Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Angkor

Oleh

image-gnews
Iklan

Hutan dan kesunyian, patung dan puing, kabut dan hujan, membuat sisa-sisa kota tua Angkor Thom seakan-akan bersatu kembali dengan Waktu—tapi Waktu yang agaknya tidak kita kenal. Berdiri di antara tiang batu yang hitam dan dinding laterit yang kecokelatan yang membentuk Candi Bayon, kita akan bertatapan dengan empat patung kepala Buddha yang dipahat di mercu yang setinggi 45 meter itu; kita akan terkesima menyadari sebuah sejarah 800 tahun. Tapi sejenak. Sekarang.

Tentu saja saya seorang turis, yang telah membayar $ 20 untuk masuk ke kompleks Angkor ini. Pada akhirnya saya seorang pengunjung dengan waktu yang terdiri dari sederet "sejenak" dan "sekarang" yang terukur.

Tiap turis memulai langkahnya untuk terkesima, tapi kemudian, meskipun ia seorang diri, berjalan dengan waktu yang ditentukan oleh publik. Di pintu gerbang itu ada sebuah organisasi; ia menawarkan tiket dan menyodorkan pengertian bahwa pengalaman di tengah hutan dan di antara 30 candi itu harus disusun dalam satuan yang bisa dikalkulasi dengan uang yang diakui orang ramai—karena pengalaman sedang diperjualbelikan.

Pengalaman: mungkin kini ia adalah waktu yang dikemas. Agaknya ada sesuatu dalam akal manusia yang mampu mengemasnya—akal yang kian menguat peranannya dalam modernisasi hidup. Dengan itulah "masa lalu" bisa dipasarkan atau dikutuk, "masa depan" bisa ditawarkan atau diatur. Tak hanya oleh kapitalisme. Ketika Pol Pot mengubah Kambodia menjadi "Kambodia Demokratik", konon ia hancurkan candi dan patung, ia copot jubah para biksu, dan ia tiadakan persembahyangan di seluruh negeri. Semua yang dianggap masuk kategori pengalaman "masa lalu" harus dibuang. Kambodia hanya boleh siap untuk mengalami "masa depan".

Pol Pot dan Khmer Merah—orang-orang modern yang tak mengenal semadhi—mengemas pengalaman sebagai sesuatu yang terdiri dari beberapa tahap. Bagi kaum Marxis ini, tiap tahap tak akan kembali. Marx, seperti Hegel, menyajikan sejarah sebagai proses dialektik tadi-kini-dan nanti. "Tadi" mengandung sesuatu yang akan menyebabkan "kini" menampilkan antitesisnya. Setelah itu, "nanti" akan menghadirkan suatu Aufhebung, sesuatu yang mengatasi bentrokan "tadi" dan "kini".

Tapi siapa yang menggerakkan dialektik itu, merumuskan mana yang "tadi" dan mana yang "kini"? Siapa yang menjadi saksi Aufhebung yang berlangsung? Hegel, Marx, dan Pol Pot pastilah mengasumsikan bahwa ada subyek (atau "Subyek") yang bergeming, tak berubah-ubah, yang mengalami dan mengemas apa yang dialami, dan menyebutnya sejarah. Seperti sang turis yang telah membayar $ 20 dan ingin mendapatkan pengalaman yang telah dikemas. Tapi benarkah?

Jangan-jangan tidak. Saya berdiri di depan Candi Bayon. Hutan dan kesunyian, patung dan puing, kabut dan hujan, dan para biksu yang berteduh di ruang-ruang kecil candi seraya ber-semadhi…. Tidakkah mereka sebenarnya tengah bersatu dengan Waktu yang tak terduga dalamnya—bukan waktu yang dibentangkan ke khalayak ramai, bukan waktu yang gampang diukur, tapi sebuah ekstasis. Saat yang dahsyat. Saat ketika sang subyek raib, tak lagi berdaulat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Buddha pun tak hanya mengajarkan dukkha ("duka") dalam kehidupan. Ia juga mengajarkan anatman dan anitya: ia menunjukkan bahwa tak ada subyek yang sama, tak ada yang permanen. Hidup adalah sebuah arus eksistensi yang selalu lahir kembali, tapi tiap-tiap kali berbeda, tiap-tiap kali satu momen kelahiran tak ingat akan kelahiran sebelumnya, juga tak akan tahu kelahiran yang kelak.

Ada yang berulang, tapi tak terasa sebagai repetisi dari hal yang identik. Agaknya itulah sebabnya kematian, keberanian, kesedihan, dan cinta, tak henti-hentinya ditulis dan diabadikan oleh para penyair—dan apa yang menggetarkan dari Mahabharata, yang sayu dari Shakespeare tak terasa sebagai hanya replika, tak cuma mengulang hal yang itu-itu saja. Ada gerak kembali yang kekal, ada eternal return, tapi yang pulang bukanlah yang sama, melainkan yang beda. Pada saat itu, tampak bahwa memang "beda menghuni repetisi," kata Gilles Deleuze. Sebab momen ekstasis tak pernah terulangi. Yang dahsyat tak akan jadi dahsyat ketika ia dikemas dalam reproduksi.

