Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melestarikan Kebudayaan

image-profil

image-gnews
Iklan

Mustafa Ismail,
Pegiat Kebudayaan, @musismail

Ada sebuah kalimat menarik yang saya lupa siapa yang mengucapkannya. Isinya: ketika Anda mencari sebuah buku dan tidak menemukannya, Andalah yang harus menuliskan. Saya suka kalimat itu.

Saya pernah kalang-kabut mencari buku, yakni tentang PMTOH--sebuah seni tutur tradisi Aceh yang dipopulerkan oleh Teungku Adnan--untuk referensi tugas akhir kuliah pascasarjana beberapa tahun lalu. Tak ada buku yang secara khusus membahas tentang kesenian ini sekaligus senimannya, kecuali beberapa esai yang saya temukan di Internet dan buku kumpulan esai seni.  

Ada informasi bahwa beberapa mahasiswa pernah menulis tugas akhir tentang topik itu, tapi tidak terlacak mahasiswa mana. Saya juga menemui salah seorang putra Teungku Adnan Pmtoh di Banda Aceh, tapi ia juga tidak memiliki buku tentang kesenian yang dipopulerkan ayahnya. Beberapa kawan seniman asal Aceh, baik yang tinggal di Aceh maupun di luar Aceh, juga tidak memilikinya.  

Pada kondisi inilah kalimat di atas begitu menohok: sayalah yang harus menulis buku itu. Sebab, jika sumber-sumber yang bisa menjelaskan tentang kesenian itu telah tiada, makin sulit bagi siapa pun untuk mencatatnya, apalagi mempelajarinya. Maka, kesenian itu pun terancam hanya menjadi sejarah tanpa catatan. Kalaupun ada yang menulis tugas akhir studi, mungkin hasilnya teronggok di perpustakaan kampus.

Ini hanya salah satu kasus. Persoalan ini bisa terjadi di daerah mana pun. Buku-buku yang mencatat kebudayaan lokal tidak mudah diperoleh. Boleh jadi ada yang mencatat dan menulis secara mendalam tentang karya-karya budaya itu, namun entah di mana  buku-buku dan referensi itu berada. Saya juga pernah melakukan riset tentang budaya provinsi lain menemukan fakta yang sama: tak mudah menemukan buku-bukunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa informasi tersedia di Internet, tapi sering tak ada sumber rujukannya. Dengan demikian, secara akademis, tulisan-tulisan itu tidak bisa dikutip kecuali sekadar memperkaya informasi. Tulisan-tulisan pendek di Internet atau media sering tidak dihadirkan dalam kerangka mendokumentasikan karya budaya sebagai referensi ilmiah, yang mensyaratkan kelengkapan, kedalaman, akurasi, pengujian informasi dan data, hingga metodologi yang benar. Catatan-catatan itu lebih sebagai penglihatan sepintas yang hanya memotret permukaan.  

Dan sering kali seseorang "memotret" sebuah kekayaan budaya sekadar mengabarkan. Ia lebih sebagai catatan subyektif. Tapi bukan berarti tulisan-tulisan pendek itu tidak berguna. Ia tetap memberikan sumbangan dalam dunia keaksaraan, sekaligus kebudayaan. Tulisan-tulisan itu tetap penting untuk memajukan budaya Nusantara.

Namun yang lebih penting adalah pencatatan kekayaan budaya lokal yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Dalam konteks ini, pemerintah--lewat instansi bidang kebudayaan dari tingkat kementerian hingga dinas-dinas di daerah--bisa berperan lebih nyata. Misalnya dengan membiayai riset-riset budaya dan menerbitkan hasil riset itu secara luas sehingga mudah diakses siapa saja. Begitu pula lembaga-lembaga dan komunitas kesenian, yang selama ini lebih sibuk dengan pertunjukan, juga bisa mulai memikirkan bagaimana menulis kesenian itu.   

Pencatatan dan penulisan adalah salah satu cara melestarikan dan mempromosikan kebudayaan. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Merayakan Keindahan Budaya di Festival Indonesia Bertutur 2024

9 jam lalu

Kolaborasi seniman dari berbagai daerah menampilkan pertunjukan seni Beksan Akapela Pradaksina saat pembukaan Indonesia Bertutur 2022 di Taman Lumbini Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 7 September 2022. Acara yang menjadi bagian dari kegiatan G20 tersebut mengusung tema
Merayakan Keindahan Budaya di Festival Indonesia Bertutur 2024

Masyarakat diajak menjelajahi dan merasakan keindahan pengalaman seni dan budaya di acara Mega Festival Seni Budaya Indonesia Bertutur (Intur) 2024.


