Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Etalase

Oleh

image-gnews
Iklan
TIAP kota punya beribu-ribu etalase. Tiap kota punya beribu-ribu bilbor, dengan atau tanpa cahaya lampu. Beribu-ribu ilusi. Orang akan terkecoh, tapi mereka akan tetap berada di sana. Mereka akan membuat ruangnya sendiri, dalam sebuah lalu lintas yang setengah teperdaya. Bukankah tak ada kontradiksi antara lalu lintas itu dan ilusi di sebuah kota? Sebuah kota, ribuan etalase, ribuan paparan advertensi, adalah dusta yang memikat. Setiap kota di zaman ini adalah sebuah Jalan Nevsky Prospect. Jalan ini "selamanya berbohong," tulis sang pencerita dalam cerita pendek Nikolai Gogol yang terbit pada tahun 1835. Dalam cerita ini, jalan di Kota St. Petersburg itu lebih-lebih berbohong ketika gelap pekat turun dan tembok kuning dan putih rumah-rumah jadi mencolok, ketika seluruh kota menjadi "gemuruh dan gilang gemilang, dan aneka ragam kereta menggelinding di jalan ketika sang setan sendiri menyalakan lampu untuk memamerkan segalanya di bawah cahaya yang tak nyata." Kota, cahaya, setan, dusta. Gogol mengisahkan semua ini melalui salah satu tokohnya, Pikharev, seorang pelukis muda yang kecewa. Pada suatu malam, di Nevsky Prospect yang memukau itu, Pikharev terpikat oleh seorang perempuan. Ia mendekatinya. Perempuan itu seorang pelacur sebenarnya. Tapi Pikharev tak memahami bahwa seorang pelacur adalah seorang penjaja dan sekaligus komoditi yang dijajakannya sendiri. Seniman kita ini, yang sudah berbahagia bila keindahan lukisannya dihargai tanpa dijadikan "harga", tak tahu, atau tak ingin tahu, bahwa komodifikasi telah merayap ke sudut itu. Ia bertekad untuk menyelamatkan sang pelacur dari hidupnya yang melata, ia ingin membawanya hidup bersama dalam naungan "seni dan kasih sayang." Tapi pelacur itu menolak dengan kasar. Sang pelukis merasa terpukul. Ia berhenti melukis, jadi pengisap candu, menutup diri di kamarnya yang sempit, dan akhirnya mengiris lehernya sendiri. Yang tragis dari Pikharev ialah kebaikannya bermula dari sebuah ilusi tentang sebuah ilusi: kecantikan sang pelacur, seperti iklan, baginya sebuah cerminan kecantikan yang "sebenarnya". Tapi bisakah ia lain? Kisah Pikharev menunjukkan suatu masa ketika hubungan kota dan kapitalisme masih belum merasuk ke kesadaran. Masih ada hati yang menggeliat-geliat di bawah tata hidup yang dibentuk oleh hubungan jual-beli. Dalam hal ini St. Petersburg adalah contoh kota-kota di "Dunia Ketiga", misalnya Batavia yang dibangun oleh Jan Pieterzoon Coen pada abad ke-17. St. Petersburg, seperti Batavia, tak tumbuh karena dinamika warga kota, yang dalam bahasa Prancis lama disebut burgeis, dari mana kata pengertian "borjuis" lahir: kelas menengah yang tak sepenuhnya terjangkau oleh kekuasaan para raja. St. Petersburg, seperti Batavia, lahir tanpa akar sosial itu: Peter yang Agung, dengan tangan besi, mengerahkan bangsa Rusia untuk mendirikan sebuah kota baru di atas rawa-rawa Sungai Neva. Ia ingin membuat sebuah "jendela yang terbuka" ke Eropa. Ia ingin melupakan Moskwa, yang baginya sudah tengik, tua, terkungkung oleh takhayul dan Gereja. Tapi bagaimana ia bebas dari yang tengik itu? Ia sendiri membangun sebuah kota yang "modern" pada abad ke-17 dari takhta kuno seorang tsarsang otokrat dari mana kekuasaan menyambar dan mengalir tanpa tertandingi. Peter yang Agung tak mengubah otokrasi itu. Ia mengukuhkannya. Maka sejak ia mangkat, dengan mudah St. Petersburg dibentuk oleh para tsar lain menurut kecemasan yang mereka kehendaki. Di bawah Nicholas I (1825-1855), kota itu dikuasai polisi, mata-mata, sensor, dan kebekuan berpikir. "Jendela ke Eropa" itu ditutup. Tapi inilah zaman ketika tak ada kekuasaan yang tak retak. Pada saat itu, Jalan Nevsky Prospect telah tumbuh jadi wilayah perdagangan barang-barang asing, sebuah wilayah kosmopolitan dengan nama toko dalam bahasa Prancis. Kekuasaan Nicholas I tak bisa membekukan tempat ini, di mana kapitalisme marak. Dalam kata-kata Marshal Berman dalam All That is Solid Melts Into Air, "Jalan Nevsky satu-satunya tempat yang tak didominasi oleh negara." Dengan kata lain, di sini ada kebebasan. Tapi bukannya tak ada "dusta"dan Pikharev, meskipun terlambat, menemukannya. Ketika jalan-jalan menampilkan bilbor iklan dan cahaya lampu, kota pun merayu dan menghibur kita untuk tak melihat apa yang sebenarnya terjadi: bahwa "kebaruan" yang tampak di sana sesungguhnya menyembunyikan pengulangan. Bahwa "keperluan" yang terbit di sana sesungguhnya adalah hasrat yang tak kunjung terpuaskan. Bahwa "harta-benda" yang ditawarkan di sana sesungguhnya adalah barang yang selamanya bisa ditukar. Dengan kata lain, yang terjadi adalah terbentangnya "alegori"seperti yang dikatakan Walter Benjamin tentang Paris pada abad ke-19 yang dengan gemuruh mulai menunjukkan diri sebagai konsekuensi fisik dan sosial dari kapitalisme. Alegori mengemukakan satu hal sebagai sesuatu yang sebenarnya menunjukkan hal lain: bukankah paras Nadia Hutagalung yang memikat di papan iklan itu bukan menyatakan Nadia Hutagalung, bukan pula sepotong sabun yang konkret, melainkan sebuah ide tentang sabun dan kecantikan? Bukankah ia sebuah etalase, yang ingin membingkai atau bahkan membentuk hasrat kitadan membangun ilusi-ilusi? Tapi kita terus memandangnya. Mungkin kita terhibur melihatnya. Mungkin terkecoh. Tapi kota akan terus dengan etalasenya, dengan derapnya, seperti kereta yang terbayang dalam penutup "Berita dari Kebayoran", salah satu prosa Pramoedya Ananta Toer dalam Cerita dari Jakarta: "Kereta berjalan terusterusterusterusdan tidak akan berhenti di mana tempat pun juga." Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

