Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Simetri

Oleh

image-gnews
Iklan
SATU nyawa untuk satu nyawa, sebiji mata untuk sebiji mata, sepotong gigi untuk sepotong gigi. Menuntut balas adalah keinginan yang tua umurnya, sejak Musa dan Mahabharata, dan sering membangun sebuah cerita yang memikat. Ada suspens karena ada yang menuntut penyelesaian. Seperti Hamlet, seperti film silat Hong Kong. Ternyata manusia punya ingatan dan ia membutuhkan sebuah simetri kekerasan. Simetri itu sering kali kita beri nama yang sulit, yaitu keadilan. Tetapi pada hemat saya, keadilan adalah satu hal, pembalasan adalah hal lain. Keadilan tak dengan sendirinya menuntut persamaan rasa sakit, persamaan keganasan, atau bahkan persamaan perlakuan baik. Keadilan mendorong keinginan untuk memperbaiki keadaan bersama, agar penderitaan tak ada. Keadilan mendasarkan diri pada sikap memandang bahwa "kebersamaan" itu mengandung syukur. Sering, demi keadilan, orang terbawa untuk menekankan "kesamaan antarmanusia". Namun kita tahu bahwa "kesamaan" tak identik dengan "kebersamaan", dan "manusia" tak identik dengan "puak". Bima, dalam Mahabharata, bisa jadi tokoh cerita keadilan tapi juga cerita pembalasan puak. Apa yang ditegakkan oleh Bima sebenarnya ketika ia menghantam hancur paha Kurupati dalam pertempuran terakhir? Bukan keadilan. Kurupati memang dulu telah mengusir dan mencoba membinasakan para Pandawa dengan api. Tetapi bila perang Barata dilihat sebagai tindakan menuntut balas, dan bukan sebuah ikhtiar untuk membebaskan para Pandawa—yaitu para korban—dari kesewenang-wenangan, maka pertempuran itu hanya mengasyikkan sebagaimana juga ia absurd, tak punya makna. Bahkan yang dihadirkan di sana bukanlah sebuah simetri. Rasa sakit yang diderita Kurupati tak ada hubungannya dengaan rasa sakit Bima: bahkan tak ada dari kelima Pandawa itu yang dulu diperlakukan demikian oleh orang Kurawa. Dibuang 13 tahun di hutan memang penderitaan yang panjang bagi para pangeran itu, tetapi sebetulnya perkaranya bisa dianggap beres seandainya Pandawa, yang menang dalam perang, kembali ke tahta mereka tanpa menganiaya seorang Kurawa pun. Tetapi bila sang korban telah berhenti menjadi korban pada saat ia menjadi algojo terhadap orang yang dulu mengorbankannya, peralgojoan akan terus saja ada, dan korban akan terus saja ada. Hanya posisi yang berubah. Bahkan simetri di sini hanya ilusi. Sebab, manakah yang lebih pedih: Drupadi yang dipermalukan di balairung perjudian oleh Dursasana, ataukah kematian Dursasana yang darahnya ditenggak oleh Bima bertahun-tahun kemudian? Kita memang marah sebagaimana Bima marah melihat bagaimana sewenang-wenangnya pangeran Kurawa itu ketika ia merasa sudah punya hak atas Drupadi: ia mencoba membuka kain perempuan itu dan menelanjanginya di depan umum dengan tawa kemenangan. Tetapi kita sebenarnya tahu bahwa bukan hanya Dursasana yang melanggar keadilan—bahkan bukan dia yang pertama melakukannya. Si tidak-adil yang paling awal adalah Yudistira, yang bermain judi, kalah, dan meletakkan putri yang diperistrikannya itu sebagai benda taruhan. Menyaksikan bagaimana Drupadi dinistakan, Bima bersumpah kelak akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya. Tapi ia tak berbuat apa-apa untuk menghukum Yudistira, kakaknya, anggota puaknya. Bagaimana kita bisa menganggap nepotisme ini sebuah tema keadilan? Perang Baratayuda akhirnya memang tak punya makna jika kita melihatnya sebagai kisah "satu nyawa untuk satu nyawa, sebiji mata untuk sebiji mata". Absurditas itulah yang memang membayang sebagai "sub-teks" Mahabharata: ada sebuah cerita ngeri yang diselundupkan (dan kemudian kita temukan dan kita terkejut) ke dalam sebuah cerita agung yang tampaknya berkisah tentang perjuangan antara yang mulia dan yang keji. Sebab, tatkala perang selesai dan begitu banyak orang terbunuh, para pangeran Pandawa akhirnya tak memperoleh sesuatu yang bisa dipertahankan. Satu hal yang kemudian mereka sadari adalah bahwa tahta Amarta tak bisa kekal. Generasi kedua Pandawa telah habis, gugur: Gatutkaca, Abimanyu…. Demikianlah, di bagian akhir Mahabharata, kelima orang yang menang itu—Yudistira, Bima, Arjuna, Sakula, dan Sadewa—berjalan ke Mahameru untuk menemukan mati. Juga neraka. Apa juga yang didapatkan Hamlet? Ia memang akhirnya menikam orang yang telah membunuh ayahnya secara khianat. Tetapi semuanya hancur dan punah: Ophelia, kekasihnya, telah mati lebih dulu; ibunya, Getrude, meminum racun dari gelas yang salah; dan juga ia sendiri tertikam pedang yang diisi warangan. Maka ada yang lebih brutal ketimbang adegan berdarah di akhir lakon itu. Hamlet hidup dengan amanat yang jatuh kepadanya dari hantu sang ayah—hantu yang datang dari dunia yang tanpa rasa sakit tapi mendorongnya untuk menyakiti orang lain dan menyakiti dirinya sendiri. Akhirnya semuanya sebuah kekosongan. Ketika korban menuntut balas dan jadi algojo, yang ada memang seakan-akan penyamaan: Gogon jadi sama dengan Gigin dalam mengalami kezaliman. Tetapi mempersamakan nasib bukanlah menegakkan keadilan. Apalagi bila Gogon dan Gigin di sini hadir bukan sebagai dirinya sendiri, tapi dianggap sama dengan anggota lain sebuah puak. Ada musala yang pecah kacanya, ada kabar angin bahwa masjid telah dibakar. Maka sejumlah gereja pun dihancurkan. Ada gereja dihancurkan, maka ribuan kilometer jauhnya dari sana, sejumlah masjid pun ganti dibasmi. Kita tak peduli lagi siapa yang melakukan, yang salah dan harus diberi pembalasan. Adakah Tuhan, yang tanpa rasa pedih, menghendaki kita, seperti Hamlet, punya obsesi untuk mempersamakan kepedihan? Jangan-jangan kita hidup dengan ide tentang simetri yang salah. Ketika kita menghantam gigi orang lain atas nama keadilan, justru ada yang hancur dalam nilai hakiki dalam keadilan—yaitu kebahagiaan dalam kebersamaan. Bukan gigi, bukan mata, bukan nyawa. Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

