Perang kata Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama amat memalukan. Tak akan menyelesaikan masalah, cekcok ini justru membuat pembangunan mass rapid transit (MRT) semakin tertunda. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semestinya turun tangan.
Konflik itu dipicu oleh rencana pemindahan Stadion Lebak Bulus ke Taman Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa (BMW). Basuki alias Ahok terlihat kesal karena Menteri Roy tak kunjung mengeluarkan surat rekomendasi. Inilah yang menyebabkan pembangunan depo MRT-memanfaatkan lahan stadion Lebak Bulus-terhambat.
Roy mula-mula tersinggung oleh ucapan Ahok yang ditulis di sebuah media dengan judul, "Proyek MRT Tersandera Pusat". Ia kemudian mengirim somasi agar Ahok meminta maaf. Karena somasi tak dipenuhi, Roy semakin kesal. Ia pun mengatakan, "Baru plt (pejabat pelaksana tugas) gubernur saja sudah berani desak menteri."
Tak mau diremehkan, Ahok membalas, "Menteri Roy hanya mau numpang ngetop." Perang mulut ini semakin panas ketika Roy menyarankan agar Ahok berobat ke rumah sakit jiwa. Tapi Ahok menanggapinya dengan santai, "Saya memang gila dalam menghadapi persoalan Ibu Kota."
Kedua pejabat seharusnya berhenti melontarkan ucapan yang tak bermutu. Masalah pelepasan Stadion Lebak Bulus tidak bisa diselesaikan dengan perang kata lewat media massa. Lebih baik mereka duduk bersama untuk mencari solusi atas persoalan ini. Kalau benar lahan Taman BMW masih bermasalah, seharusnya segera diselesaikan-jika perlu dengan melibatkan Badan Pertanahan Nasional.
Ahok yang terbiasa kerja cepat dan suka berbicara ceplas-ceplos sebaiknya menahan diri. Tapi Menteri Roy Suryo semestinya juga memberi penjelasan yang logis, kenapa ia tak segera mengeluarkan surat rekomendasi. Kalaupun lahan Taman BMW masih bermasalah, Menteri Pemuda dan Olahraga tetap bisa mengeluarkan surat itu, kecuali bila ia ragu akan komitmen pemerintah DKI Jakarta untuk menyediakan lahan pengganti Stadion Lebak Bulus.
Pemerintah pusat seharusnya tak membiarkan Menteri Roy sendirian menghadapi Ahok. Kita belum mendengar penjelasan dari Menteri Dalam Negeri, bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden merupakan kunci penyelesaian masalah ini. Tak selayaknya pemerintah pusat terkesan menghambat proyek MRT yang sudah lama terbengkalai. Semua orang tahu, begitu proyek ini dimulai, maka konsekuensinya Stadion Lebak Bulus mesti dipindah.
Masalah Stadion Lebak Bulus jelas bukan hanya urusan Ahok dan Roy Suryo. Presiden semestinya turun tangan untuk menyelesaikan konflik. Jika proyek MRT tidak kelar pada 2016, masyarakat semakin dirugikan. Pengerjaan proyek MRT selama ini memakan ruas Jalan Fatmawati hingga Sudirman, sehingga lalu lintas semakin macet. Penundaan proyek ini sama saja dengan memperpanjang penderitaan masyarakat dalam menghadapi kemacetan.