebagai cerminan dari pemanasan suhu. EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
5 Negara dengan Budaya Unik di Dunia, Ada Perayaan Bunga Mekar

Ada beberapa negara dengan budaya unik yang dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Ini daftarnya untuk Anda.


KCBN Muarajambi Diharapkan Bisa Jadi Daya Tarik Budaya di Jambi

51 hari lalu

Kiri ke kanan: Anggota DPR RI asal Jambi dari Partai Amanat Nasional, Bakrie; Gubernur Jambi, Al Haris; Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hilmar Farid; Arsitek, Yori Antar pada acara Prosesi Tegak Tiang Tuo 5 Juni 2024 di KCBN Muarajambi/Tempo-Mitra Tarigan
KCBN Muarajambi Diharapkan Bisa Jadi Daya Tarik Budaya di Jambi

Gubernur Jambi mengajak masyarakat sekitar untuk mengerti sejarah candi-candi di KCBN Muarajambi.