Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obsesi Kecepatan

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dian R. Basuki, peminat masalah sains

Apakah Anda merasakan perubahan dalam diri Anda: cenderung kian tidak sabar manakala akses Internet begitu lelet, merasa kesal tatkala proses loading laptop terasa lamban, atau uring-uringan ketika jalanan padat membuat Anda sukar berkendara dengan cepat.

Banyak orang cenderung menetapkan kecepatan sebagai fitur kunci dalam memilih produk dan jasa: telepon seluler, tablet, sepeda motor, mobil, jasa kurir, transportasi, pesan-antar makanan, apa lagi? Nyaris dalam setiap hal, kecepatan menjadi ukuran untuk menentukan kualitasnya. Semakin cepat, semakin bagus. Semakin cepat, semakin mahal.

Konsumen memiliki ekspektasi tinggi terhadap kecepatan. Restoran cepat saji akan memberikan bonus kepada konsumen bila hidangan tersaji lebih lambat dari yang dijanjikan. Penumpang akan mendapat kompensasi bila kereta terlambat.

Perubahan dari mekanik ke elektronik telah meningkatkan kecepatan secara signifikan. Sebelumnya, pesan tidak terkirim dengan kecepatan melebihi pergerakan manusia, kuda, kereta, atau kapal. Kini, kata, suara, informasi, dan gambar dapat ditransmisikan melewati jarak yang sangat jauh pada kecepatan yang amat tinggi. Mengikuti perubahan teknologi ini, meningkat pula ekspektasi manusia terhadap kecepatan.

Kecepatan, sepertinya, telah menjadi obsesi masyarakat. Obsesi manusia terhadap kecepatan barangkali belum pernah sehebat sekarang. Ketika kita mengirim pesan pendek dan jaringan telekomunikasi terganggu selama 1 menit, kita sudah merasa sangat kesal. Bandingkan dengan masa ketika kakek kita mengirim surat dari Surabaya dan sampai di Jakarta paling cepat 1 minggu kemudian--pada masa itu, yang disebut 'pos kilat' memerlukan dua-tiga hari.

Dalam masyarakat kapitalistik (apatah kita bukan masyarakat kapitalistik?), kecepatan punya makna meninggalkan yang lain di belakang, membiarkan yang lain tertatih-tatih di tengah pacuan, menaruh orang-orang berjalan di pedestrian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Obsesi kecepatan berarti kecemasan dan ketakutan untuk tertinggal-menjadi pendorong untuk membeli mobil baru yang lebih cepat, laptop yang lebih cepat, saham yang meroket. Jeda, keterlambatan, berhenti, dan bergerak perlahan dianggap sebagai hilangnya kesempatan dan memberi keunggulan kepada pesaing.

Hasrat kita akan kecepatan meningkat sekian kali lipat-walaupun ini tidak selalu berujung pada peningkatan kualitas produk, jasa, maupun produktivitas. Dengan pemakaian teknologi informatika, pembuatan e-KTP seyogianya bisa selesai dalam beberapa menit. Dalam praktek, warga memperoleh e-KTP paling cepat satu minggu kemudian karena menunggu tanda tangan bapak/ibu camat. Kontradiksi di dalam obsesi kecepatan.

Obsesi masyarakat tecermin di jalanan: pengendara sepeda motor, mobil, bus, pick-up, berpacu untuk segera sampai di tempat tujuan. Karyawan ingin segera tiba di kantor, sayangnya bukan untuk langsung bekerja, melainkan mengobrol dulu dengan rekan sembari minum kopi. Dalam obsesi kecepatan, ada ambiguitas, mungkin sejenis kerinduan akan irama dan tempo yang lebih lambat.

Tentu saja, kita memang harus membayar untuk obsesi ini. Speedaholic menjadikan stres meningkat, kegelisahan bertambah, ambiguitas yang menegangkan, dan keterasingan yang kian mencekam. Kecepatan mengubah kimiawi otak kita, menyisakan sedikit waktu saja bagi kita untuk sempat menikmati wanginya aroma bunga mawar. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

16 Januari 2019

Peneliti Manuel Morrens, memegang otak manusia yang masukan dalam wadah di Rumah Sakit Kejiwaan di Duffel, Belgia, 19 Juli 2017. Rumah sakit jiwa ini telah menampung 3.000 otak manusia yang digunakan sebagai penetian penyakit kejiwaaan manusia. REUTERS/Yves Herman
Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

Tim ilmuwan dari University of Birmingham dan Cardiff University telah mengungkap bagaimana otak manusia merekontruksi atau menyusun kenangan.


Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

21 November 2018

Ilustrasi anak ketakutan. shutterstock.com
Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, dalam sebuah riset mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut.


Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

8 November 2018

Peneliti Manuel Morrens, memegang otak manusia yang masukan dalam wadah di Rumah Sakit Kejiwaan di Duffel, Belgia, 19 Juli 2017. Rumah sakit jiwa ini telah menampung 3.000 otak manusia yang digunakan sebagai penetian penyakit kejiwaaan manusia. REUTERS/Yves Herman
Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker.


Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

27 Desember 2017

Sekotak sayuran dipajang di kebun seluas 900 meter persegi di atap pusat pemilahan pos,  di Paris, Prancis, 22 September 2017. Kebun ini menanam buah-buahan, sayuran, tanaman aromatik dan obat-obatan. REUTERS/Charles Platiau
Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

Usus disebut sebagai otak kedua. Kalau kondisi usus baik, maka saraf di usus akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak


10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

15 Desember 2017

Ilustrasi wanita lupa. shutterstock.com
10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

Ada 10 hal yang bisa menambah daya ingat seseorang. Dua di antaranya adalah makan permen karet dan menonton komedi.


Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

12 Desember 2017

Peneliti Manuel Morrens, memegang otak manusia yang masukan dalam wadah di Rumah Sakit Kejiwaan di Duffel, Belgia, 19 Juli 2017. Rumah sakit jiwa ini telah menampung 3.000 otak manusia yang digunakan sebagai penetian penyakit kejiwaaan manusia. REUTERS/Yves Herman
Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

Otak manusia memiliki banyak aktivitas, termasuk yang Anda belum tahu ini.


Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

9 Desember 2017

bayi berjalan (pixabay.com)
Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

Peneliti mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang bisa membantu memprediksi autisme.


Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

9 November 2017

Ilustrasi stres di kantor. Shutterstock
Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

Pikiran tentang hal-hal buruk ternyata bisa mencerminkan kesehatan manusia. Misalnya tak bisa berhenti memikirkan pengalamam buruk. Kenapa?


Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

24 Oktober 2017

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

Hidung, sebagai Indra penciuman ternyata memiliki kaitan yang kuat dengan otak secara keseluruhan. Simak penelitiannya.


Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

11 Oktober 2017

Usia (pixabay.com)
Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

Pernah mempertanyakan mengapa manusia tertawa, merasakan kantuk, ataupun bisa mengalami 'jetlag'?, ternyata semua itu karena kinerja otak manusia.