Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

RAINE

Oleh

image-gnews
Iklan

Beberapa menit sebelum ia diperkosa, ia mendengar nyanyi burung yang tak dikenalnya. Seekor burung. Di pohon ceri di luar jendela dapurnya. Sebuah tanda, sebuah tengara, tentang malapateka? Ia tak berpikir demikian saat itu. Baru kemudian, setelah kejahatan itu terjadi, ia ingat: ada yang percaya bahwa seekor burung selalu muncul ketika ada orang yang mati. Seekor burung untuk membawa terbang roh yang lepas.

Tapi ia tidak mati. Ia cuma membisu, lama. Baru setelah sembilan tahun, di tahun 1994, Nancy Venable Raine menuliskan pengalamannya sebagai seorang perempuan yang diperkosa di The New York Review Magazine. Di tahun ini bukunya, After Silence: Rape and My Journey Back, terbit--dan itu berarti hampir 13 tahun setelah ia digagahi oleh seseorang yang tak akan pernah dikenalnya.

Kenapa kebisuan yang lama itu?

Hari itu musim gugur 1985. Umurnya 39 tahun. Raine baru pindah kembali ke Boston, setelah 12 bulan bekerja di Maine. Apartemennya baru, di sebuah kawasan yang tak asing. Pagi itu ia sibuk berbenah, dan kadang-kadang memandang ke luar jendela. Musim gugur di daerah New England menghadirkan warna daun yang menakjubkan (konon orang Indian percaya bahwa surga adalah musim gugur), dan ia mendengar nyanyi burung. Kelak ia akan berkata, suara itu seakan-akan "sebuah isyarat tentang yang jahat, pengantar ke musim di dunia gelap". A harbinger of evil, the prelude to a season in the underworld.

Beberapa saat kemudian seorang lelaki menyerangnya dari belakang. Seperti entakan badai. Ia tak bisa bernapas. Jari bajingan itu mengeruk matanya. Sakit, gelap. Ia merasa tubuhnya diseret dan kemudian diempaskan di ranjang. Matanya ditutup dan tangannya diikat dan ia ditelanjangi. "Pada detik itu," tulis Raine kemudian, "waktu menghilang ke dalam masa kini yang sambung-menyambung."

Laki-laki itu memerkosa korbannya selama tiga jam. Selama tiga jam itu pula ia mengancam akan menyobek tubuh Raine dengan pisau, atau mengimpit napasnya dengan bantal. Dan memukul kepalanya.

Raine tahu, betapa bedanya pemerkosaan dengan kekerasan lain. Pemerkosaan membangkitkan rasa muak pada diri sendiri, rasa muak yang membisukan sakit. Untuk beberapa lama Raine sendiri tak sanggup membicarakan apa yang menimpa dirinya bahkan kepada keponakan atau anak perempuan pungutnya. Rasa malu adalah sebuah perasaan yang membuat gagu. Raine merasa bahwa seorang korban yang lebih baik mati ketimbang diperkosa akan mengidap rasa bersalah: "Secara instingtif aku memutuskan untuk ‘hidup’--tidak seperti para santa … yang lebih baik memilih mati ketimbang hilangnya ‘kesucian’. Aku telah bersepakat dengan sang iblis."

Tidak, Raine. Tak setiap orang bisa begitu suci. Tak selamanya hidup bisa kita kelola dengan satu dua asas.

Tapi bisakah kita hapuskan apa yang lebih berarti dalam diri Raine, yakni sikap rendah-hati seorang korban? Justru di masa ketika "sang korban" mendapatkan auranya sendiri?

Mungkin inilah paradoks zaman ini: banyak kebengisan terjadi, tapi begitu penting korban akhirnya dalam percakapan politik kita. Dahulu, korban hampir dianggap sebagai keniscayaan iman, atau suatu investasi dalam "sejarah", dan kita tak perlu mengingatnya.

Seorang kawan saya mengutip cerita dari Perjanjian Lama: kisah Yosua, "Panglima Balatentara Tuhan" dalam sejarah Bani Israel. Syahdan, Yosua datang menaklukkan negeri Ai. Ia hampir kalah. Dalam sembahyangnya yang bimbang ia pun mendapatkan firman Tuhan: ia harus menghukum warganya yang mencuri barang jarahan dari perang sebelumnya. Seseorang bernama Akhan bin Zerah akhirnya mengakui bahwa ia memang melakukan itu. Maka ia pun diangkut, juga barang curiannya, anak-anaknya, lembunya, keledainya, dan segala kepunyaannya, ke lembah Akhor. Di sanalah keluarga itu dirajam. Lalu api pun dinyalakan. Semua punah, hangus, dan di atas arang dan puing itu didirikanlah satu timbunan batu besar. Murka Tuhan surut, dan esok harinya Yosua menang. Tak ada yang bertanya begitu perlukah Bin Zerah dihabisi.

