Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiri

Oleh

image-gnews
Iklan
ADA mystique di dalamnya, ada politiquedi dalamnya. Dengan itu kita berbicara tidak hanya tentang Gereja Katolik, tapi juga tentang komunisme. Dalam surat terakhir yang ditulis seorang tokoh novel The Comedians Graham Green, itulah yang dikatakan waktu ia jelaskan kenapa ia kagum kepada gerakan kiri itu.

Mystique berkait dengan pesona. Di Indonesia, mystique itu bertambah karena sejarah. "Kiri" telah jadi semacam label yang memukau kalangan cendekiawan dan anak muda: ada sesuatu yang "tidak biasa" di sana, ada keberanian, perlawanan, kebandelan, sesuatu yang seksi. Orang tua boleh merasa jeri, tuan dan nyonya boleh terus waswas, bapak boleh terus tertib dan membosankan. Tapi justru sebab itu—untuk memberontak dan mengusik yang nyaman, untuk mengguncang yang terlena dan tak peduli dunia di luar pintu—jadi "kiri" memberi rasa bangga tersendiri. "Kanan", sebaliknya, dirasakan sebagai cemooh.

Apalagi karena yang "kiri" dikaitkan dengan Marxisme-Leninisme, apalagi karena Marxisme-Leninisme itu barang terlarang (dan tiap barang terlarang adalah barang yang merangsang), apalagi karena "bahaya PKI" selalu didengung-dengungkan seakan-akan dialah kekuatan rahasia yang tak kunjung kalah.

Tetapi tentu tak hanya sebab itu "kiri" jadi menarik. Juga tak salah untuk terpesona. Magiot, tokoh dalam The Comedians itu, punya alasan yang layak didengar: "Orang Katolik dan orang Komunis pernah berbuat kejahatan besar, tapi setidaknya mereka tak cuma berdiri di pinggir… dan acuh tak acuh."

Mungkin itu yang bisa dikatakan tentang ciri ke-kiri-an: mereka yang tak cuma berdiri di pinggir ketika "kaum yang lapar, kaum yang terhina" yang disebut dalam lagu Internationale itu sedang dirantai, tak hanya berdiri acuh tak acuh ketika kemerdekaan sedang dibabat.

Tetapi tentu saja kini ada beberapa persoalan besar yang belum terjawab. Marxisme-Leninisme, dengan segala mystique dan politique-nya, gagal membangun jalan ke pembebasan yang dimimpikan rakyat bertahun-tahun. Di Polandia, seperti hampir di seluruh Eropa Timur, yang terjadi ialah tumbangnya kekuasaan "kediktatoran proletariat" oleh pemberontakan kaum proletariat. Dan tak cuma itu: kemudian kita pun lihat bagaimana organisasi buruh yang tampil memimpin negeri itu dengan cepat menswastakan perusahaan-perusahaan publik—dan kapitalisme pun lahir, berkembang, seperti tak akan terkalahkan.

Kenapa? Kenapa "kediktatoran proletariat" itu akhirnya jadi "kediktatoran atas proletariat"—suatu hal yang sebenarnya sudah diperingatkan oleh Rosa Luxemburg ketika tokoh besar sosialisme Jerman itu mengkritik partai yang dibangun Lenin? Bukankah terbukti benar buku Milovan Djilas, Kelas Baru, yang 45 tahun yang lalu dicerca habis-habisan oleh kaum Kiri, karena tokoh komunis Yugoslavia itu mengungkapkan transformasi para fungsionaris Partai jadi tuan-tuan yang hidup lezat di atas kaum pekerja? Benarkah eksploitasi manusia oleh manusia hanya bisa diterangkan dengan teori "nilai-lebih", hingga hanya mereka yang bermodal yang bisa mengisap?

Pertanyaan itu bisa ditambah sampai panjang daftarnya. Sebuah sosialisme yang menyebut diri "sosialisme ilmiah" seharusnya mampu mengusahakan jawab yang bisa diperdebatkan dengan serius. Tapi kesulitan telah timbul karena ajektif "ilmiah" di situ berbau positivisme yang tajam: "ilmiah" berarti "pasti betul".

