Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Telah berubah

Oleh

image-gnews
Iklan
BERAPA umurmu, Wotje? "Aku tak tahu lagi. Pada suatu hari di bulan Juli 1946 aku tak masuk sekolah lagi. Sekolahku waktu itu di Jalan Goa 56, Makassar, dan disebut Sekolah Menengah Pertama Nasional. Tempatnya buruk. Dindingnya bambu -- sudah bolong-bolong pula. Kalau hujan atap bocor. Tapi bukan karena itu aku keluar sekolah." Kami tahu, Wotje, kenapa kau tak bersekolah lagi. Kau pergi ke Polombangkeng. Di situ pusat pemberontakan Sulawesi Selatan, bukan? Tempat yang diincer Belanda? Bukankah kau ke sana, Wotje? Dan kau memimpin operasi untuk mengubah"'ketenangan" kota yang terkongkong itu? "Ah. Mereka kemudian berhasil menangkapku, di sebuah gedung SMP tempat kami bersembunyi . . . " Ya, kau dikabarkan luka waktu itu. Kemudian kau melarikan diri dari penjara. 7 Oktober 1948. Kemudian kau ditangkap lagi, dibawa ke pengadilan dan dihukum mati. Kami semua berusaha, Wotje, agar hukuman itu diperingan. Tapi kami tak berhasil. Belanda tak ingin melepaskanmu. Grasi yang diminta ayahmu ditolak. Tanggal 5 September 1949 .... "Mereka menembak mati aku". EMPAT hari sebelum regu tembak dihadapinya dengan tenang (ia sendiri tak mau meminta grasi, Wolter Robert Monginsidi mengirim sepucuk surat ke Jakarta. Kartupos itu, dengan cap kantor pos dan "Raad van Justitie" Makassar, adalah surat dukacita untuk Milly Ratulangi -- seorang gadis yang beralamatkan Cikini 31, Jakarta. Ayah Milly meninggal, dan Wolter yang tengah menanti maut itu masih sempat menyatakan sedihnya mendengar "berita duka tentang kepergian" itu. Ia menuliskannya dalam bahasa Inggeris. Seorang bekas gurunya, Sugardo, yang kenangannya tentang Wolter dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia 17 September 1949, menduga bahwa "Wotje" menulis dalam bahasa asing itu "sekedar untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya, karena itu sajalah kesempatan satu-satunya." Tapi mungkin Wolter dengan Bahasa Inggeris itu ingin mengontrol gejolak perasaannya - satu hal yang biasa dilakukan orang untuk memberi bentuk yang tak terlampau bergelora kepada isi hatinya sendiri yang gementar. Tapi Wolter, bila ia gementar, tentu bukan takut. Bila ada kegementaran di sana, itu adalah karena ia tengah bertaut dengan suatu perasaan besar -- sesuatu yang sama dengan cinta. Dan itu adalah kesiapan berkorban. Tak heran bila beberapa kalimat bahasa Indonesianya dalam kartupos bertulisan miring itu seperti sebuah puisi: hadir begitu penuh dari suatu moment yang rasanya tak akan terulang lagi. Ia berbicara tentang pengorbanan itu, dan tentang anak-anak muda yang gugur, yang "sebagai bunga yang sedang hendak mekar, tetapi digugurkan oleh angin yang keras". TAHUKAH kau, Wotje siapa kau! Mungkin tidak. Kami juga tidak tahu. Tapi kami mendapat hatimu. Dan anak-anak muda terus lahir, ditakdirkan untuk seperti kamu, karena mereka pun mendapat hatimu, tanpa mereka mengenal api di Polombangkeng. Mereka itu seangkatan denganmu, Wotje. Meskipun mereka belum diciptakandi tahun 1945. Sebab kau muda, mereka muda. Hanya bedanya: kau muda abadi, sebagian besar dari mereka tidak. Pada suatu hari kelak mereka akan berubah, mungkin, atau pasti, Barangkali mereka jadi buncit dan sembelit, sibuk denan urusan kemakmuran anak-beranak dan keselamatan diri -- katakanlah nanti di tahun 2545. Tapi pada saat itu mereka bukan lagi seangkatanmu. Tidak apa, Wotje. Pasti akan lahir angkatanmu yang baru. Mereka juga gementar dan berkata "tidak" (dan bukan "inggih") di tengah angin yang keras. Mereka juga merasa mempunyai Republik ini, dan takut bila ia hilang, terlepas, tinggal gurun.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus PAN Sambut Baik Keputusan NasDem Merapat ke Prabowo-Gibran

1 menit lalu

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan di Kartanegara IV, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Surya Paloh menemui Prabowo Subianto setelah ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden terpili 2024-2029 serta menyatakan NasDem  mendukung sepenuhnya ke pemerintahan baru di bawah Prabowo dan Gibran. TEMPO/M Taufan Rengganis
Politikus PAN Sambut Baik Keputusan NasDem Merapat ke Prabowo-Gibran

Politikus PAN itu mengaku tidak khawatir jatah kursi untuk partainya di kabinet Prabowo-Gibran akan berkurang.


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

7 menit lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

8 menit lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho memberikan keterangan soal keributan dirinya dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, di Gedung C1 KPK pada Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.


KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

14 menit lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.


PSI Resmi Buka Pendaftaran Calon untuk Pilkada 2024

15 menit lalu

Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, resmi membuka pendaftaran bakal calon kepada daerah untuk Pilkada 2024 pada 26 April hingga 1 Agustus 2024. Acara berlangsung dalam penutupan pembekalan anggota legislatif terpilih PSI di Hotel Aryaduta, Menteng, Jumat 26 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
PSI Resmi Buka Pendaftaran Calon untuk Pilkada 2024

Kaesang berharap putra-putri terbaik bangsa mau ikut membangun negeri dengan mendaftarkan diri menjadi kepala daerah lewat PSI.


Megawati Pimpin Konsolidasi PDIP Hadapi Pilkada Serentak 2024

20 menit lalu

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani berjalan ke tempat pemungutan suara (TPS) 053 diiringi tarian Betawi di Kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan, 15 Februari 2023 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Megawati Pimpin Konsolidasi PDIP Hadapi Pilkada Serentak 2024

Hasto menyebutkan, atas perintah Megawati, proses kehidupan demokrasi harus terus berjalan.


Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

24 menit lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.


5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

26 menit lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bersama para pemainnya di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia cetak sejarah maju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 setelah kalahkan Timnas Korea Selatan lewat adu penalti 11-10.


Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

26 menit lalu

Selebrasi Rafael Struick setelah mencetak gol kedua dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Cuplikan TVN
Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

Rafael Struick mencetak dua gol saat pertandingan timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

27 menit lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.