Kini justru nasib Bin Zerah itulah yang akan dipersoalkan. Bukan saja kian tak mudah menentukan siapa yang dibela Tuhan dan siapa yang tidak. Kita juga kian sadar sejarah harus juga dilihat, dan dinilai, oleh para korbannya. Kini para sejarawan pun mulai menuliskan yang tertindas, mereka yang dilumpuhkan, dunia subaltern: sang korban.

Bahkan sang korban mendapatkan status begitu rupa hingga menjadi "korban" seakan secara langsung beroleh tanda kesucian. "Ah, sucinya menjadi pihak yang senantiasa dilukai," tulis Maya Angelou. "Mereka, yang dalam sejarah tertekan, tak hanya mendapatkan kekudusan tapi juga keamanan dalam posisi menjadi korban."

Angelou memang mencemooh, ketika jadi "korban" seakan-akan sebuah kesempatan baik. Mungkin karena ia seorang perempuan hitam yang terbiasa melihat kaumnya, yang tertindas, bukannya bangun tapi justru memanfaatkan "ketertindasan" itu untuk melepaskan diri dari kesalahan diri dan menuding orang lain sebagai setan. Bahkan "sang korban", dengan auranya yang suci, bisa membuat orang datang membelanya, dan para pembela itu jadi seakan-akan ikut suci, bebas dari kemungkinan untuk bersalah dan tak adil. Dan angkuh.

Tapi Raine--dan sebab itu ia penting--merunduk. Tidak, ia tak berdosa.

Burung di pohon ceri itu tak datang untuk menjemput roh ataupun kesucian. Ia sebuah warta sederhana: bahwa hidup tetap berharga, juga bagi yang lemah, yang tak suci, seperti nyanyi yang sejenak, di sebuah hari musim gugur.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketika Ernando Ari Berjoget Usai Gagalkan Penalti Jagoan Korea Selatan Lee Kang-hee di Piala Asia U-23

9 menit lalu

Ekspresi dari penjaga gawang Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Sutaryadi usai menepis penalti dari pesepak bola Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024. Indonesia memastikan lolos semifinal usai menang adu penalti dengan skor akhir 11-10, dimana sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Ketika Ernando Ari Berjoget Usai Gagalkan Penalti Jagoan Korea Selatan Lee Kang-hee di Piala Asia U-23

Aksi joget-joget Ernando Ari pada laga perempat final Piala Asia U-23 dianggap sebagai ejekan terhadap Lee Kang Hee.


Ditayangkan di Netflix, Sinopsis Film Monster Bergenre Thriller

11 menit lalu

Film Monster. Dok. Netflix
Ditayangkan di Netflix, Sinopsis Film Monster Bergenre Thriller

Film Indonesia bergenre thriller Monster arahan sutradara Rako Prijanto dengan penulis naskah Alim Sudio akan tayang di Netflix pada 16 Mei 2024.


Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

14 menit lalu

Ketua IM57+ Institute M. Praswad Nugraha (tengah) didampingi Dewan Penasehat Novel Baswedan (dua kanan) menunjukkan barkas laporan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat 26 April 2024. IM57+ Institute melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran kode etik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Aktivis dan pengamat antikorupsi turut menanggapi fenomena seteru di internal KPK, Nurul Ghufron laporkan Albertina Ho. Apa kata mereka?


Wapres Ma'ruf Amin Berharap Timnas Indonesia Tampil Konsisten di Semifinal Piala Asia U-23 2024

20 menit lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kiri) menyampaikan sambutan dalam acara Indonesia Quran Hours 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Kegiatan membaca Al-Quran secara bersama-sama itu mengangkat tema Indonesia Bersatu Indonesia Bangkit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Wapres Ma'ruf Amin Berharap Timnas Indonesia Tampil Konsisten di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Ma'ruf Amin berharap permainan Timnas Indonesia U-23 terus konsisten setelah mengalahkan Korea Selatan pada perempat final Piala Asia U-23 2024.


Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

22 menit lalu

Peluncuran logo baru Bank Tabungan Negara (BTN) di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (3/3/2024). ANTARA/HO-BTN
Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.


Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

25 menit lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024


Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

29 menit lalu

Pengendara kendaraan bermotor menerjang banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 28 April 2023. Hujan deras yang mengguyur di kawasan itu menyebabkan sebagian jalan terendam genangan banjir dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.


BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

30 menit lalu

Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Denpasar. Foto: Husen/vel
BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.


Umrah Akbar Bersama Pegadaian, Membawa Keberkahan di Bulan Syawal

34 menit lalu

Umrah Akbar Bersama Pegadaian, Membawa Keberkahan di Bulan Syawal

PT Pegadaian memberangkatkan peserta program Umrah Akbar dari beberapa wilayah di Indonesia


Hasil Liga 1: PSIS Semarang Jaga Peluang ke Championship Series, Persita Tangerang Kalahkan Persis Solo

34 menit lalu

Logo Liga 1 2023-2024. Istimewa
Hasil Liga 1: PSIS Semarang Jaga Peluang ke Championship Series, Persita Tangerang Kalahkan Persis Solo

PSIS Semarang menjaga asa lolos Championship Series seusai mengalahkan Persikabo 1973 dengan skor 3-0 pada pekan ke-33 Liga 1.