Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadir-Tak Hadir di Layar Politik

image-profil

image-gnews
Iklan

SENO GUMIRA AJIDARMA, wartawan panajournal.com

Megawati tidak hadir dalam pelantikan SBY. Prabowo hadir dalam pelantikan Jokowi. Koalisi pendukung Prabowo tidak hadir dalam pelantikan Ahok.

Dalam hal Megawati, beredar topik, "Memang tidak wajib."; dalam hal Prabowo, sempat terdengar, "Kalau urusan saya di luar negeri bisa diselesaikan."; dalam hal Ahok, jawabannya adalah, "Saya tidak apa-apa."

Tentu secara linguistik maupun politik bisa dikerahkan segala pakar untuk membongkar makna kalimat-kalimat tersebut. Namun bagaimana dengan tindakan untuk hadir dan tidak hadir itu sendiri? Tidakkah tindakan itu bukan berarti dilakukan karena tidak terdapat kalimat apa pun? Tindakan itu sebetulnya menggantikan suatu gagasan dengan tajam, seperti misalnya kalau hadir berarti setuju, dan kalau tidak hadir berarti tidak setuju; ataukah justru dilakukan karena gagasan di baliknya sudah tidak bisa lagi dibahasakan? Apakah hadir dan tak hadir itu sendiri telah menjadi suatu bahasa, meskipun misalnya bahasa itu tidak terkatakan?

Betapapun, hadir dan tak hadir, tentunya, telah menjadi cara berkomunikasi. Pada abad ke-14, bukankah pemberontakan Ranggalawe, dalam naratif tentang Majapahit, ditandai oleh ketidakhadirannya dalam pertemuan para kepala daerah di hadapan Raja Jayanegara? Di sana, ketidakhadiran dibaca sebagai pemberontakan Tuban. Namun tidak semua kehadiran dan ketidakhadiran bermakna sama. Ketidakhadiran Putin, yang pulang lebih dulu setelah mendapat banyak kecaman dalam pertemuan G20 di Brisbane, tidak bisa disamakan maknanya dengan ketidakhadiran Jokowi dalam pertemuan yang sama karena blusukan ke pelabuhan.

Dalam strukturalisme, tepatnya pendekatan semiotik, ketidakhadiran teracu kepada pembedaan bermakna suatu tanda atau elemen dari posisinya, dalam kelengkapan yang semestinya terhadirkan. Akibatnya, elemen-elemen yang hadir akan bermakna seperti yang dikehendaki, hanya dalam kontras terhadap kemungkinan tak hadir yang telah membuat mereka terpilih (untuk hadir). Dengan begitu, ketidakhadiran adalah penentu utama atas makna dalam setiap tingkat pembermaknaan (Hartley dalam O'Sullivan et.al, 1994: 2).

Jika konsep dalam kajian komunikasi itu diterapkan pada dunia politik, tempat segalanya dilakukan demi suatu tujuan taktis-strategis, tak hadir merupakan suatu manuver yang sama pentingnya dengan kehadiran itu sendiri. Ketidakhadiranlah yang membuatnya hadir. Seperti ketika tahu ditunggu, sengaja datang terlambat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kehadiran dan ketidakhadiran dalam politik, sebetulnya, juga terpadankan dengan konsep dari subyek yang sama dalam kajian sinema. Jika dunia politik bisa kita sebut layar politik, faktor penonton merupakan pertimbangan bagi manuver hadir dan tak hadir yang menentukan. Dengan demikian, politik tak hanya bisa dihubungkan dengan teater, sebagaimana kita kenal istilah panggung politik, tapi juga dengan sinema, sehingga kita bisa bicara tentang layar politik.

Penonton (baca: komunitas politik, termasuk rakyat yang mengikuti perkembangan politik) menatap layar sebagai situs imajiner, tempat para aktor politik lebih dipandang sebagai seorang bintang, berarti membuat yang faktual jadi fiktif, sehingga yang hadir menjadi tak hadir. Namun layar itu sendiri juga berfungsi membuat yang tak hadir menjadi hadir, karena penonton absen dari layar yang ditatapnya. Layar itu tidak akan hadir tanpa kehadiran penontonnya (Hayward, 2006: 4-5).

