Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepak Bola Kancil

image-profil

image-gnews
Iklan

EDDI ELISON, bekas pengurus PSSI

Pengenalan terhadap mouse deer football (sepak bola kancil) pada dasarnya terkait dengan dongeng tentang kancil, si hewan cerdik yang memiliki insting tipu muslihat luar biasa. Sampai-sampai gajah, harimau, buaya, atau ular bisa dikalahkannya hanya dengan permainan "akal-akalan"-nya.

Jika dikaitkan dengan sepak bola, permainan ala kancil baru bisa dirasakan setelah melalui pendalaman atas policy yang ditempuh pengurus PSSI dalam menggerakkan roda organisasi, demi pembinaan dan kemajuan persepakbolaan nasional--seperti tertera dalam Mukadimah Statuta PSSI. Dari empat alinea itu bisa disimpulkan bahwa PSSI merupakan alat perjuangan yang mengabdikan diri kepada bangsa dan negara dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Karena itu, kegagalan di Hanoi dalam AFF Cup 2014 barusan agaknya pantas dikategorikan sebagai pendegradasian martabat bangsa. Pelatih Alfred Riedl (Austria) jelas harus bertanggung jawab, tapi pengurus PSSI tak mungkin lepas tangan. Riedl hanya bertanggung jawab soal masalah teknik, tapi PSSI bertanggung jawab atas policy yang justru dominan sebagai penyebab utama kegagalan lima timnas.

Diawali oleh timnas U-14 (pelatih Mundari Karya/Piala Asia di Uzbekistan), U-16 (pelatih Sutan Harharah/Piala AFF di Myanmar), U-19 (pelatih Indra Syafri/Piala Asia di Myanmar), U-23 (pelatih Aji Santoso/AG-XVII di Icheon), dan timnas senior (pelatih Riedl/AFF Cup di Vietnam), semua gagal. Berarti, selama kepengurusan Djohar Arifin Husin, tidak ada satu timnas pun yang berhasil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab utama kegagalan demi kegagalan itu, jika dikaji secara mendalam, jelas terkait dengan policy yang ditempuh kepengurusan Djohar Arifin, yakni permainan "sepak bola kancil" di luar arena. Riedl mengeluhkan fisik pemainnya akibat kompetisi ISL yang panjang, berarti kompetisi yang selalu disebut-sebut sebagai jantungnya pembinaan timnas dilaksanakan dengan compang-camping. Terjadinya sepak bola gajah di Divisi Utama, selain bentrokan antarpendukung, keributan pemain atau manajer versus wasit, artinya menempatkan kompetisi sebagai "racun" bagi timnas.

Pola strategi yang diterapkan PSSI untuk kompetisi ISL/Divisi Utama bagaikan polah tingkah kancil untuk menyelamatkan dirinya. PSSI lebih cenderung mengacu pada sepak bola = uang, demi "keselamatan" pengurus, sehingga unsur pembinaan hanya 25 persen, dikalahkan unsur transaksional 75 persen. Pembinaan cabang olahraga apa pun memerlukan dana, tapi jika uang yang paling utama dikibarkan, berarti PSSI hanya memikirkan bagaimana menjual timnas, terutama hak siar ke televisi swasta, menguber sponsor--yang jelas bertentangan dengan mukadimah statuta PSSI. Apalagi insan sepak bola sampai saat ini masih bertanya-tanya tentang transparansi hasil penjualan hak siar dan sponsor itu.

Dengan mengemukakan secuil kisah "permainan kancil" ala PSSI, tentunya semakin jelas bahwa jangan hanya Riedl yang dijadikan "kambing hitam" atas kegagalan di AFF Cup Hanoi. Tapi yang paling harus bertanggung jawab adalah pengurus PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin, bersama Wakil Ketua Umum/Ketua BTN La Nyalla Mattalitti.  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

23 Juli 2019

Terdakwa kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor, Joko Driyono dikawal saat meninggalkan ruang sidang setelah menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

Joko Driyono dihukum 1,5 tahun penjara atas perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti pengaturan skor Liga Indonesia.


Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

2 Juli 2019

Terdakwa Joko Driyono dikawal saat bersiap mengikuti sidang lanjutan kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Dalam perkara ini Joko Driyono didakwa telah melakukan kejahatan dengan maksud menutupi atau menghalangi, atau mempersulit penyidikan.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

Jaksa penuntut umum meminta waktu tiga hari lagi untuk menyelesaikan berkas tuntutan untuk Joko Driyono.


Jaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Joko Driyono Ditunda Lagi

2 Juli 2019

Mantan Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono memilih bungkam saat ditanya oleh awak media setelah menjalani sidang perdana kasus dugaan penghilangan barang bukti pengaturan skor di PN Jakarta Selatan, Senin, 6 Mei 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Joko Driyono Ditunda Lagi

Joko Driyono dan penasehat hukumnya menyatakan tidak keberatan dengan penundaan sidang kedua kalinya tersebut.


Alasan Joko Driyono Sempat Mangkir dari Dua Panggilan Polisi

25 Maret 2019

Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kedua kanan) bergegas saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Ditkrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019. ANTARA
Alasan Joko Driyono Sempat Mangkir dari Dua Panggilan Polisi

Satgas Antimafia Sepak Bola sebelumnya telah melayangkan dua panggilan kepada Joko Driyono.


Joko Driyono Batal Diperiksa Hari Ini

21 Maret 2019

Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kanan) bergegas saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Ditkrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019. Joko Driyono diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri dalam kasus dugaan skandal pengaturan skor pertandingan bola Liga 2 dan Liga 3 Indonesia. ANTARA
Joko Driyono Batal Diperiksa Hari Ini

Joko Driyono seharusnya diperiksa kelima kalinya sebagai tersangka perusakan barang bukti kasus mafia bola hari ini pukul 10.00 WIB.


Sempat Mangkir, Joko Driyono Kembali Dipanggil Polisi Besok

20 Maret 2019

PLT Ketua Umum PSSI Joko Driyono saat hendak menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019. Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka berawal dari perusakan barang bukti di kantor Komisi Disiplin PSSI beberapa waktu lalu. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sempat Mangkir, Joko Driyono Kembali Dipanggil Polisi Besok

Satgas Antimafia Bola telah memeriksa Joko Driyono sebanyak empat kali berkaitan dengan kasus perusakan barang bukti pengaturan skor bola.


Ini Alasan Polisi Tak Menahan Joko Driyono

1 Maret 2019

Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kiri) bersiap menjalani pemeriksaan di Ditkrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 27 Februari 2019. Joko Driyono diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri dalam kasus dugaan pengaturan skor pertandingan bola Liga 2 dan Liga 3. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ini Alasan Polisi Tak Menahan Joko Driyono

Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyatakan Joko Driyono telah mengakui perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti.


Satgas Antimafia Bola Kembali Periksa Joko Driyono Hari Ini

27 Februari 2019

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Joko Driyono usai diperiksa sebagai tersangka dalam perkara dugaan perusakan barang bukti terkait kasus pengaturan skor di Polda Metro Jaya, Selasa 19 Februari 2019 TEMPO/Taufiq Siddiq
Satgas Antimafia Bola Kembali Periksa Joko Driyono Hari Ini

Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyita uang Rp 300 juta saat menggeledah apartemen milik Joko Driyono pada 14 Februari 2019.


Polisi Jelaskan Uang Rp 300 Juta di Apartemen Joko Driyono

22 Februari 2019

PLT Ketua Umum PSSI Joko Driyono saat hendak menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019. Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka berawal dari perusakan barang bukti di kantor Komisi Disiplin PSSI beberapa waktu lalu. TEMPO/Muhammad Hidayat
Polisi Jelaskan Uang Rp 300 Juta di Apartemen Joko Driyono

Dalam penggeledahan di apertemen Joko Driyono, penyidik menyita uang Rp 300 juta.


Risau Kasus Pengaturan Skor, Manajer U-15 Minta Arahan Satgas

22 Februari 2019

Kepala Satuan Tugas Antimafia Bola Brigadir Jenderal Hendro Pandowo di kantor Satgas Antimafia Bola, Polda Metro Jaya, Kamis petang, 21 Februari 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Risau Kasus Pengaturan Skor, Manajer U-15 Minta Arahan Satgas

Satgas Antimafia Sepak Bola tengah memburu sejumlah orang yang terlibat match fixing atau pengaturan skor.