Sebab itu, bagi mereka yang percaya akan dukkha, anatman, dan anitya, patung adalah puing, hutan adalah kesunyian, dan hujan seperti kabut. Mercu setinggi 45 meter di Candi Bayon itu, juga Angkor Wat, bukanlah sebuah situs kebanggaan yang datang sebagai warisan masa lalu yang agung. Mereka adalah penemuan hari ini, kesyahduan hari ini, bagian dari duka hari ini. Sebab apa hubungan antara si biksu muda pada abad ke-21, yang petang itu berjalan di atas jembatan candi, dan Raja Suryavarman II, pendiri candi besar abad ke-12 ini? Jika semadhi adalah sebuah pengakuan tentang ketidak-kekalan hidup, jika ketidak-kekalan hidup berarti juga tidak langgengnya kerajaan dan benda-benda, bukankah warisan hanyalah bentukan ilusi?

Namun mungkin salah satu bagian dari samsara, bahwa ilusi juga ternyata diperlukan manusia—oleh para turis, misalnya. Mereka membayar, mereka senang untuk terkesima tentang sesuatu yang ganjil, yang lain, dari masa silam, dan mereka memotret. Kemudian mereka akan pergi ke tempat lain. Atau pulang dan mengenang hutan, puing, patung, parit besar, sebuah kota yang telah punah. Mereka pun merasa berbahagia karena mengetahui sesuatu yang sebenarnya tak pernah seluruhnya terungkap. Tapi di dalam hidup yang ruwet, siapa saja berhak tersenyum, puas, bahwa ada yang bisa diulangi, ada yang bisa dikemas.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

2 menit lalu

Laga Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23 2024. Dic. AFC.
Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

Duel Timnas U-23 Uzbekistan vs Arab Saudi akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 pada Jumat, 26 April 2024.


Accor Live Limitless (ALL) Kembali sebagai Sponsor Utama Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2024

2 menit lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam konferensi pers BNI Java Jazz Festival 2024
Accor Live Limitless (ALL) Kembali sebagai Sponsor Utama Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2024

Pengunjung Java Jazz Festival 2024 juga diundang untuk terlibat dalam pertunjukan musik di ALL.com Hall.


Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

8 menit lalu

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.


Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

10 menit lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.


Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

14 menit lalu

Dua anak tengah sibuk melihat telepon genggam melintas di area perumahan bersubsisdi dikawasan Celengsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 17 Februari 2024. Seperti diketahui, secara total, KPR BTN tumbuh 10,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp257,92 triliun pada tahun 2023.  TEMPO/Tony Hartawan
Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.


Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

30 menit lalu

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah (tengah) bersama Sekjen Hasto Kristiyanto (kiri) dan  politisi PDIP Adian Napitupulu (kanan)  menyampaikan keterangan kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Cikini, Jakarta, Kamis, 27 April 2023. DPP PDIP menunjuk Ahmad Basarah sebagai koordinator tim relawan pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 dan Adian Napitupulu sebagai wakil koordinatornya, Deddy Yevri Hanteru Sitorus sebagai sekretaris, serta Riezky Aprilia sebagai Wakil Sekretaris tim relawan. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

Hasto Kristiyanto dan Ahmad Basarah menyatakan bahwa PDIP siap menjadi oposisi sesuai arahan ketua partai. Bagaimana sikap PDIP ke depannya?


Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

36 menit lalu

Bintang Emon dan istrinya, Alca Octaviani. Foto: Instagram/@bintangemon
Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

Bagaimana mungkin konsumsi obat flu bisa berdampak pada positif narkoba seperti yang dialami istri komika Bintang Emon?


Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

46 menit lalu

Selain Marina Bay Sands dan Gardens By The Bay, ada lagi 5 destinasi wisata Singapura murah yang bisa Anda kunjungi. Berikut ini daftarnya. Foto: Canva
Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.


Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

51 menit lalu

ilustrasi air dingin (pixabay.com)
Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?


MKMK Putuskan Hakim Guntur Hamzah Tak Langgar Etik

58 menit lalu

Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna saat memimpin sidang putusan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang dilaporkan oleh Zico Simanjuntak di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Mantan ketua MK Anwar Usman dinyatakan melanggar kode etik dan diberikan teguran tertulis atas kasus pernyataannya mantan ketua dalam konferensi pers pada November 2023 lalu. TEMPO/Subekti.
MKMK Putuskan Hakim Guntur Hamzah Tak Langgar Etik

MKMK menyatakan hakim konstitusi Guntur Hamzah tidak melanggar etik.