Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas

image-profil

image-gnews
Iklan

Atantya H. Mulyanto, pengamat kebijakan publik

Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan yang memukau para pemimpin dunia dan CEO yang hadir dalam APEC CEO Summit di Beijing, Cina. Intisari pidato Presiden adalah isu infrastruktur dan konektivitas. Infrastruktur adalah kata kunci kemajuan suatu bangsa. Sebab, pembangunan infrastruktur akan menimbulkan efek bangkitan dan tarikan bagi aktivitas perekonomian lainnya.

Terdapat sejumlah tantangan pembangunan infrastruktur di Indonesia (Dardak, 2013). Pertama, sebaran penduduk, luas wilayah, dan kondisi geografis. Kedua, paradigma "pembangunan cepat" yang mengedepankan sasaran fisik semata sering kali mengorbankan kualitas infrastruktur.
Ketiga, di bidang sumber daya air, sebagian daerah aliran sungai (DAS) telah rusak, yaitu 62 DAS dari jumlah total 470 DAS, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Saat ini jaringan irigasi yang terbangun mencapai 6,77 juta hektare (1,67 juta ha belum berfungsi), dan jaringan irigasi rawa 1,8 juta ha untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional. Namun ada masalah lain berupa alih fungsi lahan pertanian sekitar 35 ribu ha per tahun.

Keempat, di bidang jalan, jaringan jalan nasional 37 persen dalam kondisi baik, 44 persen sedang, 8 persen rusak ringan, kurang dari 11 persen rusak berat, atau 81 persen dalam kondisi mantap dan 19 persen tidak mantap. Di samping keterbatasan dana, ada masalah kurangnya keandalan jalan yang disebabkan ketidakdisiplinan pengguna jalan, seperti kendaraan dengan muatan berlebih dan masih perlu ditingkatkannya kompetensi pelaksana proyek.

Kelima, terkait dengan konektivitas, di bidang pelabuhan, Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia masih sangat tertinggal dibanding negara lain dalam ketersediaan pelabuhan dan industri pendukungnya, termasuk galangan kapal.

Isu konektivitas juga menjadi visi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Terjemahannya adalah, dengan membangun infrastruktur pelabuhan yang dapat menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, pasokan dan distribusi logistik barang dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Pelabuhan yang dimaksud adalah pelabuhan laut dalam (deep sea port). Dengan demikian, kapal-kapal besar berkapasitas 3.000-4.000 TEUS dapat bersandar.

Namun RAPBN 2015 dipastikan tidak menyediakan ruang fiskal yang cukup untuk pembangunan program tol laut. Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa program andalannya tersebut bakal dibangun tanpa anggaran negara.

Lalu, dari mana sumber pendanaan program tersebut? Pertama, pembangunan program diserahkan ke beberapa BUMN (Pelindo, IPC, dan sebagainya). Kedua, investasi diserahkan ke investor lokal. Terakhir, menyerahkan ke investor luar negeri. Investasi dapat menggunakan skema PPP (public private partnership).

Pada kesimpulannya, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah harus memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur komprehensif yang meliputi, pertama, pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku dengan membangun reservoir tampungan air baku, penanganan konservasi, dan pengendalian banjir. Untuk mendukung kedaulatan pangan, jumlah waduk harus lebih banyak lagi. Saat ini di Indonesia terdapat 236 bendungan besar dan kecil dan lebih dari 19 ribu jaringan irigasi yang mengairi area sawah sekitar 4,8 juta ha. Sebanyak 11 waduk ditargetkan mulai dibangun pada akhir 2014. Pada 2014-2019, minimal ada 20 bendungan lagi sehingga mampu menambah ketersediaan air 14 miliar meter kubik.

Kedua, bidang infrastruktur jalan pembangunan difokuskan untuk mendukung penyusunan cetak biru transportasi sistem jaringan multimoda yang sesuai dengan cetak biru sistem logistik nasional, keterpaduan antar-moda transportasi seperti jaringan jalan KA, bandar udara, dan pelabuhan laut.

Ketiga, bidang infrastruktur permukiman meliputi perbaikan kualitas rumah tinggal masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), penyediaan sarana dan prasarana umum air minum pada kawasan kumuh, permukiman nelayan, serta pembangunan infrastruktur permukiman untuk mendukung sektor perikanan dan agrobisnis.

Rumah tapak (landed house) untuk MBR harus ditingkatkan kualitasnya agar tercipta kehidupan yang lebih sehat. Kegiatan lain adalah pengembangan kawasan-kawasan agropolitan (desa pertanian maju) maupun minapolitan (desa nelayan maju), serta mendukung revitalisasi kawasan untuk pengembangan pariwisata. Dengan demikian, kawasan agropolitan dan minapolitan dapat menjadi embrio bagi munculnya kota-kota berbasis agro yang lebih tertata pada masa mendatang. Jadi, defisit pasokan rumah (backlog) yang saat ini diperkirakan mencapai 15 juta dapat teratasi secara bertahap.