Di zaman ini, positivisme itu menggelikan. Ketika ilmu pengetahuan semakin rumit, kita tahu bahwa justru kata "ilmiah" berarti bertolak dari kemungkinan untuk salah. Justru dengan mengakui kemungkinan itu, sebuah teori menuntut verifikasi dan sifat ilmiah itu menjadi sah. Tapi ketika akhirnya teori Marxis bersikap "pasti betul", tiap pertanyaan pun mengganggu, tiap keraguan jadi bidah. Yang tersisa hanya jawab yang final. Dan ketika jawab itu merasa sanggup menyahut segala perkara—dari soal land reform sampai dengan soal puisi, dari soal fisika sampai dengan soal politik luar negeri—ia pun tak bisa menjelaskan kenapa ia sampai bisa keliru begitu jauh.

Sebenarnya, bagi mereka yang "tidak cuma berdiri di pinggir" ketika pengisapan harus dilawan, kekeliruan apa pun tak butuh para apologis. Di tengah jalan pembebasan yang tak sederhana, salah teori adalah bagian dari laku. Dan ketika menjadi "Kiri" yang tak lagi sikap yang dramatis, dan mystique itu susut, yang dipertaruhkan tinggal politique. Dengan kata lain, yang dipertaruhkan adalah tindak dalam kancah kebersamaan.

Barangkali akhirnya "Kiri" yang berani adalah "kiri" yang berangkat melawan penderitaan tanpa bekal kebenaran, tapi penuh dengan kecintaan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

2 menit lalu

Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka masih hadir di kantor Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 24 April 2024, usai penetapan oleh KPU kemarin. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.


Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 menit lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai NasDem menyatakan bakal menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Prabowo dan Gibran. Begini jejak politik NasDem dalam Pilpres 2024.


Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

8 menit lalu

Tersangka Galih Loss (tengah) dihadirkan saat keterangan pers pegungkapan kasus penistaan agama atau ujaran kebencian oleh konten kreator Galih Nova Aji di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 April 2024. Tersangka Galih Nova Aji atau pemilik akun sosial media Galih Loss ditahan karena kasus pendistribusian konten vidio yang menyinggung SARA dan menimbulkan rasa kebencian dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.


Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

12 menit lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.


Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

14 menit lalu

Barang bukti berbagai jenis narkoba diperlihatkan saat rilis pengungkapan kasus narkotika di Mapolda Metro Jaya, Selasa, 12 Juli 2022. Selama tiga bulan kebelakang, Polda Metro Jaya menyita barang bukti berupa 86,27 kilogram sabu, 241 gram heroin, 135 butir eksrasi, empat kilogram ganja, dan 202 gram tembakau sintetis. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

14 menit lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

15 menit lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Syarat Timnas Indonesia Lolos Olimpiade Paris 2024, Peluang Kian Terbuka Usai Maju Semifinal Piala Asia U-23 2024

15 menit lalu

Timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Tim Humas PSSI
Syarat Timnas Indonesia Lolos Olimpiade Paris 2024, Peluang Kian Terbuka Usai Maju Semifinal Piala Asia U-23 2024

Piala Asia U-23 2024 menjadi salah satu ajang kualifikasi untuk mendapatkan tiket ke Olimpiade Paris 2024.


5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

18 menit lalu

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.


10 Rekomendasi Tempat Wisata Instagramable di Purwakarta

19 menit lalu

Seorang wisatawan menikmati pemandangan Waduk Jatiluhur dari Sasak Panyawangan, Gunung Bongkok, Purwakarta. Sasak Panyawangan merupakan destinasi wisata baru di Purwakarta. Tempo/Rully Kesuma
10 Rekomendasi Tempat Wisata Instagramable di Purwakarta

Akhir pekan, Anda bisa mengunjungi wisata di Purwakarta yang memiliki wisata alam indah. Berikut tempat wisata di Purwakarta.