Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Efisiensi dan Efektivitas Kedutaan Besar RI

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jeffrie Geovanie, mantan anggota Komisi I DPR Sub-Komisi Luar Negeri

Terpilihnya pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai Presiden-Wakil Presiden RI diharapkan bisa mengakhiri praktek pemborosan anggaran di semua sektor penyelenggara negara dan birokrasi pemerintahan. Salah satu sektor yang harus dilakukan efisiensi besar-besaran adalah Kementerian Luar Negeri, terutama dalam penempatan dan pengelolaan kedutaan di negara-negara sahabat. Efisiensi yang dimaksud bukan dengan cara mengurangi anggaran kementerian, tapi dengan melakukan restrukturisasi dan refungsionalisasi kelembagaan perwakilan RI di luar negeri.

Perombakan perlu dilakukan pada dua sektor. Pertama, sektor struktural kelembagaan, menyangkut institusi dan birokrasi yang ada dalam kedutaan, dan kedua, sektor sumber daya manusia (SDM), yang ditempatkan sebagai duta besar berikut staf-stafnya. Pada kedua sektor ini, sepanjang sejarah berdirinya Kementerian Luar Negeri RI, belum pernah dilakukan audit secara menyeluruh.

Sejauh ini, ada sekitar 160 lebih kedutaan RI yang tersebar di berbagai negara dan organisasi internasional, dengan dipimpin oleh 99 duta besar yang di antaranya merangkap beberapa kedutaan. Untuk negara dengan tingkat kekayaan yang masih di bawah rata-rata, bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya di dunia, jumlah kedutaan yang dimiliki Indonesia jelas terlampau banyak. Hanya Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Cina yang jumlah kedutaannya relatif sama dengan Indonesia. Sedangkan negara-negara maju, seperti Jerman, Inggris (Britania Raya), Prancis, Belanda, Italia, Spanyol, Belgia, Austria, Norwegia, Kanada, Australia, dan Singapura, jumlah kedutaan mereka jauh di bawah Indonesia.

Artinya, ada inefisiensi luar biasa di sektor struktur kelembagaan diplomatik kita. Begitu pun pada sektor SDM-nya, meskipun sudah banyak perangkapan, 99 duta besar itu bukanlah jumlah yang efisien. Inefisiensi ini berdampak ganda, satu sisi ada penghamburan uang negara di kedutaan-kedutaan yang posisi dan peranannya tidak begitu penting baik secara politik maupun ekonomi bagi Indonesia, di sisi lain, ada kekurangan anggaran di kedutaan-kedutaan yang memiliki posisi dan peranan yang vital dan strategis.

Karena itu, perlu ada terobosan bagi Jokowi-JK untuk merestrukturisasi kedutaan kita agar bisa lebih efisien dan efektif bekerja. Beberapa kedutaan yang tidak punya kepentingan langsung dan mendesak-baik secara politik maupun ekonomi-dengan masa depan Indonesia, ada baiknya dihapus atau dialihfungsikan untuk kepentingan yang lebih tepat. Untuk negara-negara yang secara geopolitik memiliki kesamaan, seperti negara-negara yang berada di Afrika yang jumlahnya puluhan, negara-negara Amerika Latin, dan negara-negara Semenanjung Balkan, tidak perlu masing-masing punya kedutaan.

Beberapa negara di antaranya, dengan diwakili Konsul Jenderal, sudah dianggap memadai, atau bisa juga diwakili seorang atase kementerian yang disesuaikan dengan pembidangan yang dibutuhkan. Bahkan di beberapa negara yang dinilai tidak penting peranannya bagi Indonesia, cukup diwakili seorang honorary counselor yang diambil dari ekspatriat atau warga negara Indonesia yang hidup berkecukupan (mapan) dan tinggal di negara tersebut. Para honorary counselor, karena dipilih dari WNI yang sudah berkecukupan, mereka tidak perlu digaji, hanya dengan diberi surat kuasa untuk mewakili RI saat menghadiri acara-acara penting dan kenegaraan, mereka tentu sudah cukup bangga dan senang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menempatkan duta besar dengan pertimbangan semata-mata untuk menjalin hubungan historis (menyangkut nostalgia masa lalu yang sudah tak lagi relevan) sudah waktunya diminimalkan. Apalagi hanya semata-mata pertimbangan politik untuk mendapatkan suara dalam pengambilan keputusan di sidang-sidang organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang sama sekali bukan alasan yang urgen.

Dalam salah satu sesi debat calon presiden, Jokowi pernah mengungkapkan perlunya memaksimalkan peran duta besar, terutama dalam bidang ekonomi. Menurut Jokowi, diplomasi bidang ekonomi tidak kalah penting dengan diplomasi politik. Duta besar merupakan pemasar bagi produk-produk ekonomi, baik manufaktur maupun ekonomi kreatif. Dengan cara seperti inilah dunia mengenal Indonesia dengan baik, sebagai negara yang mampu memproduksi barang-barang yang layak beli, yang kualitasnya tidak kalah dengan barang-barang produk negara-negara maju yang sudah menguasai pasar dunia.

Di negara-negara yang menampung banyak tenaga kerja Indonesia (TKI), seperti Malaysia, Hong Kong, Korea Selatan, dan negara-negara Timur Tengah, peranan kedutaan juga perlu ditingkatkan, terutama untuk mengadvokasi agar TKI punya daya tawar yang tinggi, tidak mudah terkena kasus-kasus hukum.

