Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengetatan Ikat Pinggang

image-profil

image-gnews
Iklan

REDI PANUJU, dosen

Janji Presiden Jokowi saat kampanye dulu untuk memperketat penggunaan uang negara mulai direalisasi. Awalnya, instansi pemerintah dilarang mengadakan rapat dan kegiatan lain di hotel. Pada 2015, tampaknya pemerintah akan lebih "kejam" lagi dengan menerapkan standar honor kegiatan dan perjalanan dinas dengan nominal "terjun payung".

Para pejabat yang selama ini senang menghabiskan waktunya untuk melakukan kunjungan kerja dan studi banding ke luar daerah sepertinya bakal tiarap dan memilih ngantor di tempat masing-masing. Jumlah uang perjalanan dinas, yang selama ini dianggap sebagai bagian dari pendapatan, sangat tidak memadai. Misalnya, pejabat eselon I dan pimpinan DPRD Provinsi Jawa Timur yang berkunjung ke Bangkalan hanya mendapat uang harian sebesar Rp 215 ribu. Seorang Gubernur yang berperjalanan dinas ke Pasuruan cuma akan menerima uang Rp 245 ribu. Semakin rendah eselon seseorang, semakin kecil jumlah uang hariannya.  

Segi positif kebijakan pengetatan ikat pinggang keuangan negara ini adalah potensi terjadinya penghematan yang luar biasa, sehingga uang negara bisa dialokasikan untuk membiayai kebutuhan rakyat miskin di sektor kesehatan, pendidikan, industri kreatif, dan sektor nelayan.

Maski demikian, harus diwaspadai multiplayer effect yang akan terjadi, baik yang disebabkan oleh menurunnya motivasi kerja di kalangan aparatur negara maupun implikasi ekonomi dan politik. Dengan insentif yang rendah, sudah pasti pejabat enggan melayani publik.  

Sebagai contoh, penulis mengilustrasikan proses layanan publik dalam bidang penyiaran, yakni keputusan akhir soal pemberian IPP (Izin Penyelenggaraan Penyiaran)-untuk Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB), dan Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK)-ada di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sentralisme kebijakan publik dalam sektor penyiaran ini sesungguhnya bisa dilimpahkan ke pemerintah daerah karena sering kali biaya yang dikeluarkan untuk mengurus IPP tidak sesuai dengan manfaatnya. Coba bayangkan, untuk mengurus izin Lembaga Penyiaran Komunitas, wilayah layanannya hanya 2,5 kilometer dari pusat siaran dan tidak boleh mencari iklan. Ada syarat-syarat yang cukup pelik, seperti pernyataan dukungan 250 warga, nomor pokok wajib pajak, dan pembayaran pajak frekuensi. Semua itu harus melalui izin dari menteri.

Pertanyaan krusialnya: mengapa urusan yang sebenarnya dapat diselesaikan di tingkat daerah mesti ditarik ke pusat? Sekarang, ketika pejabat daerah enggan ke pusat dan pejabat pusat enggan ke daerah, saatnya pemerintah melakukan dekonsentrasi untuk berbagai urusan dengan melimpahkannya ke daerah. Bila sentralisasi pemerintah masih kental, sementara koordinasi pusat-daerah melemah, pelayanan publik akan banyak tertunda. Nah, kondisi seperti inilah yang penulis khawatirkan menciptakan celah korupsi bagi para pemohon pelayanan, yang berpotensi merayu pejabat daerah untuk "membiayai" perjalanan dinasnya.  

Meski pada awal pelaksanaan pengetatan ikat pinggang ini akan terjadi protes, resistansi, dan sebagainya, kebijakan ini harus dipahami sebagai cara jitu Jokowi untuk mendorong deurbanisasi dan lebih memperhatikan nasib wong cilik. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putera-puteri Mantan Presiden di Peluncuran Yudhoyono Institute  

11 Agustus 2017

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti  Yudhoyono di Ballroom Djakarta Theater Jalan MH. Thamrin, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta, 10 Agustus 2017. TEMPO/IRSYAN HASYIM
Putera-puteri Mantan Presiden di Peluncuran Yudhoyono Institute  

Sejumlah mantan menteri serta anak mantan presiden hadir dalam peluncuran The Yudhoyono Intitute yang dipimpin Agus Yudhoyono.


