Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Polisi Melawan Korps

image-profil

image-gnews
Iklan

Budi Hatees, bekerja pada SAHATA Institute

Kisah Brigadir Rudy Siok mencari keadilan atas penetapan dirinya sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah NTT mengulang kembali cerita lama tentang para pemegang sumpah Tri Bratha yang melawan institusinya.

Kisah semacam itu tak jarang berhenti di tengah jalan. Ketika Susno Duadji merasa dikriminalkan oleh Mabes Polri dalam kasus korupsi, mantan Kabareskrim Mabes Polri ini "melawan". Ia beberkan aib sejumlah perwira tinggi Polri. Publik mengingat aib itu sebagai kasus rekening gendut.

Media massa senang atas bocornya daftar rekening para perwira tinggi (pati) Polri itu. Mabes Polri justru gerah, karena pati yang terindikasi sebagai pemilik rekening gendut itu ternyata para rising star di Akademi Kepolisian (Akpol). Mereka pejabat dan calon pejabat tinggi di lingkungan Polri, orang-orang yang diharapkan akan menjalankan amanat reformasi Polri.

Aib itu merusak citra Polri. Mungkin karena itu, "perlawanan" Susno dihentikan. Soal rekening gendut dengan sendirinya berhenti. Tapi aib itu menyejarah. Publik memakainya untuk menyikapi dengan kritis para pati Polri yang ingin jadi pejabat di Polri. Konon, KPK juga memakai daftar pemilik rekening gendut itu untuk memberi tanda merah pada nama calon menteri Kabinet Kerja Joko Widodo.

Meskipun "perlawanan" Susno terhenti, hasilnya layak dicatat. Momentum ini membuat publik semakin kritis terhadap Polri. Publik berharap aparat penegak hukum harus benar-benar taat hukum. Untuk itu, budaya menghormati hukum aparat penegak hukum harus diperbaiki. Caranya, sanksi hukum terhadap aparat penegak hukum yang melanggar hukum harus maksimal; bukan sekadar sanksi disiplin yang persidangannya acap tertutup di Mahkamah Militer.

Kisah Susno kini berulang lagi lewat sosok Brigadir Rudy. Mantan penyidik Direktorat Kriminal Khusus Polda NTT ini mengadukan atasannya, Direktur Direktorat Krimsus Polda NTT Kombes Mochammad Slamet, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia karena diduga terlibat kasus perdagangan manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengaduan Brigadir Rudy ini salah satu bentuk "perlawanan" terhadap institusinya. Ketika Polda NTT menetapkannya sebagai tersangka, ia "bernyanyi" kepada publik bahwa dirinya dikriminalkan karena berhasil mengungkap keterlibatan atasannya dalam kasus perdagangan manusia.

Benarkah dugaan Brigadir Rudy mengenai atasannya itu? Benarkah Brigadir Rudy melakukan penganiayaan terhadap tersangka?

Dua kasus yang melibatkan dua anggota Polri di lingkungan Polda NTT ini harus diungkap satu per satu. Penganiayaan tersangka oleh Brigadir Rudy bukan cuma kriminalitas, tapi juga melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Peraturan Kapolri Nomor 8/2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia harus ditegakkan secara maksimal. Sedangkan kasus Kombes Mochammad Slamet, jika benar terlibat, juga melanggar hak asasi manusia.

Karena itu, agar publik tak menuduh Mabes Polri tidak menghargai HAM, perlu akuntabilitas dan transparansi dalam mengusut kedua kasus ini. Apa pun hasilnya, publik berharap Polri bisa menegakkan hukum setegak-tegaknya terhadap anggota yang melakukan malpraktek. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dugaan Anggota TNI Terkait Pembakaran Polsek, Ini Kata Kodam Jaya

14 Desember 2018

Seorang pekerja melintas di tumpukan puing salah satu bangunan Polsek Ciracas yang hangus dibakar sekelompok massa, Jumat, 14 Desember 2018. Pembakaran Polsek Ciracas terjadi pada Rabu dinihari, 12 Desember 2018. TEMPO/Imam Hamdi.
Dugaan Anggota TNI Terkait Pembakaran Polsek, Ini Kata Kodam Jaya

Kodam Jaya membentuk tim investigasi dengan Polisi Militer TNI AD, TNI AL dan TNI AU, untuk meneliti pembakaran polsek Ciracas dan pengeroyokan.