Seluruh dimensi pembangunan tersebut harus dilaksanakan secara lintas sektoral, komprehensif, dan terstruktur antar-kementerian dan lembaga, agar tercipta Indonesia incorporated yang menjadi cita-cita kita semua, bangsa Indonesia. *


Atantya H. Mulyanto, pengamat kebijakan publik

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan yang memukau para pemimpin dunia dan CEO yang hadir dalam APEC CEO Summit di Beijing, Cina. Intisari pidato Presiden adalah isu infrastruktur dan konektivitas. Infrastruktur adalah kata kunci kemajuan suatu bangsa. Sebab, pembangunan infrastruktur akan menimbulkan efek bangkitan dan tarikan bagi aktivitas perekonomian lainnya.

Terdapat sejumlah tantangan pembangunan infrastruktur di Indonesia (Dardak, 2013). Pertama, sebaran penduduk, luas wilayah, dan kondisi geografis. Kedua, paradigma "pembangunan cepat" yang mengedepankan sasaran fisik semata sering kali mengorbankan kualitas infrastruktur.
Ketiga, di bidang sumber daya air, sebagian daerah aliran sungai (DAS) telah rusak, yaitu 62 DAS dari jumlah total 470 DAS, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Saat ini jaringan irigasi yang terbangun mencapai 6,77 juta hektare (1,67 juta ha belum berfungsi), dan jaringan irigasi rawa 1,8 juta ha untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional. Namun ada masalah lain berupa alih fungsi lahan pertanian sekitar 35 ribu ha per tahun.

Keempat, di bidang jalan, jaringan jalan nasional 37 persen dalam kondisi baik, 44 persen sedang, 8 persen rusak ringan, kurang dari 11 persen rusak berat, atau 81 persen dalam kondisi mantap dan 19 persen tidak mantap. Di samping keterbatasan dana, ada masalah kurangnya keandalan jalan yang disebabkan ketidakdisiplinan pengguna jalan, seperti kendaraan dengan muatan berlebih dan masih perlu ditingkatkannya kompetensi pelaksana proyek.

Kelima, terkait dengan konektivitas, di bidang pelabuhan, Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia masih sangat tertinggal dibanding negara lain dalam ketersediaan pelabuhan dan industri pendukungnya, termasuk galangan kapal.

Isu konektivitas juga menjadi visi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Terjemahannya adalah, dengan membangun infrastruktur pelabuhan yang dapat menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, pasokan dan distribusi logistik barang dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Pelabuhan yang dimaksud adalah pelabuhan laut dalam (deep sea port). Dengan demikian, kapal-kapal besar berkapasitas 3.000-4.000 TEUS dapat bersandar.

Namun RAPBN 2015 dipastikan tidak menyediakan ruang fiskal yang cukup untuk pembangunan program tol laut. Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa program andalannya tersebut bakal dibangun tanpa anggaran negara.

Lalu, dari mana sumber pendanaan program tersebut? Pertama, pembangunan program diserahkan ke beberapa BUMN (Pelindo, IPC, dan sebagainya). Kedua, investasi diserahkan ke investor lokal. Terakhir, menyerahkan ke investor luar negeri. Investasi dapat menggunakan skema PPP (public private partnership).

Pada kesimpulannya, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah harus memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur komprehensif yang meliputi, pertama, pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku dengan membangun reservoir tampungan air baku, penanganan konservasi, dan pengendalian banjir. Untuk mendukung kedaulatan pangan, jumlah waduk harus lebih banyak lagi. Saat ini di Indonesia terdapat 236 bendungan besar dan kecil dan lebih dari 19 ribu jaringan irigasi yang mengairi area sawah sekitar 4,8 juta ha. Sebanyak 11 waduk ditargetkan mulai dibangun pada akhir 2014. Pada 2014-2019, minimal ada 20 bendungan lagi sehingga mampu menambah ketersediaan air 14 miliar meter kubik.

Kedua, bidang infrastruktur jalan pembangunan difokuskan untuk mendukung penyusunan cetak biru transportasi sistem jaringan multimoda yang sesuai dengan cetak biru sistem logistik nasional, keterpaduan antar-moda transportasi seperti jaringan jalan KA, bandar udara, dan pelabuhan laut.

Ketiga, bidang infrastruktur permukiman meliputi perbaikan kualitas rumah tinggal masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), penyediaan sarana dan prasarana umum air minum pada kawasan kumuh, permukiman nelayan, serta pembangunan infrastruktur permukiman untuk mendukung sektor perikanan dan agrobisnis.

Rumah tapak (landed house) untuk MBR harus ditingkatkan kualitasnya agar tercipta kehidupan yang lebih sehat. Kegiatan lain adalah pengembangan kawasan-kawasan agropolitan (desa pertanian maju) maupun minapolitan (desa nelayan maju), serta mendukung revitalisasi kawasan untuk pengembangan pariwisata. Dengan demikian, kawasan agropolitan dan minapolitan dapat menjadi embrio bagi munculnya kota-kota berbasis agro yang lebih tertata pada masa mendatang. Jadi, defisit pasokan rumah (backlog) yang saat ini diperkirakan mencapai 15 juta dapat teratasi secara bertahap.

