Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memutus Gerontokrasi Partai

image-profil

image-gnews
Iklan

Wasisto Raharjo Jati, peneliti di Pusat Penelitian Politik-LIPI

Kepemimpinan partai politik di Indonesia semakin lama mengarah ke pengkultusan figur ketua umum. Premis tersebut setidaknya telah dibahas oleh berbagai analis yang menyebutkan bahwa kaderisasi partai politik macet sehingga memunculkan pragmatisme politik dengan mengangkat pengusaha dan sanak famili elite partai menjadi pengurus partai. Dari situ, kemudian ditemukan dua penilaian mendasar mengenai macetnya kaderisasi partai politik.

Pertama, partai secara ekonomi-politik telah berkembang menjadi lembaga ekonomi semu yang menjadikan pengaruh politik maupun akses kebijakan sebagai komoditas politik bagi pengusaha. Kedua, partai, tidak lebih, diartikan sebagai relasi arisan keluarga inti, di mana mekanisme kerja organisasi sebuah partai tidak lebih dari sekadar pembagian fungsi antar-anggota keluarga.

Kedua tesis itulah yang kini melanda dalam institusionalisasi maupun kaderisasi partai politik di Indonesia sekarang ini. Kita bisa melihat banyaknya figur pengusaha yang masuk dalam pejabat teras partai karena kekuatan kapitalnya berkontribusi terhadap eksistensi dan survivalitas partai dalam arena kontestasi politik. Adapun masuknya sanak famili sendiri adalah bagian kooptasi figur untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin teras partai sehingga nantinya pucuk pimpinan partai hanya bersirkulasi dalam relasi keluarga inti, tanpa harus berpindah ke figur orang lain.

Adanya logika pragmatis yang telah programatik dalam tubuh kepartaian sekarang ini mengindikasikan bahwa esensi partai sebagai artikulator aspirasi publik sudah semakin hilang. Maka, tidaklah mengherankan apabila rilis berbagai lembaga survei sendiri menempatkan kredibilitas publik terhadap partai politik sudah semakin menipis, dengan berbagai skandal kasus korupsi politik yang mendera. Ditambah lagi, struktur dan kontur partai yang tidak lagi advokatif terhadap isu publik karena seringnya partai tetap menjaga kursi kekuasaan maupun kunci anggaran. Maka, tidaklah mengherankan apabila wajah partai sekarang ini tidak lebih dari sekadar perusahaan mini keluarga.

Akar dari kaderisasi dan institusionalisasi partai sekarang ini adalah masih kuatnya patronase elite tua dalam tubuh partai politik. Dalam berbagai klausul, kita bisa melihat masih kuatnya hegemoni elite dalam tubuh partai politik dibandingkan dengan majunya arus kaderisasi partai politik dari bawah. Elite bisa diartikan dari famili maupun kapitalis yang bercokol dalam tubuh partai tersebut. Hal itu terjadi lantaran era kepartaian kita telah mengarahkan kepada era catch-all party, yang menuntun partai secara tidak langsung berkembang menjadi partai yang tidak ideologis lagi karena lebih berupaya pada pengejaran kepentingan akumulasi suara dan kuasa, baik di tingkat legislatif maupun eksekutif.

Sebenarnya, pengerucutan partai menjadi partai keluarga atau partai kapitalis sudah terjadi semenjak pemilu langsung diterapkan pada 2004. Saat itulah kemudian partai politik berpikir bahwa eksistensi dalam kancah politik ditentukan dalam dua poin, yakni kapital dan figur. Kapital dibutuhkan karena tuntutan sistem elektoral yang mengharuskan peran kampanye dilakukan secara maksimalis dan masif untuk bisa menjangkau seluruh segmentasi pemilih. Figur dibutuhkan untuk memperkuat citra partai agar bisa lebih populis dan afirmatif di tingkat bawah masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua gejala inilah yang lazim disebut sebagai gerontokrasi politik. Fenomena politik yang mengisyaratkan adanya degradasi politik dari sebuah partai ketika fungsi kaderisasi tidak berjalan dengan baik. Gerontokrasi sendiri terjadi lantaran partai tidak bisa mengaktualisasi diri secara organisatoris sebagai lembaga publik, melainkan berkembang menjadi lembaga privat semata. Kondisi tersebut dapat ditelusuri dari motivasi pembentukan partai itu sendiri.

Dalam pengalaman demokrasi liberal sendiri, pembentukan partai politik itu sendiri diartikan sebagai bentuk perjuangan ideologis untuk mencapai orientasi politik tertentu. Hal ini bisa kita temui dari beragam corak identitas maupun ideologi politik yang mewarnai tumbuhnya partai politik di sana, di samping juga memiliki akar massa yang kuat. Sementara itu, jika dibandingkan, kasus terbentuknya partai politik di negara berkembang sendiri lebih disebabkan oleh adanya kekuatan figur dan kapital.

Yang disesalkan dari bercokolnya gerontokrasi dalam tubuh partai adalah matinya suksesi kaum muda untuk menjadi pemimpin partai. Kemunculan politikus muda dalam tubuh partai sekarang ini merupakan bagian dari pola kaderisasi peer group yang dilakukan oleh elite senior sehingga kemudian terjadilah politik balas budi dalam tubuh partai politik. Dengan adanya pola patronase yang ditekankan dan diwajibkan hadir dalam bentuk kaderisasi partai, kondisi tersebut menjadikan gerak ideologi politikus muda tidak berkembang secara maksimal.