Perlunya Revitalisasi Seni Tradisional Menurut Pelaku Seni, Ini Harapannya

9 hari lalu

Maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok menari di Keraton Ratu Boko, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis, 28 Desember 2023. Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan dan Ratu Boko berkolaborasi dengan maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok menggelar menari bersama untuk mendukung keberadaan atraksi seni pertunjukan tradisional serta menarik minat kunjungan wisata heritage. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Perlunya Revitalisasi Seni Tradisional Menurut Pelaku Seni, Ini Harapannya

Seni tradisional Indonesia sebagai benteng kebudayaan Nusantara semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman. Apa harapan seniman?


Jokowi Temui Presiden MBZ di Abu Dhabi, Bahas Kerja Sama Perdagangan hingga Sosial Budaya

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan saat pertemuan bilateral yang digelar di sela-sela COP28 di Dubai, Jumat (1 Desember 2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI
Jokowi Temui Presiden MBZ di Abu Dhabi, Bahas Kerja Sama Perdagangan hingga Sosial Budaya

Presiden Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Mohamed bin Zayed Al Nahyan alias MBZ di Qasr Al Watan, Abu Dhabi.


Cerita Anak Muda Papua Jadi Laskar Rempah dan Berlayar Keliling Indonesia

11 hari lalu

Laskar Rempah Muhammad Luthfi Dzulfikar asal Sorong, Papua Barat saat memberikan pidato dalam kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024, Senin, 15 Juli 2024. Tempo/CiciliaOcha
Cerita Anak Muda Papua Jadi Laskar Rempah dan Berlayar Keliling Indonesia

Pada 2023, pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar. Lutfi menjadi peserta Laskar Rempah.


Retno Marsudi Membuka Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Membuka Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya

Retno Marsudi menilai dialog konstruktif itu penting untuk mengatasi berbagai konflik di seluruh dunia.


Isi Liburan dengan Menyaksikan Festival Pasca Penciptaan 2024 di ISI Solo, Catat Jadwalnya!

15 hari lalu

Panitia menggelar konferensi pers penyelenggaraan Festival Pasca Penciptaan 2024 yang akan diselenggarakan ISI Solo di kampus itu dan Pura Mangkunegaran Solo, Rabu, 10 Juli 2024. Festival itu akan digelar Jumat-Ahad, 12-14 Juli 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Isi Liburan dengan Menyaksikan Festival Pasca Penciptaan 2024 di ISI Solo, Catat Jadwalnya!

Festival Pasca Penciptaan 2024 ISI Solo dikemas dalam konsep pergelaran, pameran seni, seni media, dan orasi secara performatif.


Tim Muhibah Angklung Awali Tur Mediterania-Timur Tengah dari Festival di Portugal

16 hari lalu

Tim Muhibah Angklung asal Bandung memulai lawatan keliling Mediterania-Timur Tengah di Portugal, 6-13 Juli 2024. (Dok.Tim).
Tim Muhibah Angklung Awali Tur Mediterania-Timur Tengah dari Festival di Portugal

Tim Muhibah Angklung asal Bandung, Jawa Barat, memulai misi kebudayaan ke negara Arab dan Eropa dari Portugal. Tapi, mereka masih terkendala dana.


KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

30 hari lalu

Acara Festival Indonesia 2024 yang diselenggarakan KBRI Seoul pada 23 Juni 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

Melalui Festival Indonesia KBRI Seoul berharap masyarakat Korea Selatan akan semakin mengenal Indonesia, dan terjalin persahabatan.


5 Negara dengan Budaya Unik di Dunia, Ada Perayaan Bunga Mekar

49 hari lalu

Pengunjung berfoto di bawah bunga sakura pada puncak mekarnya di Tidal Basin, di Washington, DC, AS, 18 Maret 2024. Puncak mekarnya, yang didefinisikan ketika tujuh puluh persen bunga sakura mekar, terjadi pada minggu ini. Puncak mekarnya bunga tahun ini, yang dimulai pada tanggal 17 Maret, merupakan yang kedua paling awal dalam sejarah dan dipandang sebagai cerminan dari pemanasan suhu. EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
5 Negara dengan Budaya Unik di Dunia, Ada Perayaan Bunga Mekar

Ada beberapa negara dengan budaya unik yang dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Ini daftarnya untuk Anda.


KCBN Muarajambi Diharapkan Bisa Jadi Daya Tarik Budaya di Jambi

51 hari lalu

Kiri ke kanan: Anggota DPR RI asal Jambi dari Partai Amanat Nasional, Bakrie; Gubernur Jambi, Al Haris; Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hilmar Farid; Arsitek, Yori Antar pada acara Prosesi Tegak Tiang Tuo 5 Juni 2024 di KCBN Muarajambi/Tempo-Mitra Tarigan
KCBN Muarajambi Diharapkan Bisa Jadi Daya Tarik Budaya di Jambi

Gubernur Jambi mengajak masyarakat sekitar untuk mengerti sejarah candi-candi di KCBN Muarajambi.