Penyerangan Markas Pemuda Pancasila Jaktim, Ini Pemicunya

27 Juni 2018

Polisi mengabadikan mobil yang rusak akibat bentrok antar kelompok organisasi masyarakat, di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/1). Bentrok antar sejumlah kelompok ormas dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dengan gabungan ormas Pemuda Pancasila, FBR dan Gibas yang mengakibatkan sedikitnya 20 orang mengalami luka ringan tersebut diduga dipicu akibat provokasi saat berlangsungnya aksi unjuk rasa GMBI. ANTARA/Risky Andrianto
Penyerangan Markas Pemuda Pancasila Jaktim, Ini Pemicunya

Penyerangan markas Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Jakarta Timur bermula dari pelemparan botol oleh seorang oknum.


Di Papua, Seorang Prajurit TNI Menikam Perusak Rumahnya

26 Mei 2018

Ilustrasi penusukan. pakistantoday.com
Di Papua, Seorang Prajurit TNI Menikam Perusak Rumahnya

Prajurit TNI menikam seorang warga kampung yang diduga merusak rumah tinggalnya.


Begini Kronologi Anggota TNI Serda WS Pukul Polisi Bripda Yoga

12 Agustus 2017

Seorang anggota TNI AD, Serda WS memukuli Polantas Polresta Pekanbaru, Bripda Yoga Vernando, Kamis, 10 Agustus 2017, di Pekanbaru. Insiden ini terekam kamera. Kini video aksi itu viral di media sosial. (youtube.com)
Begini Kronologi Anggota TNI Serda WS Pukul Polisi Bripda Yoga

Bripda Yoga Vernando mengatakan pemukulan yang dilakukan Serda WS kepadanya terjadi saat ia tengah berpatroli.


Polisi Korban Pemukulan Serda WS Dapat Penghargaan karena Sabar

12 Agustus 2017

Seorang anggota TNI AD, Serda WS memukuli Polantas Polresta Pekanbaru, Bripda Yoga Vernando, Kamis, 10 Agustus 2017, di Pekanbaru. Insiden ini terekam kamera. Kini video aksi itu viral di media sosial. (youtube.com)
Polisi Korban Pemukulan Serda WS Dapat Penghargaan karena Sabar

Yoga dinilai berdedikasi tinggi serta dianggap ikhlas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan raya.


Viral, Video 2 Personel TNI AU Berseteru

12 Agustus 2017

Ilustrasi perkelahian/kekerasan/penganiayaan. Shuttertock
Viral, Video 2 Personel TNI AU Berseteru

Dua personel TNI Angkatan Udara berkelahi di Lembaga Kesehatan Gigi dan Mulut (Lakesgilut) TNI AU, Pondok Gede, Jakarta Timur.


TNI Pukul Polisi, Jenderal Gatot Nurmantyo Minta Maaf ke Polri

11 Agustus 2017

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) berbincang dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo seusai Rapat Koordinasi Program Penertiban Impor Beresiko Tinggi di Kantor Ditjen Bea Cukai, Jakarta, 12 Juli 2017. Tempo/Tony Hartawan
TNI Pukul Polisi, Jenderal Gatot Nurmantyo Minta Maaf ke Polri

Terkait insiden anggota TNI pukul polisi lalu lintas, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta maaf kepada Polri.


Serda WS Anggota TNI Pemukul Polisi Masuk Sel Isolasi

11 Agustus 2017

ilustrasi pemukulan. tbo.com
Serda WS Anggota TNI Pemukul Polisi Masuk Sel Isolasi

Serda WS dimasukkan ke sel isolasi Denpom TNI AD Pekanbaru.


Alami Depresi, Serda WS Sedang Proses Rawat Jalan

11 Agustus 2017

ilustrasi pemukulan. tbo.com
Alami Depresi, Serda WS Sedang Proses Rawat Jalan

Selama dalam upaya penyembuhan, Serda WS selalu didampingi


oleh rekannya


Serda WS Juga Pernah Pukul Polisi di Padang  

11 Agustus 2017

Seorang anggota TNI AD, Serda WS memukuli Polantas Polresta Pekanbaru, Bripda Yoga Vernando, Kamis, 10 Agustus 2017, di Pekanbaru. Insiden ini terekam kamera. Kini video aksi itu viral di media sosial. (youtube.com)
Serda WS Juga Pernah Pukul Polisi di Padang  

Aksi Serda WS memukuli Polantas Polresta Pekanbaru terekam
kamera.