Para aktor politik sadar betapa diri mereka berada dalam sorot tatapan, sehingga-dengan berbagai modifikasi dari asalnya, semiotika dan psikoanalisis-sahihlah menilai makna hadir dan tak hadir dalam dunia politik dengan konsep kajian komunikasi maupun kajian sinema. Layar menjadi kawan setara penonton, yang semula melakukan identifikasi dengan berbagai citra dan melihat dirinya sendiri menyatu (ingat slogan "Jokowi adalah Kita"), sampai melihat perbedaan dan menyadari kekurangan ("tampangnya begitu, tapi dia presiden"), yang berlanjut dengan pengenalan bahwa dirinya juga diamati ("presiden masih blusukan").

Melalui permainan-antara (interplay) hadir/tak hadir, layar politik melakukan konstruksi penonton sebagai sasaran dari apa yang ditatap, dan membangun gairah untuk menatap dengan apa pun yang memaknai kenikmatan menonton. Dalam kenyataan bahwa penonton itu menonton tanpa ditonton, berlangsung suatu voyeurisme atau kesenangan mengintip, tiada bedanya antara penonton bioskop dan khalayak pemerhati politik, yang mendapat kegairahan meluap ketika mengikuti berbagai macam drama politik. Semuanya melalui media, yang menyusun pengungkapan peristiwa politik dengan berbagai teknik bahasa hiburan, yang membuat dunia politik menjadi layar politik dengan segala permainan antara kehadiran dan ketidakhadiran. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

14 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.


Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama sejumlah pejabat utama partai memimpin konferensi pers usai Rakernas di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Ahad, 4 Juni 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.


Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika (kanan) bertemu empat mata dengan Anas Urbaningrum di kediaman Anas daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Selasa, 9 Mei 2023.  Sumber: Dokumentasi Gede Pasek
Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024


Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

5 Juni 2023

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kedua kiri), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kanan) dan Plt Ketua Umum PPP Mardiono (kanan) berfoto bersama usai silaturahmi partai koalisi pendukung pemerintah dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 2 Mei 2023. Dalam silaturahmi tersebut mereka juga membahas kondisi bangsa terkini serta sejumlah isu-isu strategis. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.


PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

5 Mei 2023

Ketua Umum Partai Golkar Erlangga Hartato bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat Halalbihalal Partai Golkar-PKB di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu 3 Mei 2023. TEMPO/Subekti.
PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.


Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

2 Mei 2023

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kedua kanan), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri), Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (kiri), dan Plt Ketua Umum DPP PPP Muhamad Mardiono (kanan) memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahmi Ramadhan 1444 H DPP PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu, 2 April 2023. Acara tersebut turut dihadiri para ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintah seperti PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, dan PKB. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?


Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

2 Mei 2023

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan di Istora Senayan, Jumat, 10 Februari 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.


PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

30 April 2023

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno ketika ditemui wartawan di Hotel Aone Jakarta, Senin, 6 Februari. TEMPO/Riri Rahayu
PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.


Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

26 April 2023

Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahmi Ramadhan 1444 H DPP PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu, 2 April 2023. Acara tersebut turut dihadiri para ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintah seperti PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, dan PKB. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

Sebelumnya pada 2 April 2023, Jokowi juga sudah bertemu dengan lima ketua umum partai koalisi. Tak mengundang Surya Paloh.


Hasto: Megawati dan Jokowi Berperan Tentukan Capres 2024

16 April 2023

Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis. 8 Oktober 2022. Dok PDIP
Hasto: Megawati dan Jokowi Berperan Tentukan Capres 2024

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai Presiden Jokowi dan Megawati akan menjadi penentu Capres 2024 yang akan diusung Koalisi Besar.