Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obituari

Oleh

image-gnews
Iklan
ZAINI meninggal. Negeri ini tak akan berkabung untuk seorang pelukis yang mati. Dulu Cokod di desa terpencil di Bali pun meninggal tanpa orang banyak tahu apakah itu berarti suatu kehilangan. Apalagi Zaini tidak termashur bagi khalayak ramai. Ia tak dimuat dalam lembaran gosip atau dibisik-bisikkan berkenaan dengan perangainya yang luarbiasa, atau percintaannya dengan seorang wanita, atau pendapatnya yang mengagetkan tentang seni, sex, politik, pungli atau perusahaan multinasional. Di jaman tatkala seniman bisa jadi buah-bibir karena menggebrak-gebrak, Zaini ada atau tidak ada dan orang tak begitu acuh. Ia sendiri seperti sudah lama mengambil sikap bahwa seorang seniman tak selalu harus membungkuk agung dengan sejenis rasa tragedi. Ia biasa mencemooh para pengeluh, ia hidup cukup enak, tak merasa aneh dengan memiliki barang semacam mesin cuci. Ia tak pernah berkepul-kepul dengan rasa protes, ia bahkan tak merasa perlu ngotot dalam perkara pendirian atau pendapat -- bahkan ia menerima kritik tanpa kelojotan lantaran baginya semua enteng. Ia biasa berkata, "Alah, gampang itu," dengan mulut separuh tertawa dan tangannya mengipas-ngipaskan handuk kecil yang selalu dibawanya. Ia memang bisa menjengkelkan para seniman lain, yang merasa bahwa banyak hal yang suci dalam pendapat mereka, karena kesenimanan, bagi mereka adalah semacam kehidupan martelaar. Dalam hal itu ia memang jauh dari mereka yang sadar atau tak sadar terpesona akan sejarah kesenimanan Eropah: manusia biasa yang dalam proses kemudian menganggap diri luarbiasa. Van Gogh memotong kupingnya sendiri dan Modigliani kelaparan dan Charles Baudelaire, penyair itu, berkata dalam Mon coeur mis a nu: "Di antara manusia hanya penyair, pendeta dan prajuritlah yang agung . . . Lainnya hanya bagus buat dicambuk." Agung? Zaini tahu betul betapa omong-kosongnya ini. Ia pandai mengempiskan balon ego kesenimanan yang menggelembung. Ia sendiri melukis dan kanvasnya tidak akan membuat mata melotot atau kita merasa minder. Zaini tidak ekspansif. Ia melukis benda yang itu-itu juga perahu, ayam, kambing, perahu, ayam, kambing, perahu .... Pelukis Nashar, kawan lamanya, menulis dalam Surat-Surat Malam --bukunya yang terbit tahun lalu--tentang para pelukis yang seperti itu: ".... kalau ada pelukis yang mengulang-ulang melukis obyek yang sama ada kemungkinan ia melihat hakikat hidup di sana dan menggali terus." Kita tidak tahu adakah Zaini juga ditarik oleh "hakikat hidup di sana" itu. Kata "hakikat hidup" mungkin terlalu keren buat dia. Kanvasnya tidak menunjukkan ia "menggali" -- melainkan mengesankan bahwa ia terpesona terus-menerus, tiap kali. Benda-benda itu nampak hanya bagian wadag saja dari suatu sumber pesona -- yang tak lain adalah keindahan, mungkin dengan "K", yang hadir di mana-mana tiap saat intuisi kita hidup dan panca indera kita tergerak. Maka kanvasnya cenderung untuk tidak bercerita tentang bentuk-bentuk. Perahu itu hanya beberapa garis yang hemat seperti goresan lukisan Tiongkok tentang buah pir atau daun bambu -- sebab perahu itu adalah bagian dari kakilangit, dan kakilangit itu bagian dari senja yang merah, dan senja itu bagian dari keindahan, mungkin dengan "K". Garis Zaini seperti luluh dalam warna. Yang hadir adalah suasana, seperti mimpi. Mimpi yang nikmat. "Kenapa sih kita takut untuk dibilang manis?", sekali ia pernah berkata. A thing of beauty is a joy forever .... Hidup dengan keindahan mungkin sesuatu yang bisa menyebabkan kita bersyukur, merasa cukup, tanpa menjadi serakah. Hidup itu bergerak di dalam, jauh, seperti tatkala kita mendengarkan perubahan suara gerimis. Di Jepang kuno konon seorang daimyo biasa menjamu seorang tamunya dengan bersama-sama menyaksikan fajar. Dan kemudian sang tamu, seorang samurai tentu, akan berkata: "Terimakasih atas fajar itu."
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istri Kepala Staf Presiden Moeldoko Meninggal

12 Maret 2023

Ilustrasi tokoh meninggal. Pixabay
Istri Kepala Staf Presiden Moeldoko Meninggal

Almarhum istri Moeldoko itu akan dimakamkan usai salat Dzuhur di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Tangerang Selatan.


