Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teritorium

Oleh

image-gnews
Iklan
SEJARAH belum berakhir, ilmu-bumi belum mati. Setidaknya tak mudah menentukan perihal ini. Akhir atau kematian tak pernah merupakan sebutir titik yang tunggal, dan tak pernah hadir secara mendadak. Peta dunia lama memang tak berlaku lagi; beberapa satuan besar (Yugoslavia, Uni Soviet, Cekoslovakia) telah bercerai hampir berai. Menyaksikan bagaimana kapital dihimpun dan diputar setiap detik melalui jalan raya saiber yang supersibuk, tak dibatasi lagi oleh bea cukai mana pun, orang pun berseru tentang "dunia tanpa tapal batas." Sekarang, setelah 11 September 2001, seakan-akan "dunia tanpa tapal batas" itu menyatakan diri dalam serial kekerasan: pelbagai negeri serentak menghadapi (organisasi? atau organisasi tanpa bentuk?) teror yang tak berpusat di satu ibu kota, tak jadi warga di satu negara. Tapi sebelum mengatakan bahwa geografi sudah selesai, dan sebuah "desa global" menggantikan peta lama, orang sebaiknya datang ke Rockefeller Plaza di tengah Manhattan, New York. Pra-11 September 2002, di sebuah petak yang kurang-lebih 12 x 20 meter persegi itu tampak terpacak deretan tiang bendera dengan bermacam-ragam corak dan warna dari pelbagai negara. Tapi segera setelah World Trade Center dihancurkan oleh dua pesawat yang dibajak, orang Amerika dengan serta-merta merasa diserang, dan bendera Bintang-dan-Garis dikibarkan sejak di celana pendek sampai dengan di gedung tinggi. Juga di petak pulau Manhattan yang terkenal itu tak ada lagi simbol yang lain selain Bintang-dan-Garis, Bintang-dan-Garis. Orang Amerika tak senang disebut "nasionalis"; mereka bangga bila disebut "patriotik". Tapi bagi saya yang terjadi sekarang adalah kebangkitan nasionalisme Amerika, yang, seperti nasionalisme di mana-mana, penuh semangat, acap kali picik, dan merisaukan. Dua pesawat Boeing milik perusahaan penerbangan Amerika ditabrakkan ke dua menara tinggi di Manhattan, dan lebih dari 3.000 orang tewas. Umumnya orang mengatakan bahwa itulah buat pertama kalinya Amerika diserang di wilayahnya sendiri. Tentu saja tak benar. Pada tahun 1993 World Trade Center sendiri pernah dicoba diledakkan oleh Mahmud Abouhalima dan kawan-kawan, dan tak bisa dilupakan adalah sebuah serangan yang membunuh 168 orang termasuk anak-anak dan melukai 500 lain di Oklahoma City, ketika gedung milik pemerintah federal dibom dengan bahan peledak hampir 2.000 kilogram. Itu pada tahun 1995. Bahwa serangan 11 September dianggap sebagai "serangan pertama terhadap Amerika di wilayahnya sendiri" saya kira berasal dari ingatan dari tahun 1941, ketika Pearl Harbor di Hawaii dibom kapal udara Kerajaan Jepang. Foto dan film tentang hari itu seakan-akan diputar kembali: ada pesawat terbang. Ada langit luas. Ada ledakan. Dan ada orang "asing"dalam arti mereka yang tak memegang paspor Amerika. Percobaan meledakkan World Trade Center pada tahun 1993, selain dianggap gagal dan hanya membunuh enam orang, didalangi oleh seorang sopir taksi New York kelahiran Mesir. Apalagi penghancuran di Oklahoma City pada tahun 1995. Timothy MacVeigh lahir di Amerika, berkulit putih, berambut cepak. Dengan kata lain, yang dipakai adalah sebuah definisi dari batasan kenasionalan yang lamadengan pekik yang lama. Dengan segera kita menyaksikan bukan sebuah Amerika Serikat yang merasa jadi satu bagian dari dunia yangseperti Sri Lanka, India, Aljazair, Pakistan, Israel, Palestina, Mesir, Nikaragua, Indonesiamenanggungkan bom dan bedil teroris berkali-kali. Yang kita saksikan justru sebuah Amerika Serikat yang menutup diri, seraya meminta dunia di luar dirinya memandangnya dengan simpati ataupun jeri. Nasionalisme dan narsisisme bertaut. Amerika Serikat, yang sejak lama melirik PBB dengan sebal, yang tak mau ikut dalam perjanjian "kenaikan suhu global", yang tak berminat dengan ide mahkamah kriminal internasional, yang sumbangannya untuk bantuan luar negeri cuma 0,1 persen dari GNP (di bawah Jepang, yang 0,35 persen, dan Prancis, yang 0,39 persen, dan apalagi Denmark, yang 1,01 persen)ya, dengan kata lain, Amerika Serikat yang bantuan luar negerinya konon sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan orang di negeri itu untuk anjing dan kucing piaraankini adalah Amerika Serikat yang membangun tembok benteng yang panjang. Ide untuk mengadili orang yang dianggap teroris asing (sebelum dibuktikan sebagai "teroris", tapi sudah terbukti "asing") dalam sebuah mahmilub gaya Orde Baru adalah contoh yang paling mencolok tentang diberlakukannya sebuah batas tebal nasional dalam soal keadilan. Belum lagi pengawasan terhadap mahasiswa asing, belum lagi pengetatan soal visa. Tapi Amerika Serikat tak sendirian dalam grandrung teritorial ini. Israel mengambil tanah orang Palestina, India dan Pakistan berkelahi soal Kashmir, Australia menampik orang-orang malang dari Afganistan yang terkatung-katung, dan Indonesia berusaha kalau perlu dengan darah dan besi agar Aceh dan Papua tak "melepaskan diri". Sungguh, geografi belum berakhir. Bahkan masih punya sihir. Juga bagi Usamah bin Ladin, yang dulu mengembara, kini menghilang. Dia juga bangkit karena kesadaran teritorial. Ketika Irak menyerbu Kuwait, dan Kerajaan Saudi cemas kalau Saddam Hussein melewati perbatasan, Usamah berada di dekat keluarga raja. Ketika para penguasa Saudi mengundang dan membiarkan tentara Amerika berada di Dhahran, Usamah menjauh dari istana, dan mengkritiknya. Baginya, ada yang harus ditentang ketika tentara "kafir" tinggal di "tanah suci"seakan-akan bukan hanya Mekah dan Madinah yang suci, melainkan seluruh jazirah Saudi. Sakralisasi wilayah memang bisa menggetarkan, tapi tak jarang berlebihan. Saya ingat lagu puja kepada sebuah negeri yang bernama Indonesia yang diajarkan guru ketika saya masih di sekolah dasar: "bumimu suci, angkasa kudus." Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nikson Nababan Tinjau Pembukaan Jalan di Akhir Masa Jabatan

