Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IS, Jihad, dan Pendidikan Kita

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Husein Ja'far Al Hadarn, penulis  

Salah satu ideologi utama dan dasar Negara Islam Irak dan Suriah, atau Islamic State (IS), adalah jihad. Abu Mus'ab az-Zarqawi, peletak cikal-bakal IS, berhasil direkrut dari kehidupannya sebagai pemuda nakal dengan pesona doktrin tentang jihad. Akhirnya, ia tumbuh menjadi seorang yang hanya memahami Islam sebagai jihad. Ironisnya, pendidikan kita pun sering kali mengasosiasi Nabi lebih sebagai pendekar perang yang mengisi hidupnya dengan perang.

Seperti dikemukakan Syaikh Hasan bin Farhan al-Maliky, ulama moderat Arab Saudi, IS tenggelam dalam lautan keutamaan jihad, sementara mereka tak memahami sedikit pun tentang prinsip-prinsip jihad paling dasar. Mereka adalah orang yang menganggap Islam dan kehidupan Nabi Muhammad hanya perkara perang. Padahal, menurut sebuah penelitian, jika dikalkulasi, karier kerasulan Nabi kira-kira 23 tahun atau 8.000 hari. Jumlah hari Nabi berperang hanya 80 hari jika tanpa melibatkan persiapan dan sebagainya. Artinya, secara total, hari peperangan Nabi hanya 10 persen atau 1 persen dari karier kenabiannya. Ironisnya, yang 90 persen atau 99 persen inilah yang justru tak dipahami dan diyakini oleh IS dan para pengikut serta pendukungnya. Itu pula yang kerap diajarkan berulang-ulang tentang Islam dan Nabi dalam pendidikan anak-anak kita.

Padahal, menurut Nabi, jihad bukan hanya dilakukan dengan berperang. Justru, Nabi menyebut perang sebagai jihad kecil (jihâd ashghar) dan melawan nafsu sebagai jihad besar (jihâd akbar). Alkisah, saat Nabi pulang dari Perang Tabuk, ketika para sahabat berkata, "Kita baru saja pulang dari perang besar". Nabi justru berkomentar, "(Sebaliknya) kita baru pulang dari perang kecil, menuju perang besar," yakni jihad melawan nafsu. Dan, tak ada orang yang mati syahid dalam jihad kecil, sebelum dia menang dalam jihad besar. Artinya, kesyahidan sejati justru bukan didapat dari medan perang saja, tapi juga dari perang melawan nafsu terlebih dulu. Sayyidina Ali pernah mengurungkan ayunan pedangnya saat menyadari bahwa ayunan pedang itu disebabkan nafsunya. Nabi sendiri pun tak syahid di medan perang. Adapun jihad model IS justru karnaval nafsu: kekejaman, keberingasan, dan kesadisan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jihad dalam konteks perang pun tak dipahami dengan benar dan kadang tereduksi oleh IS dan mungkin oleh sebagian kita. Jelas-jelas Al-Quran dalam al-Baqarah: 190, an-Nisaa': 75 dan al-Hajj: 40 menjelaskan bahwa yang diperbolehkan-atau diwajibkan-untuk diperangi adalah orang-orang yang memerangi kita, dan itu pun jangan melampaui batas, serta berperang dalam rangka membela hak-hak orang-orang tertindas atau terusir dari kampung halamannya. Adapun yang dilakukan IS justru menindas dan mengusir orang lain, atau malah saudara muslimnya dari kampung halamannya di Mosul, Tikrit, dan wilayah-wilayah lain yang dikuasainya, hanya karena perbedaan mazhab, ideologi, atau pandangan.

Perang IS juga bukan lagi hanya menerobos etika perang Islam, tapi sangat melampaui batas dengan berlaku sadis terhadap tawanannya. Kita harus menjauhkan anak-anak dan lembaga pendidikan kita dari salah kaprah jihad ini.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

30 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow


Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Para pendukung partai politik Islam Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP) berlindung di tengah jet air selama protes terhadap penangkapan pemimpin mereka di Lahore, Pakistan 13 April 2021. [REUTERS / Stringer]
Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.


Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Logo Te.co Blank
Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.


Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Petugas kepolisian berjaga di dekat lokasi terjadinya sebuah serangan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan pisau di gereja Notre Dame di Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. Dalam serangan tersebut, petugas kepolisian memastikan dua orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. REUTERS/Eric Gaillard
Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.


Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Petugas kepolisian berjaga di dekat lokasi terjadinya sebuah serangan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan pisau di gereja Notre Dame di Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. REUTERS/Eric Gaillard
Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini


Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

TIga orang dibunuh dalam aksi terorisme terbaru di Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis. Pelaku diduga seorang Muslim karena berkali-kali meneriakkan Allahu Akbar (Valery Hache/ AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.


Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di Istanbul, Turki, 21 Agustus 2020. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]
Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo


Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Pendukung dan aktivis Islami Oikya Jote, sebuah partai politik Islam, ambil bagian dalam protes yang menyerukan boikot produk Prancis dan mencela Presiden Prancis Emmanuel Macron di Dhaka, Bangladesh, 28 Oktober 2020. Pernyataan Macron dikeluarkan setelah peristiwa pemenggalan terhadap seorang guru bernama Samuel Paty di Prancis. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.


Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Hassan Rouhani menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela sidang Dewan Ekonomi Tertinggi Eurasia Di Yerevan, Armenia 1 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo


Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat berbicara kepada bangsa tersebut tentang wabah penyakit coronavirus (COVID-19), 16 Maret 2020. [REUTERS / Eric Gaillard / Illustration]
Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.