Miliarder AS Thomas H Lee Ditemukan Tewas di Kantornya

24 Februari 2023

Thomas H Lee, presiden dan CEO, Thomas H. Lee Capital LLC, berbicara dalam The Year After the Year of Private Equity: What Now? panel pada Konferensi Global Institut Milken 2008 di Beverly Hills, California 29 April 2008. REUTERS/Phil McCarten (AS)
Miliarder AS Thomas H Lee Ditemukan Tewas di Kantornya

Miliarder Amerika Serikat, Thomas H Lee, yang dianggap sebagai pelopor investasi ekuitas swasta dan pembelian dengan leverage, meninggal pada usia 78


Raquel Welch, Aktris Top Hollywood 1970-an Meninggal

16 Februari 2023

Pada tahun 2010, penggemar Yoga, Raquel Welch, mengungkapkan beberapa penyesalan bahwa banyak dari awal karirnya yang hanya difokuskan pada lekuk tubuh indahnya. Likecinema.net
Raquel Welch, Aktris Top Hollywood 1970-an Meninggal

Raquel Welch, aktris top Hollywood tahun 1960-1970-an, meninggal dalam usia 82 tahun, Rabu, 15 Februari 2023.


Inoki, Politisi dan Pegulat Jepang yang Pernah Tantang Ali, Meninggal

1 Oktober 2022

Pertandingan antara Antonio Inoki dan Muhammad Ali pada 26 Juni 1976 di Tokyo. Kyodo/Reuters
Inoki, Politisi dan Pegulat Jepang yang Pernah Tantang Ali, Meninggal

Antonio Inoki, bintang gulat Jepang, politisi, dikenal luas karena melawan petinju legendaris Muhammad Ali, meninggal karena sakit langka


SBY Kenang Jasa Hermanto Dardak Bangun Infrastruktur Negeri

21 Agustus 2022

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut berbela sungkawa pada Emil Dardak, anak dari almarhum Hermanto Dardak di kediaman rumah duka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu, 20 Agustus 2022. TEMPO/Magang/Haninda Hasyafa
SBY Kenang Jasa Hermanto Dardak Bangun Infrastruktur Negeri

SBY menyampaikan dukacita mendalam terhadap wafatnya Hermanto Dardak.


Penyanyi Top 1980-an Olivia Newton-John Meninggal

9 Agustus 2022

Aktris Olivia Newton John melambai saat dia tiba di sesi pemotretan film
Penyanyi Top 1980-an Olivia Newton-John Meninggal

Penyanyi Olivia Newton-John, yang melejit ke puncak tangga lagu pop dunia pada 1970-an dan 1980-an meninggal dalam usia 73 tahun


Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal

11 Januari 2022

Tokoh cendekiawan dari etnis minoritas Muslim Uighur, Ilham Tohti, mendapat penghargaan Sakharov Prize untuk kategori Kebebasan Berpikir dari Parlemen Eropa. Penghargaan diterima oleh putrinya Jewher Ilham dan diberikan oleh Presiden Parlemen Eropa, David Sassoli. Situs Europarl
Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal

Presiden Parlemen Eropa David Sassoli meninggal pada Selasa karena sakit,


Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Majelis Syuro PKS: Sosok Patriotik

3 Juli 2021

Putri Presiden pertama Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, bersama Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf al-Jufri dan Wakil Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman. Dok: PKS
Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Majelis Syuro PKS: Sosok Patriotik

Menurut Salim Segaf, banyak kesamaan pandangan antara PKS dan Rachmawati Soekarnoputri dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa.


Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

3 Juli 2021

Keluarga berada disamping mobil jenazah yang membawa almarhumah Rachmawati Soekarnoputri di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angakatan Darat (RSPAD), Jakarta, Sabtu 03 Juli 2021. Pada 26 Juni 2021 lalu, Rachmawati dikabarkan positif Covid-19 dan dilarikan ke rumah sakit. Tempo/Nurdiansah
Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

Rachmawati Soekarnoputri meninggal di RSPAD Gatot Subroto, hari ini, di usia 70 tahun.


Neta S Pane Meninggal karena Covid-19

16 Juni 2021

Neta S. Pane. dok.TEMPO
Neta S Pane Meninggal karena Covid-19

Yon mengatakan sebelum meninggal, Neta S Pane sempat dirawat di rumah sakit karena Covid-19 sejak 5 Juni 2021.