Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesta Rakyat

image-profil

image-gnews
Iklan

Aris Setiawan,
Penulis

Sesaat setelah Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, sebagian masyarakat melangsungkan pesta rakyat. Tak hanya di Jakarta, keramaian pesta juga berlangsung di hampir pelosok negeri. Nama "pesta rakyat" seolah menandakan bahwa sejatinya Jokowi adalah milik rakyat. Dalam pesta itu, segala lapisan masyarakat berbaur dalam satu tujuan, yakni mengungkapkan rasa syukur. Kita dapat melihat artis-artis kelas kampung hingga Ibu Kota bernyanyi. Uniknya, mereka tidak dibayar, alias gratisan. Semua demi menyemarakkan pengukuhan Jokowi, sang Presiden.

Selama ini, kita mendengar slogan "Jokowi adalah kita". Dalam pesta rakyat, slogan itu menjadi nyata. Rakyat melihat Jokowi sebagai representasi diri mereka: sederhana, jujur, bahkan terkadang terlihat ndeso. Dan, justru kenaturalan dan kesederhanaan itulah yang sesunggunya memikat dan bikin rakyat jatuh cinta. Dalam pidato resminya di hadapan MPR dan DPR, tanpa diduga ia dengan lugas menyebut "tukang bakso" untuk menemani kata "nelayan" dan "petani", yang selama ini jamak diucap. Sebuah diksi baru yang kemudian menggambarkan bahwa ia berusaha menyentuh segala lapisan masyarakat kelas bawah tanpa membedakan antara yang satu dan yang lain. Wajar jika pelantikan Jokowi menjadi "pesta" bagi segenap rakyat Indonesia.

Pesta bukan semata menghambur-hamburkan sesuatu secara berlebihan. Apalagi semata bersenang-senang. Dalam pesta itu, segala doa dan harapan disematkan. Pemotongan tumpeng sebagai simbol keselamatan dilakukan. Saat di atas panggung pesta rakyat di Monas, Jokowi memberikan potongan tumpeng pertama kepada seorang wanita, Siti Mugiyah, yang belakangan diketahui sebagai sopir taksi dan penopang hidup keluarga. Potongan kedua dan ketiga pun ia peruntukkan bagi pejuang kehidupan kelas akar rumput yang selama ini terlupakan. Jokowi tak memberikan potongan tumpeng itu kepada pejabat, kolega, apalagi politikus dan ketua partai. Ia menekankan arti keberpihakan kepada rakyat kecil. Ia menjadi "harapan baru" sebagai oasis di tengah kerasnya kehidupan dewasa ini. Jokowi menandai babak baru di mana persentuhannya dengan rakyat begitu terasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah berpesta, selanjutnya rakyat akan mengawasi dan menunggu hasil kinerja Jokowi. Mungkin ia kalah dari segi koalisi partai di parlemen, tapi ia memiliki koalisi dengan nama "rakyat". Uniknya, keikhlasan yang diberikan oleh rakyat (sebut pula relawan) selama ini patut menjadi catatan tersendiri. Sebutlah, misalnya, para artis Ibu Kota, yang sekali manggung mendapat puluhan hingga ratusan juta rupiah, rela bercapek-capek tampil tanpa dibayar demi Jokowi. Sebuah pemandangan yang langka dijumpai di dunia serba industri dewasa ini dengan segala hitung-hitungan untung-rugi.

Hal ini mengingatkan kita akan jejak-jejak kebudayaan manusia Indonesia yang dibangun di atas kesadaran kohesi kolektif, kerja sama, dan saling menghargai. Sebutlah, misalnya, gotong-royong di kampung, ngayah di Bali, serta sambatan di Jawa Tengah. Pada intinya, mereka melakukan sesuatu bukan untuk mencari uang atau materi, melainkan demi persaudaraan dan kasih sayang antarsesama. Pesta rakyat yang digelar hendak bersuara lantang menyampaikan hal tersebut.

Karena itu, dari pesta rakyat yang telah digelar , kiranya dapat dipetik kandungan hikmah dan pesan yang tersimpan. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu

5 November 2019

Gestur Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato awal masa jabatan dalam acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Gelar Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Palsu

Polisi memastikan tiga gelar akademik milik Irwannur Latubual, pria yang menghebohkan saat pelantikan Jokowi, palsu.


Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja

5 November 2019

Mobil untuk transpotasi para tamu negara Mercedes Benz S450 dan E300 untuk acara pelantikan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'aruf Amin terparkir di halaman Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 17 Oktober 2019. TEMPO/Subekti.
Pemilik Mobil Isi Parang Saat Pelantikan Jokowi Mengaku Keturunan Raja

Tersangka pemilik mobil saat pelantikan Presiden Jokowi, Irwannur Latubual, mengatakan dua parang yang ia bawa merupakan peninggalan dari keluarganya.


Komplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi

22 Oktober 2019

Ketapel kayu pelontar peledak yang akan digunakan untiuk menggagalkan pelantikan Jokowi diperlihatkan oleh penyidik Polda Metro Jaya, Senin, 21 Oktober 2019. Tempo/M Yusuf Manurung
Komplotan Bom Ketapel Mau Lepaskan Monyet saat Pelantikan Jokowi

Kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi itu telah membeli 8 ekor monyet untuk dilepas di gedung DPR/MPR saat pelantikan berlangsung.


Eggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes

22 Oktober 2019

Kediaman Eggi Sudjana di Komplek Villa Indah Pajajaran RT 003/08, Bantar Jati, Bogor, Senin 21 Oktober 2019. TEMPO/M.A MURTADHO
Eggi Sudjana Dibawa Polisi, Tetangga Rumah Mewahnya Protes

Eggi Sudjana terseret kasus upaya penggagalan pelantikan Jokowi karena masuk dalam grup WA komplotan bom ketapel dan sempat diminta menyumbang dana.


Seorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2019

Barang bukti peluru ketapel yang diduga untuk gagalkan pelantikan presiden ditunjukkan saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin, 21 Oktober 2019. Tempo/M Yusuf Manurung
Seorang Ibu Biayai Bom Ketapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

Kelompok yang menggunakan peledak berbentuk bola karet dengan ketapel untuk menggagalkan pelantikan Jokowi ini beranggotakan 6 orang.


Usai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi

21 Oktober 2019

Presiden Jokowi (kiri) menandatangani tanda penerimaan Draft RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2020 disaksikan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (tengah) dan Ketua DPD RI Oesman Sapta Oedang (kanan) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Usai Dilantik, Dua KEK Batam Tunggu Tanda Tangan Jokowi

Usai dilantik, Pemerintah Kota Batam berharap Jokowi segera menandatangani PP tentang dua KEK di wilayah itu.


Jokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan

21 Oktober 2019

Sejumlah truk pengangkut BBM dari TBBM Nabire melintasi kawasan hutan menuju sejumlah daerah pedalaman diantaranya dogiyai, paniai hingga yang terjauh Kampung Obano di Papua, Rabu 28 November 2018. Menyamakan harga BBM di seluruh pelosok negeri bukan perkara mudah. Kondisi alam dan keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan besar bagi Pertamina. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Jokowi Dua Periode, PUPR Tetap Fokus Infrastruktur Kerakyatan

Memasuki periode II kepemimpinan Jokowi, PUPR memastikan bakal tetap memprioritaskan infrastruktur kerakyatan.


Pimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2019

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Juru Bicara KPK Febri Diansyah memaparkan hasil operasi tangkap tangan dugaan suap yang melibatkan tiga Direksi Perum Perindo di kantornya, Jakarta Selatan pada Selasa, 24 September 2019. TEMPO/Andita Rahma
Pimpinan KPK Berprasangka Baik terhadap Pidato Pelantikan Jokowi

Mimpi 2045 sejahtera mustahil tercapai bila korupsi berlanjut. Pimpinan KPK menganggap Jokowi punya gambaran di tahun itu Indonesia minim korupsi.


Sehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat

21 Oktober 2019

Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan
Sehari Usai Pelantikan Jokowi, IHSG Dibuka Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat pada perdagangan perdana setelah pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin.


Tak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet

21 Oktober 2019

Tak Terpengaruh Pelantikan Jokowi, Pasar Obligasi Tunggu Kabinet

Pelantikan Jokowi - Ma'ruf Amin kemarin diprediksi tak berpengaruh besar pada perdagangan obligasi.