6 menit lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

8 menit lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.


Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

21 menit lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres pembangunan rumah susun (Rusun) ASN di di IKN rata-rata capai 40 persen.


Pesan Megawati untuk Kader yang akan Maju Pilkada 2024: Perkuat Kedisiplinan dan Kejujuran

34 menit lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dalam perayaan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024. PDI Perjuangan menggelar perayaan HUT ke-51 dengan mengusung tema 'Satyam Eva Jayate' alias kebenaran pasti menang yang dilaksanakan secara sederhana. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pesan Megawati untuk Kader yang akan Maju Pilkada 2024: Perkuat Kedisiplinan dan Kejujuran

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memimpin rapat konsolidasi menjelang Pilkada 2024 yang diikuti sejumlah kader.


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

38 menit lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Polda Banten Ungkap Perburuan Badak Bercula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Tetapkan 2 Tersangka dan 5 DPO

38 menit lalu

Anak badak bermain bersama induknya di Kebun Binatang Whipsnade. Spesies badak bercula 1 juga terdapat di wilayah Indonesia, salah satunya berada di Ujung Kulon, Banten. Dailymail
Polda Banten Ungkap Perburuan Badak Bercula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Tetapkan 2 Tersangka dan 5 DPO

Kepala Bidang Humas Polda Banten Kombes. Didik Hariyanto menyatakan dua orang telah menjadi tersangka dalam kasus perburuan badak bercula satu.


Hammersonic 2024 Segera Digelar, Ada Lamb of God hingga Yngwie Malmsteen

38 menit lalu

Aksi para
Hammersonic 2024 Segera Digelar, Ada Lamb of God hingga Yngwie Malmsteen

Hammersonic adalah festival musik metal terbesar se-Asia Tenggara yang diadakan setiap tahun di Jakarta. Siapa saja line up tahun ini?


Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

38 menit lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional


Proyek IKN Tetap Jadi Prioritas Prabowo-Gibran, TKN Pastikan 8 Program Unggulan Masuk RAPBN 2025

47 menit lalu

Proyek IKN Tetap Jadi Prioritas Prabowo-Gibran, TKN Pastikan 8 Program Unggulan Masuk RAPBN 2025

Proyek Ibu Kota Nusantara atau IKN tetap menjadi prioritas dalam RAPBN 2025 ketika pemerintahan Prabowo-Gibran resmi berjalan.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

50 menit lalu

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.