Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden Baru, Pahlawan Baru

image-profil

image-gnews
Iklan

Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI  

Pengangkatan pahlawan nasional yang baru menjelang 10 November 2014 merupakan hak prerogatif presiden yang baru, Joko Widodo. Presiden tentu perlu mengangkat Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan yang baru karena yang lama sudah habis masa jabatannya selama lima tahun. Dewan tersebut terdiri atas tujuh orang, biasanya dipimpin Menkopolkam dengan komposisi 3 tokoh masyarakat, 2 anggota militer, dan 2 akademikus. Seyogianya kedua akademikus itu merupakan sejarawan.

Sudah ada beberapa orang tokoh yang menjadi "stok" calon pahlawan nasional pada periode Susilo Bambang Yudoyono, seperti Jenderal Soeharto, Abdurrachman Wahid, dan Ali Sadikin. Pengangkatan mantan Presiden Soeharto jelas kontroversial, ada yang mendukung tapi banyak pula yang menentangnya. Jika Gus Dur diangkat sekarang, itu akan menimbulkan pertanyaan kenapa dia diangkat lebih dulu daripada Soeharto.

Sejak diangkat pertama pada 1959, jumlah pahlawan nasional sudah mencapai 159 orang. Mungkin ini yang terbanyak di dunia, tapi sebetulnya tidak bermasalah karena kita adalah bangsa yang besar. Berpenduduk 240 juta, dengan asumsi seorang pahlawan nasional itu menjadi panutan bagi sejuta orang lainnya, kita dapat memiliki 240 orang. Tentu saja dapat dilakukan moratorium bila angka itu dianggap sudah terlalu banyak.

Pengangkatan pahlawan nasional setiap tahun mencapai jumlah terbanyak pada 1964, yang lebih dari 10 orang, karena mengakomodasi tokoh komunis, agama, nasional, dan perempuan. Entah kenapa sebabnya selama beberapa tahun tidak ada pahlawan nasional yang diangkat pada 1978-1983. Yang jelas pada 1983 Presiden Soeharto diberi gelar "Bapak Pembangunan" oleh MPR. Kalau dilihat dari jumlah rata-rata pengangkatan dari dulu sampai sekarang, memang tiga orang per tahun. Karena itu, siapa tiga tokoh yang perlu diprioritaskan menjadi pahlawan nasional ?

Menurut saya, hal ini bergantung pada nilai atau pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat dan bangsa dewasa ini. Semangat persatuan seperti dicantumkan dalam Sumpah Pemuda tentu perlu dilestarikan. Karena itu, tiga figur utama yang terkait dengan Sumpah Pemuda sebaiknya didahulukan. Pertama, Soegondo Djojopoespito yang menjadi Ketua Kongres Pemuda II, yang melahirkan Sumpah Pemuda. Para panitia Kongres Pemuda II 1928 seperti M. Yamin (sekretaris) dan J. Leimena (Pembantu Umum IV) serta W.R. Soepratman, yang menyampaikan lagu Indonesia Raya secara instrumental dengan biola pada 28 Oktober 1928, telah diangkat menjadi pahlawan nasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soegondo adalah tokoh Taman Siswa, murid langsung Ki Hajar Dewantara. Sepanjang hayatnya ia membaktikan diri dalam bidang pendidikan. Sempat menjadi direktur Antara, ia pernah pula menjadi Menteri RI di Yogyakarta, yang ketika itu menjadi Negara Bagian RIS. Sewaktu menjadi menteri, ia lebih suka naik becak ketimbang naik mobil dinas menteri.

Tokoh yang kedua adalah Soeratin, lulusan insinyur sipil dari Jerman yang meninggalkan pekerjaannya di perusahaan Belanda dan mengurus sepak bola nasional. Ia mendirikan PSSI pada 1930 sebagai realisasi dari Sumpah Pemuda, yakni meningkatkan nasionalisme dalam bidang olahraga. Selama 11 tahun berturut-turut ia menjadi Ketua PSSI. Soeratin meninggal di Bandung dalam keadaan miskin pada sebuah rumah yang dindingnya terbuat dari bambu. Ia mengorbankan segalanya bagi sepak bola Indonesia.