Itulah beberapa hal penting guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kedutaan besar RI di luar negeri. Tidak mudah dilakukan, tapi dengan niat baik dan kerja keras, semua bisa dilakukan. Political will dari pemerintah (Jokowi-JK) akan menjadi kunci yang menentukan keberhasilan upaya ini.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Duta Besar Zuhairi Ajak Kader NU Belajar dari Ulama Tunisia

4 hari lalu

Umat muslim tiba di Masjid Zitouna untuk merayakan Maulid Nabi, di Tunis, Tunisia, Senin (13/1). REUTERS/Anis Mili
Duta Besar Zuhairi Ajak Kader NU Belajar dari Ulama Tunisia

Duta Besar mengingatkan menjadi ulama dan cendekiawan membutuhkan penempaan dan pembelajaran yang serius.


Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Manado

7 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM, kedua dari kanan, kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara pada 17-18 Juli 2024. Sumber: dokumen kedutaan besar Australia
Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Manado

Dalam kunjungan kerjanya, Duta Besar Williams bertemu dengan Rektor Universitas Sam Ratulangi dan para alumni Australia


Duta Besar AS Minta Maaf atas Kekerasan Seksual yang Dilakukan Tentara pada Perempuan Jepang

17 hari lalu

Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel. REUTERS/Issei Kato
Duta Besar AS Minta Maaf atas Kekerasan Seksual yang Dilakukan Tentara pada Perempuan Jepang

Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang menyayangkan tindak kejahatan seksual yang dilakukan personel militer Amerika Serikat yang bertugas di Okinawa


Dubes Malaysia untuk PBB Bahas Seputar Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza bersama RI

22 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina menyusul serangan Israel di dekat sekolah milik PBB yang menampung para pengungsi, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 3 Juli 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Dubes Malaysia untuk PBB Bahas Seputar Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza bersama RI

Perwakilan Tetap Malaysia untuk PBB mengatakan Malaysia dan Indonesia memiliki sikap yang konsisten mengenai isu Palestina.


Kanada dan Indonesia akan Selesaikan Negosiasi ICA-CEPA

22 hari lalu

Duta Besar Kanada untuk Indonesia Jess Dutton dan Duta Besar Kanada untuk ASEAN Vicky Singmin di acara ulang tahun Kanada yang digelar di Jakarta Selatan, Rabu, 3 Juli 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Kanada dan Indonesia akan Selesaikan Negosiasi ICA-CEPA

Indonesia dan Kanada menargetkan penyelesaian negosiasi ICA-CEPA pada akhir tahun, yang berguna bagi peningkatan aktivitas ekonomi dua negara.


Duta Besar Kanada Optimis Hubungan Kedua Negara Makin Berkembang di Bawah Pemerintahan Prabowo

22 hari lalu

Duta Besar Kanada untuk Indonesia Jess Dutton dan Duta Besar Kanada untuk ASEAN Vicky Singmin di acara ulang tahun Kanada yang digelar di Jakarta Selatan, Rabu, 3 Juli 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Duta Besar Kanada Optimis Hubungan Kedua Negara Makin Berkembang di Bawah Pemerintahan Prabowo

Duta Besar Kanada untuk Indonesia mengatakan hubungan bilateral yang positif antara RI-Kanada akan terus tumbuh di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.


Duta Besar Vasyl Hamianin Berharap Sinar Mas Mau Terlibat dalam Pembangunan Kembali Ukraina

23 hari lalu

Duta besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menghadiri acara peringatan hari kebebasan pers sedunia dan 38 tahun bencana nuklir Chernobyl, di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Vasyl megatakan hari ini telah dideklarasikan oleh PBB sebagai hari kebebasan pers dunia dan sebagai pengingat kepada masyarakat bahwa peran jurnalis sangat penting untuk memberitakan tentang kebenaran. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Duta Besar Vasyl Hamianin Berharap Sinar Mas Mau Terlibat dalam Pembangunan Kembali Ukraina

Duta besar Ukraina berharap dunia usaha Indonesia berkontribusi dalam Konferensi Pemulihan Ukraina selanjutnya, seperti Sinarmas untuk ikut.


Duta Besar Ukraina Berharap Indonesia Mau Tanda Tangan Komunike KTT Perdamaian

23 hari lalu

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara kepada wartawan di Jakarta Selatan, Selasa, 2 Juli 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A
Duta Besar Ukraina Berharap Indonesia Mau Tanda Tangan Komunike KTT Perdamaian

Komunike bersama hasil dari KTT Perdamaian Global masih terbuka untuk tanda tangan. Duta Besar Ukraina berharap pemerintah Indonesia bergabung.


Iran Luncurkan Buku 'Abdi Bangsa', Memoar Mendiang Presiden Ebrahim Raisi

23 hari lalu

Dubes Iran Untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi (kanan)saat membacakan doa bersama dan tahlilan atas meninggalnya Presiden Republik Islam Iran Ebrahim Raisi di Kediaman Kedubes Iran, Rabu, 22 Mei 2024. Tahlilan dan doa bersama tersebut terbuka untuk masyarakat umum untuk mengenang 4 pejabat Iran yang tewas dalam kecelakaan helikopter di pegunungan Varzaqan Provinsi Azerbaijan Timur, Iran. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iran Luncurkan Buku 'Abdi Bangsa', Memoar Mendiang Presiden Ebrahim Raisi

Kedutaan Besar Iran di Jakarta meluncurkan buku berjudul 'Abdi Bangsa' yang merupakan kumpulan memoar mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi


Australia dan Indonesia Investment Authority Bermitra untuk Tingkatkan Kerja Sama dan Investasi di Indonesia

27 hari lalu

Ketua Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah dan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM pada Kamis, 27 Juni 2024, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung investasi Australia ke Indonesia. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia dan Indonesia Investment Authority Bermitra untuk Tingkatkan Kerja Sama dan Investasi di Indonesia

MoU INA dan Australia ini merupakan langkah penting dalam menarik dan meningkatkan investasi Australia di Indonesia