4 menit lalu

Nikson Nababan Tinjau Pembukaan Jalan di Akhir Masa Jabatan

Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, meninjau langsung pembukaan jalan di Desa Rura Julu Toruan, Selasa 23 April 2024.


Undang Prabowo, PKS Bakal Gelar Karpet Merah di Acara Halalbihalal Besok

5 menit lalu

(Dari kiri) Mantan calon presiden nomor urut 01 Anies Baswedan bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu, mantan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar, dan Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi ketika memberikan keterangan pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Defara
Undang Prabowo, PKS Bakal Gelar Karpet Merah di Acara Halalbihalal Besok

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar halalbihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024 besok. Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakal Alhabsy mengatakan partainya mengundang semua partai politik dan pasangan calon presiden-wakil presiden peserta Pilpres 2024 untuk datang ke agenda persamuhan tersebut.


18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

15 menit lalu

Seorang anak perempuan Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.


Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

15 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per


Humas Pemkot Solo Terapkan Aturan Baru untuk Wawancara Gibran

20 menit lalu

Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka masih hadir di kantor Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 24 April 2024, usai penetapan oleh KPU kemarin. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Humas Pemkot Solo Terapkan Aturan Baru untuk Wawancara Gibran

Satu hari setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) Terpilih 2024-2029, Kamis, 25 April 2024, Gibran kembali masuk kerja sebagai Wali Kota Solo. Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu siang tadi di Balai Kota Solo pada sekitar pukul 13.00 WIB.


BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

23 menit lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan beberapa sesar atau patahan di sekitar Ibu Kota Nusantara tampak masih aktif.


Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

25 menit lalu

Calon Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka blusukan ke Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu, 24 April 2024. Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.


Asal Usul Munculnya Kabar Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

28 menit lalu

Presiden RI Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto saat menghadiri Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu 28 Februari 2024. TEMPO/Subekti
Asal Usul Munculnya Kabar Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Gerindra menepis kabar kerenggangan hubungan antara Jokowi dan Prabowo Subianto. Lantas, darimana munculnya kabar tersebut?


Mengenal Jakarta Elektrik PLN, Klub yang Ingin Mengembalikan Reputasinya sebagai Ratu Proliga

30 menit lalu

Jakarta Elektrik PLN.
Mengenal Jakarta Elektrik PLN, Klub yang Ingin Mengembalikan Reputasinya sebagai Ratu Proliga

Jakarta Elektrik PLN berhadapan dengan Jakarta Livin Mandiri pada pekan pertama Proliga di GOR Amongrogo, Yogyakarta pada 26 April 2024


KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

36 menit lalu

Penenggelaman dua kapal ikan asing pelaku pencurian ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kotaraja Lampulo, Aceh, Kamis 18 Maret 2021. ANTARA/HO-KKP
KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi