Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nomor

Oleh

image-gnews
Iklan
Saya tinggal di sebuah kota yang aneh, mungkin menarik, karena keajaiban terjadi tiap hari dengan cara yang sederhana: keajaiban seorang petugas pos yang mengantar sebuah bingkisan ke sebuah rumah. Bayangkan: bingkisan itu sampai. Bayangkan: bingkisan itu tak sesat ke alamat lain, sementara "alamat" di kota ini adalah sebuah persoalan politik dan pertanyaan filsafat. Di kota-kota lain, sebuah alamat bukanlah sekadar sebuah nomor gedung atau rumah di sebuah jalan. Di kota-kota lain, nomor dan nama jalan adalah indikator sebuah sistem: gedung bernomor 6 di jalan yang bernama X akan berdiri di samping atau seberang rumah nomor 5 dan 4 di jalan yang sama. Tapi kota saya adalah sebuah kota yang aneh, mungkin menarik, karena di jalan tempat saya berkantor, ada rumah bernomor 68-H. Seorang pendatang akan berasumsi bahwa di jalan ini pasti ada beberapa buah bangunan dengan nomor 68, paling sedikit delapan. Tapi mungkin juga ia akan bertanya: jika ada 68-H, mungkin ada 68-J, dan jika demikian, kenapa tak diteruskan sampai ke 68-Z? Kenapa deretan bangunan itu tak diberi nomor yang berbeda? Pertanyaan itu dapat lebih panjang jika kemudian si pendatang tahu bahwa di jalan itu ada sebuah rumah bernomor 68 (tanpa tambahan huruf) yang terletak di sekitar 400 meter jauhnya dari nomor 68-H, seakan-akan sebuah anggota keluarga yang terpisah. Sang pendatang, mungkin ia seorang petugas pos dari kota lain, akan mengatakan, "Ah, ada yang tak beres di sini." Tapi penduduk kota saya mungkin akan menjawab, "Kenapa rumah bernomor 68 harus berada di sebelah rumah bernomor 67? Kenapa rumah saya harus termasuk ke dalam satu sistem yang sama dengan rumah tetangga saya yang suka menyiksa kucing?" Sejarah sebuah kota bisa ditulis dari sejarah nomor rumah, dan di kota saya, itu berarti dari cerita keajaiban sehari-hari seorang petugas pos. Bagaimanapun, nomor rumah, atau alamat kantor, berkait dengan penentuan identitas seseorang dan kekuasaan yang menentukan identitas itu. Saya tak tahu bagaimana kekuasaan di kota saya ini muncul, dipertahankan, dan dinilai. Juga saya tak tahu apa arti "alamat" dan "rumah" di sini. Di Paris, misalnya, keharusan menomori rumah sudah berlaku sejak 1805, dengan titah Napoleon. Dengan itu, kekuasaan pun datang, melihat, menang. Modernitas bermula dari langkah kecil-kecil ini, ketika sebuah ruang, dalam hal ini kota, diterjemahkan jadi angka dan manusia jadi praktis tapi juga terdesak. Pada tahun 1836, Balzac menulis dalam novelnya Modeste Mignon: "Perempuan Prancis yang malang! Kalian mungkin ingin tetap tak diketahui agar dapat meneruskan pacaran kalian. Tapi bagaimana kalian bisa melakukannya, di sebuah peradaban yang mencatat keberangkatan dan kedatangan kereta di tempat-tempat umum, dan yang menyediakan rumah dengan nomor." Dengan nomor, hidup dan milik yang privat langsung jadi bagian dari sebuah register yang tak berada di tangan si pemilik. Bahkan dulu, di RRC atau di Vietnam, ketika kekuasaan partai komunis menjangkau ke setiap sudut, di setiap blok kota bersiap seorang pengawas, yang lebih kuasa ketimbang ketua RT kita. Di Beijing dan Hanoi, politik tak berhenti di depan jendela. Sebuah kamar adalah tempat pergulatan antara mana yang "aku" dan mana yang "kami". Tentu saja pergulatan itu tak hanya berlangsung di sana. Namun, yang menyebabkan orang di luar sosialisme berbeda ialah kapasitas mereka menampik kontrol: mereka coba mengklaim kembali apa yang hilang dari kehidupan privat mereka di kota besar. Jika Anda seorang pemilik, Anda akan menebusnya dengan menjadikan rumah (dan harta benda Anda) bagian yang intim dengan diri Anda. Kaum borjuasi, kata Walter Benjamin tentang Paris di masa pemerintahan Louis-Philippe di abad ke-19, "mencari kompensasi itu di antara empat dindingnya". Payung, arloji saku, dan cangkir telur diberi bungkus atau peti, dirawat, intim, terkadang dengan dihiasi huruf khusussebuah ikhtiar untuk melupakan apa yang abstrak di alam benda di kamar itu. Seakan-akan mereka bukan barang yang dapat dipertukarkan, seakan-akan mereka bukan komoditi, seakan-akan dengan itu apa yang spesial dan yang unik dari si payung, si arloji, dan si cangkir telur, akan jadi kekal. Rumah pun jadi peti. Milik dan eksistensi seakan-akan jadi satu. Mungkin itu sebabnya kota saya aneh: di jalan tempat saya bekerja, nomor rumah tak bisa berurutan, jangan-jangan karena orang-orang menampik apa yang datang dari administrasi kota: kekuasaan itu begitu memuakkan atau tak bisa dipercaya. Rumahku, nomorku, akuyang membentuk bukanlah "mereka" itu. Orang-orang yang tak berpunya, yang indekos di bedeng-bedeng, yang gelandangan, menampik kekuasaan itu dengan cara yang lebih singkat: mereka menghilang dalam kelimun kota besar. Tapi borjuasi kecil-kecil yang tinggal di jalan tempat saya bekerja mungkin hidup di kota dengan kenangan kuat tentang pedalaman. Di sana, rumah adalah dunung. Dalam pengertian Jawa, dunung adalah tempat yang tak hanya sebuah satuan tiga dimensi, tapi, seperti dikatakan Gaston Bachelard yang menulis tentang "poetika ruang", sebuah rumah yang "datang dari tanah". Ada yang hampir keramat dan mutlak dalam rumah seperti itusesuatu yang indah dan sentimental yang hilang dalam cepatnya pergantian milik dan alamat di kota besar. Terkadang saya bertanya apakah "poetika" itu perlu. Sebab tak semua kota harus aneh, mungkin menarik, seperti kota tempat saya tinggal. Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terlibat Isu Cinlok, Rizky Nazar Klarifikasi: Kita Semua Berteman Baik

5 menit lalu

Sejumlah dukungan moril untuk Rizky Nazar datang dari lingkaran pertemanannya, termasuk dari Syifa Hadju/Foto: Instagram/Syifa Hadju
Terlibat Isu Cinlok, Rizky Nazar Klarifikasi: Kita Semua Berteman Baik

Setelah Salshabilla Adriani, kini giliaran Rizky Nazar yang klarifikasi isu cinlok


5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

10 menit lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran


Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

11 menit lalu

Ilustrasi lebah. Trade Vista
Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.


USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

13 menit lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah


Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

20 menit lalu

Tentara Korea Selatan dan AS berfoto setelah latihan tembak bersama di lapangan pelatihan militer di Pocheon pada 14 Maret 2024 sebagai bagian dari latihan militer gabungan tahunan Freedom Shield antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. JUNG YEON-JE/Pool via REUTERS
Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?


Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, Muhadjir Effendy: Bencana Bukan Urusan Sembarangan

24 menit lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy melaksanakan rapat bantuan kemanusiaan untuk Libya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat, 22 September 2023. Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kemanusiaan untuk penanganan bencana banjir di Libya berupa logistik dengan menyiapkan 16 jenis barang dan jasa yang rencananya akan dikirimkan pada tanggal 27 September 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, Muhadjir Effendy: Bencana Bukan Urusan Sembarangan

Menko PMK Muhadjir Effendy meminta Sumatera Barat bisa mencanangkan sadar bencana setiap harinya dalam puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024.


Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

24 menit lalu

Pekerja tengah memberikan nomer seri pada emas berat 1 kilo di lokasi pembuatan emas Antam, Jakarta, 15 Juni 2015. Tempo/Tony Hartawan
Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.


ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

31 menit lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

42 menit lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melantik 3 pejabat eselon I dan 3 pejabat eselon II di Kementerian Perdagangan pada Jumat, 26 April 2024 kemarin. Doc. Istimewa/ Humas Kementerian Perdagangan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.


Halal Bihalal PKS, Prabowo dan Gibran Tak Hadir

44 menit lalu

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar halalbihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024. Sejumlah pimpinan partai politik hadir dan lembaga negara hadir dalam acara ini. Tempo/Yohanes Maharso
Halal Bihalal PKS, Prabowo dan Gibran Tak Hadir

PKS menggelar halalbihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024.