Pada akhirnya kemudian, tidak ada kebaruan yang muncul dalam wajah partai politik jikalau politikus muda tidak diberi ruang bergerak bebas dan pola gerontokrasi masih tetap berjalan. Akibatnya, partai politik dalam menapaki jalan kompetisi akan semakin sulit jikalau partai tidak bisa fleksibel di akar rumput mencari suara dengan dukungan orang muda di dalamnya.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rencana Tiga Partai Politik Pendukung Anies Baswedan Bahas Cawagub

3 hari lalu

NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta dalam Pilgub Jakarta 2024. Tempo/CiciliaOcha
Rencana Tiga Partai Politik Pendukung Anies Baswedan Bahas Cawagub

PKS, PKB, dan NasDem akan membahas bersama bakal cawagub dari Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. Bagaimana sikap awal ketiga partai politik ini.


Sederet Elit Partai Politik di Acara Hari Lahir PKB tanpa Jokowi

3 hari lalu

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyampaikan pidato politik dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) dengan mengangkat tema
Sederet Elit Partai Politik di Acara Hari Lahir PKB tanpa Jokowi

Para ketua umum partai politik menghadiri hari ulang tahun PKB. Presiden Jokowi tak hadir di acara PKB ini.


Anggota Partai Politik Dominasi Komisioner Badan Pemeriksa Keuangan

18 hari lalu

Sejumlah politikus kembali meramaikan seleksi calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
Anggota Partai Politik Dominasi Komisioner Badan Pemeriksa Keuangan

Kehadiran anggota partai politik di pendaftaran komisioner Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK menimbulkan kekhawatiran atas nasib auditor negara.


Dihadiri Banyak Wartawan, Megawati Sebut Acara PDIP Tetap Jadi Magnet Berita

21 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tiba di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2024. Foto: PDIP
Dihadiri Banyak Wartawan, Megawati Sebut Acara PDIP Tetap Jadi Magnet Berita

Megawati mengucapkan apresiasinya terhadap wartawan yang hadir di acara PDIP.


DPW PPP Bali Dorong Perubahan AD/ART untuk Buka Peluang Orang Luar Jadi Ketum

28 hari lalu

Kedua massa tersebut dari Front Kader Ka'bah Bersatu (FKKB) dan Front Kader Penjaga Partai (FKPP). Mereka berunjuk rasa mengenani kepemimpinan PLT Ketua Umum PPP Mardiono di depan Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Menteng, Jakarta Pusat, 14 Juni 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
DPW PPP Bali Dorong Perubahan AD/ART untuk Buka Peluang Orang Luar Jadi Ketum

Sebelumnya Wakil Ketua Umum PPP, Amir Uskara, mengatakan ada syarat khusus untuk menjadi ketua umum PPP. Pernah jadi pengurus di DPW atau di DPP.


PAN Gelar Rakernas Sabtu Lusa, Bahas Kongres hingga Pilkada

29 hari lalu

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersama delapan puluh kedua DPD dan sekertaris PAN se-Indonesia usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 10 Mei 2024. Zulhas membantah pertemuan dengan presiden terkait permintaan jatah kursi menteri. TEMPO/Subekti.
PAN Gelar Rakernas Sabtu Lusa, Bahas Kongres hingga Pilkada

Viva menyampaikan, PAN juga akan merevisi aturan partai. Menurut dia, pembahasan itu merupakan upaya menjunjung demokrasi di internal partai.


12 Syarat Jadi Komisioner KPK, Anda Berminat?

33 hari lalu

Ilustrasi KPK. TEMPO/Imam Sukamto
12 Syarat Jadi Komisioner KPK, Anda Berminat?

Indeks Persepsi Korupsi 2023 rilisan TII menunjukkan skor 34, merosot dari 110 menjadi 115. Siapa boleh jadi komisioner KPK?


Jokowi Bantah Bahas Pilkada dengan Pimpinan Parpol Akhir Mei Lalu

37 hari lalu

Presiden Jokowi menjelaskan tentang program pompanisasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di semua provinsi rawan kekeringan, seusai peninjauan ke Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu, 19 Juni 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Jokowi Bantah Bahas Pilkada dengan Pimpinan Parpol Akhir Mei Lalu

Jokowi membantah pernah membahas pilkada ketika bertemu dengan pimpinan parpol pemerintah, akhir Mei lalu. Berbeda dengan keterangan Zulkifli.


Gerak Cepat Bobby Nasution Dekati Partai Politik untuk Pilgub Sumut, Apa Saja Parpol yang Didekati Mantu Jokowi?

49 hari lalu

Wali Kota Medan Bobby Nasution usai menjalani Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) bakal calon gubernur Sumatera Utara di DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Senen, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyatakan Bobby lulus dalam UKK calon gubernur Sumatera Utara. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Gerak Cepat Bobby Nasution Dekati Partai Politik untuk Pilgub Sumut, Apa Saja Parpol yang Didekati Mantu Jokowi?

Wali Kota Medan Bobby Nasution gercep mendekati sejumlah partai politik untuk mendukung dirinya maju di Pilgub Sumut 2024.


Diberikan Izin Usaha Pertambangan, Ini 13 Larangan yang Harus Dipatuhi Ormas Keagamaan

51 hari lalu

 NU dan Muhammadiyah. Wikipedia-Muhammadiyah
Diberikan Izin Usaha Pertambangan, Ini 13 Larangan yang Harus Dipatuhi Ormas Keagamaan

ormas keagamaan mendapatkan izin usaha pertambangan dari Jokowi. Berikut 13 larangan ormas, termasuk ormas keagamaan.