Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar tetap terhormat

Oleh

image-gnews
Iklan
TUHAN berkata, "Kun fayaqun." Yang tiada pun jadi ada. Manusia tahu betul bahwa ia bukan Tuhan, tapi sejak sekitar 30-an tahun yang lalu hingga sekarang kesabaran dan kearifan bukan selalu jadi cirinya. Para pemimpin negeri baru, begitu terbebas dari penjajahan, begitu mereka ingin mengucapkan sejenis isim isim dengan harapan: yang tiada akan "jebrol!"--ada. Seandainya itu mungkin, di Dunia Ketiga ini pastilah akan berjubel apa yang tadinya tidak ada: pabrik besar, hotel besar, supermarket besar, mobil besar, bedil besar di samping, mungkin juga, pabrik bola golf tipe mutakhir, pusat komputer TV berwarna, laboratorium obat anti-kolesterol. Bukan cuma keserakahan yang menyebabkan itu. Ketika kita baru merdeka dulu, kita ingin jadi terhormat di dunia internasional. Tapi "terhormat" telah disama-artikan dengan suatu simbul status tertentu: mempunyai industri berat, bangunan memuncak dan stadion olahraga yang megah. Bahkan Bung Karno, yang oleh sejarawan Onghokham dalam Prisma nomor Agustus yang lalu disebut sebagai seorang pro-populisme, tak lepas juga dari tendensi itu. Suatu paradoks, bahwa nasionalis besar ini akhirnya tak jauh dari ucapan sosialis-demokrat Sjahrir: "Setiap pemuda yang bersemangat harus melihat ke Barat." Memang, bagi Bung Karno, juga bagi Sjahrir dan sebagian besar pemimpin-pemikir Indonesia lain, yang harus dielakkan dari "Barat" hanyalah sistim kapitalisnya. Bukan kementerengan teknologinya. Mungkin tak mereka sadari bahwa teknologi yang mentereng itu juga punya jebakan. Ams utama perkembangan teknologi hingga saat ini cenderung untuk membikin alat yang kian lama kian rumit dan seringkali juga kian mahal. Pada akhirnya seorang pemakai akan selalu terdorong untuk memperbaharui alatnya. Artinya, ia akan kian tergantung. Terutama bila ia cuma seorang pembeli, bukan seorang pembuat, dan seorang yang tak sabar hingga pembangunan atau modernisasi baginya bisa dicangkokkan. Tapi modernisasi bukanlah suatu creatio ex nihilo -- ciptaan yang meloncat begitu saja dari ruang kosong. Modernisasi memerlukan juga kerendahan hati. Pada suatu hari beberapa tahun yang lalu Perdana Menteri India mengundang seorang ahli ekonomi Inggeris datang. Ia minta nasihat tentang pembangunan pedesaan. Sang ahli ekonomi pun berjalan ke seantero negeri. Di situ ia menemukan satu cetusan ide. Di negeri berkembang, begitu kesimpulannya, di satu pihak ada teknologi yang begitu rendah hingga para pemakainya tak dapat hidup kecuali dalam kemiskinan panjang. Di pihak lain, terpajang teknologi tinggi dari si kaya yang tak terjangkau oleh si miskin. Sang ekonom Inggeris pun balik ke New Delhi dan menawarkan fikirannya: India memerlukan teknologi madia. Ia tak diterima. "Saya dituduh imperialis, seorang fasis, seorang rasis, seekor hewan yang datang ke Ind ia untuk menjaga agar negeri itu tetap melata dan tak mau mengulurkan .... kemegahan teknologi modern," demikian sang ekonom itu ke mudian bercerita. Ia marah, dan ia pulang. Tapi untunglah bahwa ia tidak cuma ngambek. Di tahun 1973 ia menerbitkan sebuah buku yang kemudian menyebabkan ia tersohor dan berpengaruh: Small is Beautiful--"Kecil itu Indah". Ia adalah E.F. Schumacher. Fikiran dasar Schumacher sebenarnya tidak baru. Salah satu baris bukunya mengutip Gandhi: "Bumi cukup persediaan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tapi tak akan cukup untuk memenuhi keserakahan kita." Jasa Schumacher ialah bahwa ia mengumanclangkan itu sekali lagi, tepat di saat dunia modern tengah mulai sadar akan batas kapasitasnya. Dan ia disambut ramai. Mungkin karena ia juga menawarkan alternatif yang tak mustahil, hingga ketika ia meninggal pekan lalu, yang menghibur ialah bahwa ia telah berbicara, berbuat dan tak lagi sendiri.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

1 menit lalu

Aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan pada sebuah agen di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022. Produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada tahun ini ditargetkan tumbuh 5 persen menjadi 32,41 miliar liter, dari proyeksi realisasi pada 2021 sebesar 30,87 miliar liter. Tempo/Tony Hartawan
KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung


Rekomendasi 7 Drama Korea Bertema Polisi dan Detektif

4 menit lalu

Drama Korea Signal. (Asian Wiki)
Rekomendasi 7 Drama Korea Bertema Polisi dan Detektif

Dari misteri yang membingungkan hingga aksi yang mendebarkan, drama Korea tema polisi dan detektif ini patut Anda tonton.


Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

7 menit lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

14 menit lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.


BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

18 menit lalu

BTPN Syariah. Istimewa
BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.


Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

19 menit lalu

Ilustrasi hutan mangrove.
Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.


Hadiri Halalbihalal, Anies dan Cak Imin Kompak Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk PKS

29 menit lalu

Mantan calon Presiden Anies Baswedan hadir dalam acara  Halal Bihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Hadiri Halalbihalal, Anies dan Cak Imin Kompak Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk PKS

Anies dan Cak Imin hadir dalam halalbihalal PKS yang juga mengundang sejumlah elite partai politik.


Terlibat Isu Cinlok, Rizky Nazar Klarifikasi: Kita Semua Berteman Baik

40 menit lalu

Sejumlah dukungan moril untuk Rizky Nazar datang dari lingkaran pertemanannya, termasuk dari Syifa Hadju/Foto: Instagram/Syifa Hadju
Terlibat Isu Cinlok, Rizky Nazar Klarifikasi: Kita Semua Berteman Baik

Setelah Salshabilla Adriani, kini giliaran Rizky Nazar yang klarifikasi isu cinlok


5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

45 menit lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran


Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

46 menit lalu

Ilustrasi lebah. Trade Vista
Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.