TEMPO.CO, Jakarta - Akhmad Sekhu, wartawan
Revolusi mental yang dicanangkan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) ternyata sudah berimbas ke dunia film, terutama pada Festival Film Indonesia (FFI) 2014. Seperti kita ketahui, sejak FFI pertama kali diselenggarakan pada 1955, penjurian kompetisi film bioskop selalu dilakukan oleh lima sampai tujuh orang. Dengan cara seperti itu, beberapa kali muncul kecurigaan, pertanyaan, bahkan kemarahan. Puncaknya adalah pada FFI 2006, di mana 22 peraih Piala Citra akhirnya mengembalikan pialanya. Akar masalahnya waktu itu adalah beberapa insan film tidak bersepakat terhadap pilihan para juri yang memenangkan film Eskul.
Kini, semangat perubahan sedang digagas dan dipraktekkan. Di bawah kepemimpinan Kemala Atmojo sebagai Ketua Umum Pelaksana, FFI 2014 akan mengalami beberapa perubahan yang cukup penting, terutama dalam hal sistem penjurian.
Kali ini penjurian film bioskop akan dibagi dalam dua tahap. Pertama, pembentukan kelompok-kelompok yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tiap kelompok hanya akan menilai sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Misalnya, kelompok juri skenario, kelompok juri musik, kelompok juri aktor, dan seterusnya. Seluruh anggota juri tahap ini adalah insan film.
Di sini dewan juri diminta menuliskan nama sesuai dengan urutan prioritas (dari angka 1 yang terbaik hingga 5). Hasil dewan juri tahap I ini akan direkapitulasi oleh akuntan publik dunia, Deloitte, untuk menghasilkan lima nominasi dalam tiap-tiap kategori. Dewan juri pada tahap ini dilarang terlibat dalam film yang dinilai.
Kemudian, dalam tahap II, seluruh anggota dewan juri yang insan film itu, ditambah tokoh-tokoh non-film, berhak menilai seluruh kategori yang dikompetisikan. Namun mereka hanya memilih dari nama yang sudah masuk nominasi hasil olahan dari dewan juri tahap I. Pada tahap kedua ini, seluruh dewan juri diminta untuk menuliskan hanya satu nama dalam tiap-tiap kategori yang sudah dinominasikan tersebut.
Apabila dalam rekapitulasi tahap II terdapat dua nama yang jumlahnya sama dalam satu kategori, juri tahap I akan diminta menilai kembali untuk menentukan pemenang akhir. Total anggota dewan juri film bioskop diperkirakan mencapai 100 orang.
Dengan cara seperti itu, diharapkan tingkat obyektivitas bisa dijaga dan tingkat akseptabilitasnya makin membesar. Dan ini terbukti dari kesediaan beberapa produser dan pembuat film yang telah lama absen dari FFI kini berniat turut serta.
Perubahan lain yang dilakukan adalah soal desain Piala Citra. Panitia FFI tahun ini "mengembalikan" desain Piala Citra seperti semula dengan sedikit sentuhan baru. Hal ini selaras dengan permintaan banyak orang film, agar desain Piala Citra dikembalikan seperti semula.
Dan, yang tak kalah penting, FFI tahun ini melibatkan tokoh-tokoh kenamaan. Ada Christine Hakim, Seno Gumira Ajidarma, Irwan Usmar Ismail, Shanty Harmayn, Tino Saroengallo, Reza Rahadian, Alex Komang, dan lain-lain. Apalagi di tingkat dewan juri. Hampir semua nama besar insan film diajak menjadi anggota juri. Ini baru festival. Ini baru FFI.