Seluruh dimensi pembangunan tersebut harus dilaksanakan secara lintas sektoral, komprehensif, dan terstruktur antar-kementerian dan lembaga, agar tercipta Indonesia incorporated yang menjadi cita-cita kita semua, bangsa Indonesia. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

16 Agustus 2023

Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh memeriksa keterangan saksi pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor dengan tersangka Gubernur nonaktif Lukas Enembe, Jakarta, Senin, 7 Agustus 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

Saksi Teknisi ATM mengaku tidak tahu terkait transferan dana dari Lukas Enembe yang masuk ke rekeningnya


Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

22 Juni 2023

Manajemen dua BUMN konstruksi  sedang diperiksa auditor  BPKP. Ada pos-pos dalam laporan keuangannya yan diduga tak sesuai dengan kondisi riil.
Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk coba menutupi utang-utang proyek infrastruktur dengan merekayasa laporan keuangan.


Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

12 Juni 2023

Gubernur Papua (nonaktif), Lukas Enembe, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 10 Maret 2023. Dalam pemeriksaan ini penyidik melakukan perpanjangan penahanan selama 30 hari dalam rangka pengumpulan alat bukti untuk melengkapi berkas perkara penyidikan tersangka Lukas Enembe, dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian dan penerimaan hadiah atau janji sebesar Rp.1 miliar dan gratifikasi sebesar Rp.10 miliar terkait proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua. TEMPO/Imam Sukamto
Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe menjalani sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, pada Senin, 12 Juni 2023.


Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

6 Juni 2023

Direktur PT. Tabi Bangun Papua, Rijatono Lakka, seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2023. Rijatono Lakka, diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi pemberian dan penerimaan hadiah atau janji sebesar Rp 1 miliar, terkait proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua.  TEMPO/Imam Sukamto
Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

Rijatono Lakka, Direktur PT Tabi Bangun Papua yang juga terdakwa penyuap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, dituntut pidana 5 tahun penjara.


Pengacara Lukas Enembe Pakai Baju Toga Saat Diperiksa KPK

9 Mei 2023

Kuasa Hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening, saat konferensi pers di Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022. ANTARA/Melalusa Susthira K
Pengacara Lukas Enembe Pakai Baju Toga Saat Diperiksa KPK

Pengacara Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, Stepanus Roy Rening memakai baju toga saat mendatangi KPK


Kuasa Hukum Lukas Enembe Batal Diperiksa KPK Lantaran Sakit

5 Mei 2023

Kuasa Hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening, saat konferensi pers di Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022. ANTARA/Melalusa Susthira K
Kuasa Hukum Lukas Enembe Batal Diperiksa KPK Lantaran Sakit

Kuasa hukum Stepanus Roy Rening, Emmanuel Herdiyanto, mengatakan pengacara Lukas Enembe tersebut berhalangan hadir memenuhi panggilan KPK karena sakit


Lukas Enembe Ajukan Praperadilan soal Penetapan sebagai Tersangka ke PN Jaksel

2 April 2023

Tersangka Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak saat bersiap meninggalkan gedung KPK dengan mengenakan rompi tahanan, di Jakarta, Senin, 20 Februari 2023. Ricky merupakan Bupati Mamberamo Tengah dua periode. Jabatan pertama di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sejak 25 Maret 2013 hingga 25 Maret 2018. Dia terpilih kembali dan dilantik oleh Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe pada 24 September 2018. TEMPO/Imam Sukamto
Lukas Enembe Ajukan Praperadilan soal Penetapan sebagai Tersangka ke PN Jaksel

Lukas Enembe mengajukan permohonan praperadilan atas penetapan tersangka, penangkapan, dan penahanannya oleh KPK ke PN Jaksel


Pemberi Suap Lukas Enembe Segera Disidangkan

24 Maret 2023

Direktur PT. Tabi Bangun Papua, Rijatono Lakka, seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2023. Rijatono Lakka, diperiksa sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi pemberian dan penerimaan hadiah atau janji sebesar Rp 1 miliar, terkait proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua.  TEMPO/Imam Sukamto
Pemberi Suap Lukas Enembe Segera Disidangkan

Pengusaha Rijantono Lakka yang merupakan penyuap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe segera disidangkan.


Pengembangan Kasus Lukas Enembe, KPK Geledah Rumah di Depok

9 Maret 2023

Juru Bicara KPK Ali Fikri/Dok Youtube KPK
Pengembangan Kasus Lukas Enembe, KPK Geledah Rumah di Depok

KPK kembali menggeledah sebuah rumah yang diduga berhubungan dengan perkara suap Gubernur Papua Lukas Enembe.


KPK Periksa Tukang Cukur Lukas Enembe: untuk Dalami Dugaan Aliran Dana ke Singapura

9 Februari 2023

Ilustrasi KPK. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Periksa Tukang Cukur Lukas Enembe: untuk Dalami Dugaan Aliran Dana ke Singapura

KPK membeberkan alasan Komisi memeriksa tukang cukur Gubernur Papua Lukas Enembe yang bernama Budi Himawan alias Beni.