Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Momentum Hari Santri

image-profil

image-gnews
Iklan

Junaidi Abdul Munif, penulis

Presiden Joko Widodo mewacanakan Hari Santri yang akan diperingati setiap 1 Muharram. Wacana ini mendapatkan respons pro dan kontra.

Selama ini, sebagai mayoritas, umat Islam mengalami pasang-surut hubungan dengan negara. Sudah lama pesantren distigmakan sebagai lembaga tradisional dan kaum santri dianggap "kolot" karena dituduh enggan menerima kemajuan.

Santri dicitrakan hidup berkutat pada pengajian kitab kuning, sebagian bersikap nyinyir dengan buku-buku putih, yakni buku-buku yang ditulis oleh orang non-muslim atau berisi wacana kontemporer. Tapi itu dulu, ketika pesantren dicitrakan demikian. Kini, ketika santri juga mendapatkan akses yang sama untuk menempuh pendidikan di sekolah umum, santri terbukti berhasil beradaptasi tanpa kehilangan ciri khas kepesantrenan.

Secara terminologi, santri merupakan pelajar yang mengenyam pendidikan di pesantren. Gus Dur menyebut pesantren sebagai subkultur dari kultur Indonesia. Di pesantren memang banyak ditemukan moda kebudayaan yang unik dan genuine. Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia, dengan model pengajaran yang diawasi penuh oleh kiai.

Ada jutaan orang yang pernah menjadi santri dan masih menjadi santri. Distribusinya pun tak terbatas pada komunitas keagamaan, tapi juga telah merambah ke segala bidang kehidupan. Dari kiai kelas kampung sampai birokrat di kancah nasional, banyak ditemukan mereka yang alumni pesantren.

Penghargaan kepada kaum santri dan komunitas pesantren sangat penting karena kiprah mereka pada masa kolonialisme dan pasca-kemerdekaan sudah tidak perlu diragukan lagi. Tradisi pesantren yang mulai tertanam pada abad ke-9 di Barus, dan pada abad ke-19 melahirkan proto-nationalisme yang digagas kiai yang mengajar di Mekkah-Madinah (Zamakhsyari Dhofier, [revisi] 2011), adalah saksi hidup perjalanan bangsa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi kaum santri sendiri, penghargaan ini disikapi dengan dualisme di atas. Yang setuju beralasan bahwa sudah saatnya santri "dihargai" oleh negara dengan diberi hari peringatan. Saatnya negara membalas budi kepada kaum santri. Yang tidak setuju berargumen bahwa perjuangan santri adalah mengharap rida Allah semata dan tiada sangkut-pautnya dengan negara.

Sebenarnya, penghargaan kaum santri justru menemukan momentumnya ketika maraknya model keberagamaan Islam yang justru menafikan kebinekaan Indonesia dan berhasrat ingin mendirikan negara khilafah. Gerakan seperti ini bertentangan dengan tekad kaum santri yang ingin meneguhkan keberadaan NKRI. Khasanah keilmuan pesantren pun belum banyak tergali, terutama ilmu-ilmu pesantren yang tidak berkaitan dengan agama.

Berbicara tentang santri, sebetulnya berbicara tentang keindonesiaan yang beragam budaya, nasionalisme yang berpadu dengan ajaran Islam. Santri merupakan penyokong nasionalisme yang utama. Ideologi santri berjalan pada aras pernyataan Gus Dur, "Kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang hidup di Indonesia."

Pernyataan Gus Dur tersebut merupakan kesimpulan dari sejarah panjang kedatangan Islam di Nusantara. Wali Songo berhasil memadukan unsur lokal dengan Islam, sehingga melahirkan kebudayaan Islam santri yang khas dan tiada duanya di dunia. Semoga Hari Santri bukan merupakan siasat politik Jokowi sebagai "balas budi" pasca-pemilu presiden 2014. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

16 hari lalu

Reino Barack melakukan sungkem pada ibu mertuanya Wati Nurhayati saat prosesi sungkeman pada acara penikahan dengan Syahrini yang digelar di Masjid Camii, Tokyo, Jepang, 27 Ferbruari 2019.  Syahrini dan Reino Barack kompak membagikan foto lamaran, kali ini keduanya mengunggah momen sungkeman sebelum menjalani prosesi akad nikah. Instagram/@reinobarack
3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.


Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

Agar terhindar dari menjadi korban penjahat siber saat belanja online di masa Lebaran, simak tips berikut ini.


Hari Raya Horor

18 hari lalu

Hari Raya Horor

Film horor Siksa Kubur karya Joko Anwar dan Badarawuhi di Desa Penari karya Kimo Stamboel berebut penonton di bioskop pada masa libur Lebaran.


Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

18 hari lalu

Ilustrasi balita bantu orang tua. Foto : Fatherly
Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.


Sejarah Parsel Lebaran, Dari Simbol Balas Budi Hingga Dicurigai sebagai Gratifikasi

20 hari lalu

Hampers Lebaran (Sumber: Instagram @les.celle)
Sejarah Parsel Lebaran, Dari Simbol Balas Budi Hingga Dicurigai sebagai Gratifikasi

Kebiasaan berkirim parsel tak pernah luntur, khususnya pada masa Lebaran. Bagaimana perkembangan tradisi ini di Indonesia?


Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

24 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.


Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya

25 hari lalu

Indonesia Fashion Week 2024 bisa menjadi inspirasi untuk memilih model dan warna busana Lebaran.
Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya

Indonesia Fashion Week 2024 bisa menjadi inspirasi untuk memilih model dan warna busana Lebaran di Hari Raya.


Bingkisan Lebaran, Apa Perbedaan Parsel, Hampers, dan Gift Box?

26 hari lalu

Pedagang menyelesaikan pembuatan parsel Lebaran di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa, 27 April 2021. TEMPO/Tony Hartawan
Bingkisan Lebaran, Apa Perbedaan Parsel, Hampers, dan Gift Box?

Pemberian bingkisan saat hari raya, salah satunya Lebaran sebagai cara menjalin silaturahmi kepada kerabat, saudara, atau rekan kerja


Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

34 hari lalu

Pembeli beristirahat di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Pemerintah akan kembali menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1 persen menjadi 12 persen, yang mulai berlaku pada tahun depan atau per 1 Januari 2025.  TEMPO/Tony Hartawan
Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp99,5 triliun untuk THR dan gaji ke-13 aparatur sipil negara tahun ini.


Utamakan THR untuk Kebutuhan Hari Raya, Bukan Biaya Hidup Harian

35 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Utamakan THR untuk Kebutuhan Hari Raya, Bukan Biaya Hidup Harian

Gunakan uang THR sesuai namanya, untuk menunjang kebutuhan hari raya, bukan untuk biaya hidup sehari-hari.