Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Thukul

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anton Kurnia, cerpenis, @AntonKurnia9

Tubuhnya kurus kerempeng. Rambut ikalnya gondrong acak-acakan. Wajahnya bernuansa agraris alias ndeso. Namun kekuatan kata-katanya sanggup membikin jeri penguasa, sehingga dia harus diburu dan dibungkam. Dialah Wiji Thukul. Penyair legendaris yang hilang sejak 1998 itu terlahir ke dunia pada 26 Agustus 1963 di Kampung Sorogenen, Solo, sebagai Wiji Widodo. Jika saat ini dia masih hidup, usianya genap 51 tahun.

Walau dia tak lagi ada bersama kita, kata-kata pusakanya yang terabadikan lewat sajak-sajak perlawanan terus berkumandang dan abadi dalam ingatan. Seperti larik-larik ini: "Apabila usul ditolak tanpa ditimbang/Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan/Dituduh subversif dan mengganggu kenyamanan/Maka hanya ada satu kata: Lawan!" (Peringatan, 1986).

Thukul adalah potret anak bangsa yang kritis dan mencintai negerinya. Tapi itu membuatnya tak disukai penguasa yang malah bernafsu membungkam suara jujurnya yang sumbang. Seperti kata-kata dalam sajaknya yang lain: "Seumpama bunga/Kami adalah bunga/Yang tak kau kehendaki adanya/Engkau lebih suka membangun jalan raya dan pagar besi//Seumpama bunga/Kami adalah bunga yang dirontokkan di bumi kami sendiri" (Bunga dan Tembok, 1987).

Walau suaranya dicoba dibungkam dan jasadnya telah dihilangkan, kata-kata Thukul terus bergema menyuarakan perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas. Serupa larik-larik ini: "Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam/Mulut bisa dibungkam/Namun siapa yang mampu menghentikan nyanyian bimbang/Dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku … Mengapa kau kokang senjata/Dan gemetar ketika suara-suara itu/Menuntut keadilan?" (Sajak Suara).

"Perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa," ujar novelis Milan Kundera. Belasan tahun telah berlalu sejak Wiji Thukul diculik dan dihilangkan penguasa tanpa pertanggungjawaban dan kabar yang pasti hingga kini. Istrinya terus hidup menjanda. Kedua anaknya tumbuh dewasa tanpa kehadiran sosok ayah tercinta. Namun kasus penculikan terhadap Thukul dan para aktivis politik yang terjadi di ujung kekuasaan Orde Baru jangan sampai dilupakan dan lenyap begitu saja seiring dengan berlalunya waktu serta hiruk-pikuk politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peristiwa kelam itu harus terus diperingati agar bisa dijelaskan dan dituntaskan. Orang-orang yang bertanggung jawab atas perbuatan keji itu mungkin hingga kini masih ongkang-ongkang kaki menikmati kekuasaan. Mereka harus diadili dan menerima hukuman setimpal. Hukuman ini tentu saja bukan untuk membalas dendam, melainkan sebagai pelajaran moral agar kasus semacam ini jangan sampai terulang di kemudian hari.

Kita berharap pemerintah baru, yang akan mulai bertugas pada 20 Oktober mendatang, memiliki keberanian dan niat baik untuk membongkar dan menuntaskan kasus misterius ini. Siapa pun yang bersalah-tak peduli dia punya saham dalam menaikkan penguasa ke tampuk kekuasaan atau orang kuat yang berada di luar pemerintahan-harus diseret ke meja hijau dan mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka secara kesatria.

Apa pun alasannya, penghilangan paksa dan pembungkaman rakyat hanya karena perbedaan pendapat tidak bisa dibenarkan dan wajib dihentikan. Kewajiban negara adalah melindungi keselamatan segenap rakyat. Sebab, keselamatan rakyat adalah konstitusi tertinggi. Salus populi suprema lex esto.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

7 Oktober 2023

Petugas Satpol PP membubarkan aksi aktivis Greenpeace Indonesia saat menggelar kampanye tanpa oligarki di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023. Dalam aksinya mereka mendesak para capres-cawapres memiliki komitmen yang serius dan konkret untuk berpihak kepada rakyat dan melepaskan diri dari agenda-agenda oligarki. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.


Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

31 Juli 2023

Dedi Umar Hamdun. Istimewa
Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.


Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

16 November 2022

SBY-Mega-JK menunggu di Ruang Transit sebelum beranjak ke Lotus Pond GWK untuk menghadiri undangan jamuan makan malam bersama para pemimpin negara G20 di Bali, 15 November 2022. Foto: Istimewa
Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali


Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

27 Juli 2021

Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyampaikan orasi politik di hadapan massa aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 10 November 2020. Tempo/M Yusuf Manurung
Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar


Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

24 April 2021

Fahmi Reza [Bernama]
Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.


53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

7 Januari 2021

Aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lester Shum, ditangkap polisi setelah 50 aktivis Hong Kong laun ditahan dalam operasi penggerebekan pagi hari, 6 Januari 2021.[REUTERS/Tyrone Siu]
53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.


Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

6 Agustus 2018

Kedutaan Besar Kanada di Riyadh, Arab Saudi.[atimes.com]
Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

Kerajaan Arab Saudi memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan Arab Saudi dalam waktu 24 jam setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis.


Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

28 Mei 2018

Billboard kampanye Presiden Abdel-Fattah el-Sissi untuk pemilihan presiden di Kairo, Mesir, 19 Maret 2018. AP
Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

Kepolisan Mesir menangkap seorang mantan juru kampanye untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada Minggu, 27 Mei 2018.


Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

6 Maret 2018

Mahasiswa UMS Muhammad Hisbun Payu dikabarkan ditangkap Polda Jawa Tengah. Dok Instagram.
Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

Aktivis mahasiswa UMS M Hisbun Payu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jawa Tengah. Aktivis ini sebelumnya disebut diculik.


Jaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik  

5 Desember 2016

Koordinator Jaringan Aliansi Lawan Ahok (Jala) Sunarto (tengah) menggelar konfrensi pers terkait penangkapan aktivis dan toko nasionalis oleh kepolisian di Jakarta, 5 Desember 2016. Tempo/Reza Syahputra
Jaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik  

Sunarto mengatakan akan mengadakan aksi solidaritas sebagai respons terhadap penangkapan para aktivis dan tokoh nasional.