Yang perlu mendapat prioritas juga adalah Abdul Rahman Baswedan, yang mengikrarkan Sumpah Pemuda keturunan Arab pada 1934. Sumpah itu berbunyi bahwa tanah air bagi keturunan Arab adalah Indonesia, dan kedua, mereka wajib membaktikan diri bagi Indonesia. Ketiga, orang-orang keturunan Arab itu tidak boleh mengisolasi diri. A.R. Baswedan pernah bekerja pada perusahan pers milik orang Tionghoa. Baswedan juga Menteri Muda Penerangan yang ikut rombongan Agus Salim dalam mencari pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesia dari negara-negara Timur Tengah. Karena misi diplomatik itu belum selesai, Agus Salim meminta Baswedan untuk pulang ke Tanah Air membawa surat pengakuan resmi dari Mesir. Karena Jakarta masih dikuasai Belanda, surat tersebut dimasukkan Baswedan dalam kaus kakinya sehingga ia lolos dari pemeriksaan di Kemayoran, Jakarta, dan selanjutnya membawa surat penting itu ke Ibu Kota, yang waktu itu adalah Yogyakarta. Tokoh keturunan Tionghoa John Lie sudah diangkat menjadi pahlawan nasional pada 2009, tapi sampai saat ini belum ada pahlawan nasional keturunan Arab.

Ketiga tokoh tersebut patut dijadikan pahlawan nasional. Seandainya masih perlu ditambah lagi, saya kira Ali Sadikin yang berasal dari Angkatan Laut juga layak. Ia memimpin Jakarta selama dua periode dan berhasil membangun jalan-jalan besar dan jalan-jalan di kampung-kampung di tengah kota (proyek MHT). Tidak sekadar pembangunan fisik, Bang Ali pun membangun tempat kesenian seperti TIM, gelanggang remaja, tempat rekreasi Ancol, kebun binatang Ragunan, dan menyediakan bantuan hukum bagi rakyat (LBH). *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

40 hari lalu

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

54 hari lalu

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Lafran Pane. wikipedia.com
Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.


Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

1 Desember 2023

Film Lafran. Facebook
Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

Film Lafran dibintangi Dimas Anggara sebagai Lafran Pane akan tayang pada Februari 2024. Siapa dia, apa hubungannya dengan HMI?


Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2023

Suasana Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 1 Maret 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

Prof Mochtar Kusumaatmadja beberapa tahun terakhir diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya sangat besar sebagai konseptor Deklarasi Djuanda.


47 Pahlawan Nasional Ditetapkan Jokowi Sejak 2014, Termasuk Kakek Anies Baswedan hingga Ratu Kalinyamat

13 November 2023

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pemberian gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. Salah satu di antaranya adalah kakek dari Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan. TEMPO/Subekti.
47 Pahlawan Nasional Ditetapkan Jokowi Sejak 2014, Termasuk Kakek Anies Baswedan hingga Ratu Kalinyamat

Siapa saja pahlawan nasional yang ditetapkan pemerintah Jokowi sejak 2014? Berikut daftar 47 tokoh pahlawan nasional, termasuk kakek Anies Baswedan.


Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Teladan Raja Klungkung Kobarkan Perang Puputan 1908

12 November 2023

Ida Dewa Agung Jambe merupakan Raja Klungkung kedua. Ia gugur saat melawan Belanda dalam perang puputan pada 28 April 1908. Peristiwa itu dikenang sebagai Hari Puputan Klungkung dan Hari Ulang Tahun Kota Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung.  Foto: Istimewa
Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Teladan Raja Klungkung Kobarkan Perang Puputan 1908

Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe dari Bali dianugerahi gelar pahlawan nasional. Tak mau tunduk Belanda, ia kobarkan perang Puputan Klungkung 1908.


Profil 6 Pahlawan Nasional dari Ida Dewa Agung Jambe hingga Ratu Kalinyamat

12 November 2023

Ida Dewa Agung Jambe merupakan Raja Klungkung kedua. Ia gugur saat melawan Belanda dalam perang puputan pada 28 April 1908. Peristiwa itu dikenang sebagai Hari Puputan Klungkung dan Hari Ulang Tahun Kota Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung.  Foto: Istimewa
Profil 6 Pahlawan Nasional dari Ida Dewa Agung Jambe hingga Ratu Kalinyamat

Jokowi anugerahkan gelar pahlawan nasional untuk 6 tokoh antara lain Ida Dewa Agung Jambe (Bali) hingga Ratu Kalinyamat (Jawa Tengah). Ini profilnya.


Pahlawan Nasional Bataha Santiago Asal Sangihe, Dihukum Mati Tak Mau Tunduk kepada Belanda

12 November 2023

Bataha Santiago. Foto: Situs Diskominfo Provinsi Sulut
Pahlawan Nasional Bataha Santiago Asal Sangihe, Dihukum Mati Tak Mau Tunduk kepada Belanda

Pahlawan Nasional Bataha Santiago asal Sangihe punya semboyan "Biar saya mati digantung tidak mau tunduk kepada Belanda".


Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

12 November 2023

Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur pertama yang kisah kematiannya tragis. Dicegat dan dibunuh gerombolan PKI di Hutan Sonde, Ngawi.