Agus Yudhoyono Resmikan Yudhoyono Institute, Sandiaga Pesan Ini  

10 Agustus 2017

Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Salahuddin Uno, bersama Agus Harimurti Yudhoyono menghadiri peresmian The Yudhoyono Institute di Djakarta Theater, 10 Agustus 2017. Tempo/Friski Riana
Agus Yudhoyono Resmikan Yudhoyono Institute, Sandiaga Pesan Ini  

Hadir dalam peresmian The Yudhoyono Institute yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno ikut berkomentar.


Jusuf Kalla: Pengusaha Sebaiknya Tak Terjun ke Politik, tapi...

24 April 2017

Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi istri Mufidah Jusuf Kalla menunjukkan surat suara ketika memberikan suara pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di TPS 3 Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (19/4). Sebanyak 7.218.280 pemilih yang tercatat dalam daftar pemilih tetap berhak memberikan suara di 13.034 TPS pada pilkada yang diikuti pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jusuf Kalla: Pengusaha Sebaiknya Tak Terjun ke Politik, tapi...

Menurut Jusuf Kalla, saat ini sudah banyak pengusaha yang kadung terjun ke dunia politik di usia muda.


Soal Program DP 0 Rupiah, Bos Lippo Tertarik Bantu Anies

20 April 2017

John Riady. REUTERS
Soal Program DP 0 Rupiah, Bos Lippo Tertarik Bantu Anies

John Riady mendukung program yang diluncurkan oleh Gubernur



terpilih, Anies Baswedan.


Simak Penjelasan Bank BRI Sebelum Tagih Janji Anies DP Rp 0

20 April 2017

Bank BRI
Simak Penjelasan Bank BRI Sebelum Tagih Janji Anies DP Rp 0

Berdasarkan aturan, program Anies menyalahi aturan DP kredit
pemilikan rumah (KPR).


Hanura Berjanji Dukung Jokowi Lagi di Pilpres 2019  

22 Desember 2016

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Wiranto sambil berjalan menuju pesawat kepresidenan di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, 2 September 2016. Jokowi bertolak ke Tiongkok guna menghadiri KTT G20 di Hangzhou pada 4-5 September. ANTARA FOTO
Hanura Berjanji Dukung Jokowi Lagi di Pilpres 2019  

Partai Hanura akan terus mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga akhir masa jabatannya.


Cak Imin Curhat ke Jokowi Soal Kursi PKB

29 November 2016

Presiden Joko Widodo mengambil hidangan santap siang bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disela pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, 29 November 2016. TEMPO/Subekti
Cak Imin Curhat ke Jokowi Soal Kursi PKB

Presiden Jokowi mengatakan pemerintah tidak menomor-duakan PKB.


Mengapa Ahok Kerap Marah di Depan Publik? Begini Ceritanya

24 Mei 2016

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai menjalani pemeriksaan terkait kasus pembelian lahan RS Sumber Waras, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 12 April 2016. Tempo/Ghoida Rahmah
Mengapa Ahok Kerap Marah di Depan Publik? Begini Ceritanya

Pakar komunikasi politik menjelaskan kenapa Ahok kerap seperti tak bisa mengontrol emosinya.


Kualitas Politikus Perempuan Dinilai Merosot  

15 Maret 2016

Seorang anggota DPR menggunakan kursi roda usai mengikuti sidang paripurna dengan agenda Pidato Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2013-2014 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (15/1). Tempo/Tony Hartawan
Kualitas Politikus Perempuan Dinilai Merosot  

Yayasan Satu Nama dan Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta menggelar diskusi untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.


Janji Kampanye Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah Ditagih

20 Agustus 2015

Ganjar Pranowo. TEMPO/Suryo Wibowo
Janji Kampanye Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah Ditagih

Kartu petani dan kartu nelayan adalah janji kampanye Ganjar Pranowo sebelum jadi Gubernur Jawa Tengah.