Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru

image-profil

image-gnews
Iklan

Bandung Mawardi, esais

Di Indonesia, guru mendapat kehormatan melalui peringatan Hari Guru, mengacu pada sejarah pendirian Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), 25 November 1945. Kita tentu tak bakal cuma bermula dari PGRI saat ingin mengerti secara utuh kesejarahan dan peran guru. Sekolah pendidikan guru pertama didirikan di Solo, pada 1852. Pendirian sekolah itu dimaksudkan agar tersedia guru-guru untuk mengajar di sekolah-sekolah desa. Pada 1907, di Hindia-Belanda tercatat ada 122 sekolah desa (Koentjaraningrat, 1984). Guru sangat diperlukan untuk mendidik dan mengajar. Pendirian sekolah dan kemunculan profesi guru dipengaruhi oleh kebijakan kolonial saat berpikiran memberi pendidikan bagi pribumi, sejak 1849.

Guru tercatat dalam Serat Jayengbaya gubahan Ranggawarsita sebagai jenis profesi idaman. Teks sastra pada akhir abad XIX itu mengandung peringatan bahwa pekerjaan sebagai guru memang terhormat, tapi mengandung aib dan petaka jika tak dijalankan sesuai dengan amanah. Sejak awal abad XX, guru di Jawa adalah sosok mulia. Profesi guru mengantar orang masuk kelas priayi. Guru adalah teladan atas kehidupan beradab pada zaman kemadjoean. Obsesi menjadi priayi melalui jalur keprofesian guru berlanjut sampai masa Orde Lama dan Orde Baru. Kita bisa simak ikhtiar guru-guru menapaki kelas priayi dalam novel moncer berjudul Para Priyayi (1992) garapan Umar Kayam.

Guru-guru pada masa awal di Hindia-Belanda memiliki tugas berat dalam mengajar dan mendidik. Mereka dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran bercorak Eropa. Mereka mesti menempuh pendidikan guru sesuai dengan kurikulum kolonial dan bacaan-bacaan bertema keguruan. Buku bisa dianggap sebagai pedoman menjadi guru. Pada 1915, terbit buku berjudul Pemimpin Goeroe karangan J. Kats, terbitan G. Kolff & Co, Betawi. Tebal buku itu 112 halaman, berisi uraian-uraian menjalankan pengajaran, penjagaan diri, dan pendidikan murid. Kats menjelaskan bahwa goeroe oetama adalah guru yang sadar akan pemeliharaan diri dan berperan sebagai pendidik bagi jiwa dan hati murid-murid. Buku ini termasuk penting dalam daftar buku bacaan bagi guru-guru di Hindia-Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Urusan mendidik dan mengajar mulai mendapat "tambahan" melalui pendirian Perguruan Taman Siswa (1922). Ki Hajar Dewantara menghendaki guru adalah teladan dan penggerak kebangsaan. Guru juga penentu peradaban bangsa agar tak terlena dalam imperatif-imperatif kolonial. Kebijakan pendidikan guru di Taman Siswa berbeda dengan tuntutan pemerintah kolonial dan Orde Lama. Ki Hajar menganjurkan, "Tiap-tiap orang jang tjukup pengetahuan dan kepandaian hendaknja mendjadi guru." Kecakapan diutamakan ketimbang ijazah. Usul ini menggunakan dalih jutaan murid di Indonesia pada masa 1950-an memerlukan guru. Pemikiran Ki Hajar berseberangan dengan pemerintah dan PGRI. Perkembangan sekolah dan idealisme pendidikan memerlukan guru-guru dalam sistem pendidikan resmi.

Tahun demi tahun berlalu, ambisi orang-orang menjadi guru bisa diwujudkan dengan mengikuti pendidikan di SPG, IKIP, atau fakultas pendidikan dan ilmu pendidikan di universitas. Guru-guru adalah kaum berijazah. Mereka bertugas mendidik dan mengajar demi pembangunan. Tugas itu tak semua bisa dipenuhi berbarengan dilema politik, nafkah, dan nasionalisme. Kini, kesejarahan guru telah bergerak jauh. Kita selalu menginginkan goeroe oetama adalah pengisah kehormatan Indonesia melalui kerja, kerja, dan kerja. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dilema Penghapusan Jurusan IPA dan IPS, Guru SMA Bisa Kekurangan Jam Mengajar

1 hari lalu

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Dilema Penghapusan Jurusan IPA dan IPS, Guru SMA Bisa Kekurangan Jam Mengajar

Karena ada mata pelajaran yang sangat diminati dan sebaliknya, sehingga guru kekurangan jam mengajar.