3 menit lalu

BFI Finance. Istimewa
Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.


Hasil Proliga 2024: Jakarta Popsivo Polwan Torehkan Awal Manis, Kalahkan Petrokimia

7 menit lalu

Jakarta Popsivo Polwan. (PBVSI/Proliga)
Hasil Proliga 2024: Jakarta Popsivo Polwan Torehkan Awal Manis, Kalahkan Petrokimia

Tim bola voli putri Jakarta Popsivo Polwan mengalahkan Gresik Petrokimia di hari kedua Proliga 2024.


YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

10 menit lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.


UTBK SNBT 2024, Peserta Diingatkan Mulai dari Kelengkapan sampai Lalu Lintas Satu Arah

11 menit lalu

Ilustrasi UTBK (ujian tulis berbasis komputer). TEMPO/Tony Hartawan
UTBK SNBT 2024, Peserta Diingatkan Mulai dari Kelengkapan sampai Lalu Lintas Satu Arah

Sebanyak 13.035 peserta bakal mengikuti UTBK SNBT 2024 di Kampus Tegalboto Universitas Jember.


Bakal Demo 1 Mei, Partai Buruh Minta Prabowo Dengarkan Tuntutan Kaum Pekerja

11 menit lalu

Presiden Partai Buruh Said Iqbal memberikan keterangan pers di hari pertama kampanye dalam aksi unjuk rasa buruh di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 28 November 2023. Seluruh serikat pekerja terus mengawal tuntutan kenaikan upah buruh sebesar 15 persen yang akan ditandatangani oleh Pj Gubernur Jawa Barat hari ini. Buruh juga melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja selama 3 hari sampai 30 November 2023. TEMPO/Prima mulia
Bakal Demo 1 Mei, Partai Buruh Minta Prabowo Dengarkan Tuntutan Kaum Pekerja

Kata Said Iqbal, Prabowo bisa mulai mendengarkan tuntutan kaum buruh dalam aksi demonstrasi Hari Buruh yang akan digelar 1 Mei 2024.


Ketahui 4 Jenis Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual dan Ancaman Hukumannya

15 menit lalu

Karut-Marut Hak Cipta
Ketahui 4 Jenis Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual dan Ancaman Hukumannya

Jangan main-main dengan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Berikut jenis dan sanksi hukuman bagi pelakunya.


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

16 menit lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

22 menit lalu

Ganjar Pranowo bersepeda santai di rumahnya di Sleman, Yogyakarta, Rabu, 24 April 2024. Foto: Istimewa.
Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

Menurut Ganjar, masih banyak persoalan yang dipesankan oleh Megawati berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang perlu jadi perhatian.


HKBN 2024 Melakukan Penanaman 100 Pohon Cemara Laut

28 menit lalu

HKBN 2024 Melakukan Penanaman 100 Pohon Cemara Laut

Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 dimulai dengan penanaman 100 pohon cemara laut secara simbolis oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto


PPP Jadi Partai Terbanyak yang Gugat Sengketa Pileg ke MK

29 menit lalu

Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ditunjuk pada September 2022, Mardiono menempati posisi keempat sebagai ketua partai terkaya. Berdasarkan laporan LHKPN 31 Desember 2022, Mardiono memiliki total harta kekayaan sebanyak Rp1,2 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
PPP Jadi Partai Terbanyak yang Gugat Sengketa Pileg ke MK

Salah satu yang diajukan PPP adalah perkara nomor 46-01-17-16/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 tentang sengketa hasil pemilihan DPRD Kota Serang, Banten.