Jumlah Guru Pensiun di Jakarta Lebih Banyak Dibandingkan Penerimaan Guru Baru

1 hari lalu

Sejumlah guru honorer dari Kabupaten Bekasi melakukan aksi jalan kaki menuju Istana Negara saat melintas di Cawang, Jakarta Timur, Kamis, 12 Oktober 2023. Mereka menilai Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi tidak mengusulkan formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk pendidik mata pelajaran agama Islam sejak 2021. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Jumlah Guru Pensiun di Jakarta Lebih Banyak Dibandingkan Penerimaan Guru Baru

Selama lima tahun terakhir ada sekitar 1.900 sampai 2.500 orang guru pensiun. Sedangkan pemerintah baru bisa membuka pendaftaran untuk 1.700 guru.


Pengamat Sebut Sekolah Perlu Sosialisasikan Penghapusan Jurusan di SMA ke Orang Tua

2 hari lalu

Peniadaan jurusan di SMA membuat siswa tidak fokus. Sudah diterapkan di beberapa negara, tapi dengan infrastruktur yang memadai.
Pengamat Sebut Sekolah Perlu Sosialisasikan Penghapusan Jurusan di SMA ke Orang Tua

Sekolah juga mesti memiliki gambaran secara teknis penghapusan jurusan di SMA, guna mengawal implementasi kebijakan tersebut.


Peniadaan Jurusan IPA-IPS di SMA, Anggota Dewan Pendidikan Jatim: Masalahnya Ada di Guru

3 hari lalu

Ilustrasi pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). TEMPO/Prima Mulia
Peniadaan Jurusan IPA-IPS di SMA, Anggota Dewan Pendidikan Jatim: Masalahnya Ada di Guru

Peniadaan jurusan IPA-IPS di SMA dinilai tepat asalkan ketersediaan guru menunjang.


Tuai Polemik, Kemendikbudristek Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

4 hari lalu

Ilustrasi siswa SMA. ANTARA
Tuai Polemik, Kemendikbudristek Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Kemendikbudristek menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasan yang akan diterapkan mulai tahun ajaran 2024/2025.


Heru Budi Imbau Kepala Sekolah Tak Rekrut Guru Honorer Tanpa Sepengetahuan Pemprov

5 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau Rumah Pompa Air Sentiong di Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 29 Februari 2024. Dok. Pemprov DKI, beritajakarta.com
Heru Budi Imbau Kepala Sekolah Tak Rekrut Guru Honorer Tanpa Sepengetahuan Pemprov

Heru mengimbau kepada guru honorer yang terdampak dapat mendaftar kontrak kerja individu atau KKI pada Agustus 2024.


Psikolog Pendidikan Sebut Penghapusan Jurusan di SMA Pengaruhi Jumlah Kebutuhan Guru

5 hari lalu

Ilustrasi guru madrsah. Foto : Kemendag
Psikolog Pendidikan Sebut Penghapusan Jurusan di SMA Pengaruhi Jumlah Kebutuhan Guru

Kemendikbudristek akan menerapkan penghapusan jurusan di jenjang SMA mulai tahun ajaran 2024/2025. Pengaruhi kebutuhan guru.


Heru Budi Sarankan Guru Honorer Terdampak Cleansing Daftar Jalur Kontrak Kerja Individu

5 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Dok. Pemprov DKI Jakarta.
Heru Budi Sarankan Guru Honorer Terdampak Cleansing Daftar Jalur Kontrak Kerja Individu

Disdik DKI Jakarta akan membuka pendaftaran jalur kontrak kerja individu atau KKI pada Agustus 2024. Guru honorer diminta mendaftar.


P2G Khawatir Penghapusan Jurusan di Jenjang SMA Membuat Guru Kehilangan Jam Mengajar

7 hari lalu

Ilustrasi pendidikan di sekolah.
P2G Khawatir Penghapusan Jurusan di Jenjang SMA Membuat Guru Kehilangan Jam Mengajar

Kebijakan penghapusan jurusan bisa membuat guru akan kekurangan jam mengajar. Sebabnya, siswa cenderung memilih mata pelajaran sesuai minatnya.


Inilah Sederet Permasalahan Guru Honorer Selain Cleansing

7 hari lalu

Guru honorer menangis saat aksi demo Forum Tenaga Honorer Sekolah Negeri Indonesia (FTHSNI) di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (20/2). Dalam aksinya FTHSNI meminta kepada pemerintah agar segera disahkannya RPP Tenaga Honorer yang memihak terhadap tuntutan dan perjuangan tenaga honorer seluruh Indonesia agar diangkat menjadi PNS. TEMPO/Subekti
Inilah Sederet Permasalahan Guru Honorer Selain Cleansing

Berikut sederet permasalahan yang dialami guru honorer selain cleansing.